Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Kamis, 30 Mei 2024

Esai 6 psikologi Inovasi : "Lakukan Perubahan Diri" Puji Astutik (21310410164)

 

 PERUBAHAN DIRI LEWAT OLAHRAGA JOGGING

YANG MURAH DAN MUDAH

Puji Astutik

NIM : 21310410164

Esai 6 : Lakukan Perubahan Diri

Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA


Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis (Djaali, 2015). Sekitar 7 tahun lalu ketika masih di Jakarta saya punya aktivitas cukup padat namun kebiasaan cukup baik . Saya mengisi hari libur di akhir pekan dengan aktivitas fisik berjalan kaki di sekitaran kost atau mengikuti kegiatan lain dari satu tempat ke tempat lain yang mengharuskan berjalan kaki setelah naik trans Jakarta atau bis kecil yang saya tumpangi sehingga otomatis terjadi aktivitas gerak tubuh. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi sekarang, lima tahun tinggal di jogja dengan rutinitas cukup padat dari pagi hingga sore ditambah  jadwal kuliah membuat saya jarang melakukan aktivitas gerak ataupun berolahraga. Hari liburpun diisi dengan beristirahat atau mengerjakan tugas kuliah/pekerjaan. Capek dan kurang waktu yang menjadi tameng alasan saya.  

Kurangnya aktivitas gerak ini ternyata menimbulkan permasalahan. Pertama dari lonjakan berat badan yang sempat mencapai 60 kg dalam kurun 5 tahun terakhir, sekarang 57 kg. Padahal dahulu berat badan stabil di angka 47-49 kg. Kondisi fisik juga lebih mudah lelah, mudah mengantuk, dan kurang fokus. Saya menyadari bahwa aktivitas fisik ini ternyata berpengaruh pada kondisi fisik dan psikologis saya. Secara umum waktu yang dihabiskan untuk melakukan aktivitas fisik tidak hanya terkait dengan tubuh yang lebih sehat tetapi juga dengan pikiran yang lebih sehat (Hilman et al., 2008). Hal ini mendasari saya untuk berubah ke arah lebih baik. Perubahan bukanlah suatu hal yang bisa ditunggu namun merupakan kesempatan yang diambil lalu diniatkan dan diusahakan dengan komitmen kuat. Perubahan merupakan suatu kesempatan serta peluang untuk menuju ke arah yang lebih baik sehingga setiap individu harus memiliki kemampuan dan dapat mengantisipasi serta menghadapi perubahan itu sendiri (Mahdadela, 2017).

Bentuk perubahan atau inovasi diri yang saya lakukan adalah mulai membentuk kebiasaan perilaku jogging. Inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau barang hasil produksi, tetapi juga mencakup sikap hidup, perilaku, atau gerakan-gerakan menuju proses perubahan di dalam segala bentuk tata kehidupan masyarakat (Pervaiz K. Ahmed and Charles D. Shepherd, 2010). Saya memilih jogging karena murah, mudah dan waktunya fleksibel.

Berikut adalah laporan dan rincian kegiatan jogging yang saya lakukan selama 8 minggu terakhir ini beserta suka dukanya. Jogging saya lakukan 1 x dalam seminggu.

Tabel 1: Laporan Kemajuan Kegiatan Jogging       

M

1

2

3

4

5

6

7

8

W

60

67

64

70

72

70

69

72

J

3

3,2

3,1

3,3

3,4

3,4

3,3

3,5

Catatan: M = Minggu ke-n, W = Waktu dalam menit, J = Jarak dalam Km.



Jogging 1 : Kamis, 4 April 2024 pukul 05.05-06.05 jarak 3 km. Rute dari kost di jl Kalimantan-Jl Nglempongsari. Saat jogging pertama ini sebenarnya cukup enggan karena momen puasa rasanya tidak ingin melakukan aktivitas fisik namun malam sebelumnya terpacu oleh semangat dari dosen kami, ibu Arundati Shinta bahwa puasa bukan merupakan penghalang. Saya jogging dengan banyak diselingi jalan karena masih belum begitu kuat untuk pernafasan.  Setelahnya di hari yang sama saya melakukan push up 5 kali.

Jogging 2 : Jum’at, 12 April 2024 pukul 04.50-05.57 jarak 3,2 km. Saya lakukan saat momen setelah lebaran di Ngawi. Rutenya dari rumah saya di dsn bayem taman sampai gereja Jawi Wetan di dsn mojorejo. Pada jogging kedua ini saya ditemani ibu saya. Selain sebagai penyemangat, beliau saya minta untuk mengambil dokumentasi kegiatan jogging yang saya lakukan. Lingkungan desa yang asri membuat jogging kian menyenangkan. Meski saat jogging saya memakai pakaian gamis namun saya tidak kesulitan saat berlari dan bersemangat mengikuti ibu saya yang larinya lebih cepat. Setelahnya saya push up sebanyak 8 kali.

Jogging 3 : Sabtu, 20 April 2024 pukul 05.15-06.19 jarak 3,1 km. Rute jl Kalimantan-Haus Jl Palagan. Pada jogging kali ini kondisi belum sepenuhnya fit setelah sakit kurang lebih 5 hari. Namun saya memaksa diri berolahraga karena saya sadar kegiatan perubahan ini perlu komitmen dan tentunya dengan harapan akan membuat kondisi badan menjadi lebih fit. Saya jogging dengan beberapa kali jeda untuk berjalan. Setelahnya di kost saya push up sebanyak 11 kali.

Jogging 4 : Sabtu, 27 April 2024 pukul 05.10-06.20 jarak 3,3 km. Rute jl Kalimantan-Indomart Jl Palagan. Pada jogging ini, benar-benar harus melawan rasa capek karena aktivitas pekerjaan dan kuliah pada pekan itu yang padat, namun mengingat bahwa kegiatan ini tidak boleh terputus. Jogging diselingi jeda berjalan kaki beberapa kali dan rasanya tentu saja cukup lelah. Setelah jogging saya push up sebanyak 14 kali.

Jogging 5 : Jum’at, 3 Mei 2024 pukul 05.00-06.12 jarak 3,4 km. Rute jl Kalimantan-Toko Prestasi Jl Palagan. Pada jogging kali ini, lebih merasa ringan karena sudah melakukannya beberapa kali. Rasanya tidak seberat saat awal-awal serta belum bisa full jogging masih diselingi berjalan. Setelah jogging push up sebanyak 17 kali.

Jogging 6 : Kamis, 9 Mei 2024 pukul 04.50-06.00 jarak 3,4 km. Rute jl Kalimantan-Toko Prestasi Jl Palagan. Jogging kali ini saya lakukan lebih pagi jadi kondisi jalanan masih sepi dan udara sangat segar. Jogging masih diselingi jeda berjalan. Di hari yang sama push up 20 kali.

Jogging 7 : Kamis, 16 Mei 2024 pukul 05.20-06.29 dengan jarak 3,3 km. Rute jl Kalimantan-Indomart Jl Palagan . Masih belum full jogging masih diselingi berjalan beberapa kali saat lelah. Setelahnya push up sebanyak 23 kali.

Jogging 8 : Kamis, 23 Mei 2024 pukul 05.10-06.22 dengan jarak 3,5 km. Rute jl Kalimantan-Jembatan dekat Superindo Palagan. Pada jogging kali ini rasanya semakin ringan bagi saya meski masih ada jeda berjalan. Bisa menikmati udara dan kondisi pagi yang tenang dan sejuk rasanya menyegarkan. Setelahnya di hari yang sama push up sebayak 26 kali.

Perubahan diri yang saya lakukan selama 8 minggu secara konsisten ini sangat berkaitan dengan psikologi inovasi. Dalam psikologi inovasi cara untuk inovatif adalah berani beresiko (berubah). Pada kegiatan jogging secara konsisten ini saya berani melawan rasa malas setiap pagi untuk perubahan diri lebih positif dibanding masa lampau. Dampak perubahan paling jelas adalah kesadaran saya untuk benar-benar ingin melanjutkan kegiatan ini minimal 1 x setiap minggunya. Saya juga merasa lebih bugar dengan kondisi mood, pikiran serta kualitas tidur yang lebih baik di hari saya jogging. Jogging bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh serta meredakan stress (Sari et al., 2020). 

 

Daftar Pustaka

Ahmed, Pervaiz K, & Shepherd, Charles D. (2010). Innovation Management. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Djaali. (2015). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Hilman CH, Erickson KI, Kramer AF. (2008). Be smart, exercise your heart: Exercise effects on brain and cognition. Nature Reviews Neurroscience, 9(1) : 58-65

Mahdadela. (2017). Perubahan Perilaku Masyarakat Dalam Kesejahteraan Sosial. Jurnal Sosiamedia, 1(1), 77-79.

Sari, A. S., Wibowo, A. T., & Gupita, E. C. (2020). Workout From Home Sebagai Aktivitas Mahasiswa Menjaga Kebugaran Jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani (Jpj), 1(2).

 

 

 

 

Rabu, 29 Mei 2024

Essay 6 - Melakukan Perubahan Diri - Yosy Tri Aprian

 

Tugas Psikologi Inovasi

Essay 6 : PERUBAHAN DIRI SECARA POSITIF

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA





Disusun Oleh

 

Yosy Tri Aprian

21310410188

SJ


Perubahan diri menuju arah yang lebih positif adalah tujuan yang diidamkan banyak orang. Salah satu cara saya yang efektif untuk mencapai perubahan ini adalah melalui aktivitas fisik, seperti jogging. Jogging bukan hanya berdampak positif pada kesehatan fisik, tetapi juga memiliki efek yang signifikan terhadap kesejahteraan mental. Dalam esai ini, saya akan menguraikan pengalaman pribadi melakukan jogging selama 10 minggu berturut-turut dengan peningkatan jarak setiap minggunya. Selain itu, saya juga akan menjelaskan bagaimana pengalaman ini terkait dengan psikologi inovasi.

Pada minggu pertama, saya memulai dengan jarak yang relatif pendek, sekitar 4 kilometer dalam 1 jam. Tujuan utama saya adalah membangun kebiasaan dan mengukur kemampuan awal. Suka di minggu ini adalah perasaan antusiasme dan semangat untuk memulai sesuatu yang baru. Namun, dukanya termasuk rasa lelah yang berlebihan dan otot-otot yang terasa kaku.

Minggu kedua, jarak saya tingkatkan menjadi 4,5 kilometer. Tubuh mulai beradaptasi dengan rutinitas baru ini, meskipun rasa lelah masih cukup terasa. Di minggu ini, saya mulai merasakan manfaat psikologis, seperti peningkatan suasana hati dan rasa pencapaian setiap kali berhasil menyelesaikan sesi jogging saya.

Pada minggu ketiga, jarak saya tingkatkan lagi menjadi 4,7 kilometer. Tubuh saya mulai menunjukkan peningkatan daya tahan, dan jogging menjadi lebih lancar. Sukanya adalah melihat kemajuan yang nyata dan merasa lebih bugar. Dukanya, adaptasi tubuh terhadap jarak yang lebih jauh membutuhkan energi lebih banyak, menyebabkan kelelahan yang terasa cukup signifikan.

Minggu keempat, dengan jarak 4,8 kilometer, saya mulai menemukan ritme yang nyaman. Tantangan utama di minggu ini adalah mempertahankan konsistensi di tengah kesibukan harian, namun melihat peningkatan stamina saya memberikan suatu motivasi tambahan.

Minggu kelima dan keenam, jarak yang saya tempuh meningkat menjadi 5 dan 5,2 kilometer. Di titik ini, tantangan terbesar saya adalah hambatan mental. Menjaga motivasi untuk terus berlari dalam jarak yang lebih panjang memerlukan disiplin dan tekad yang kuat. Sukanya adalah merasakan pencapaian yang semakin besar dan kepuasan setelah setiap sesi selesai. Dukanya, ada hari-hari di mana rasa malas dan keinginan untuk berhenti cukup kuat saya rasakan.

Pada minggu ketujuh dan kedelapan, dengan jarak 5,4 dan 5,6 kilometer, saya merasakan peningkatan signifikan dalam kekuatan dan ketahanan tubuh. Setiap satu jam jogging menjadi momen introspeksi dan refleksi diri bagi saya. Sukanya adalah perasaan euforia setelah mencapai jarak yang lebih panjang dari yang pernah saya bayangkan. Dukanya adalah kelelahan yang terkadang membuat tubuh terasa berat untuk memulai kembali dihari esok.

Minggu kesembilan dan kesepuluh, saya mencapai puncaknya dengan jarak 5,9 dan 6 kilometer. Pada tahap ini, jogging sudah menjadi bagian integral dari rutinitas harian saya. Sukanya adalah saya merasakan transformasi total baik fisik maupun mental. Tubuh terasa lebih bugar, pikiran lebih jernih, dan perasaan pencapaian yang luar biasa. Dukanya sudah mulai berkurang, meskipun tantangan tetap ada dalam menjaga intensitas dan konsistensi.

Pengalaman 10 minggu jogging ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga mencerminkan prinsip-prinsip psikologi inovasi. Dalam psikologi inovasi, adaptasi dan konsistensi adalah kunci untuk mencapai perubahan positif. Menjalani rutinitas jogging secara konsisten menunjukkan bagaimana perubahan kecil namun berkelanjutan membawa transformasi besar bagi saya. Setiap peningkatan jarak setiap minggu mencerminkan pendekatan iteratif dalam inovasi, di mana kemajuan bertahap dan evaluasi berkelanjutan adalah kunci kesuksesan. Selain itu, tantangan dan hambatan yang saya hadapi selama proses ini mengajarkan pentingnya ketahanan mental dan fleksibilitas, yang merupakan elemen penting dalam inovasi. Kemampuan untuk terus maju meskipun ada rintangan mencerminkan daya tahan dan keberanian untuk keluar dari zona nyaman, yang sangat relevan dalam konteks psikologi inovasi.

Perjalanan 10 minggu jogging dengan peningkatan jarak setiap minggunya adalah pengalaman transformasional yang menggabungkan aspek fisik dan mental. Melalui komitmen dan konsistensi, saya tidak hanya meningkatkan kebugaran fisik tetapi juga mengembangkan ketahanan mental yang lebih kuat. Hubungan antara pengalaman ini dengan psikologi inovasi menunjukkan bagaimana perubahan bertahap dan konsisten dapat menghasilkan dampak yang signifikan dalam kehidupan kita.

 

Data Tabel dan Grafik Progres Jogging Saya Selama 10 Minggu

 

M

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

W

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

J

4

4,5

4,7

4,8

5

5,2

5,4

5,6

5,9

6

 

M  = minggu

W  = waktu (jam)

J    = jarak (Km)






Sabtu, 25 Mei 2024

ESSAI 6 PSIKOLOGI INOVASI PERUBAHAN DIRI: DIAN FADJARINI (21310410011)

 

ESAI 6 – Perubahan Diri

“AKTIVITAS JOGGING

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA

 

 



 

 

Oleh:

Nama: Dian Fadjarini

NIM: 21310410011

Kelas: Psikologi SJ

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

 

 

 

 

 

Perubahan merupakan esensi dari pertumbuhan yang terjadi pada seseorang (Hidayat, 2012). Seseorang tentu memiliki perubahan sebagai proses peralihan dalam hidupnya. Individu harus memiliki kemampuan untuk menerima sebuah perubahan, sebab Perubahan merupakan sebuah peluang untuk menuju arah yang lebih baik (Mahdadela, 2017). Dalam diri manusia perlu melakukan perubahan perilaku dalam kesehariannya. Perilaku diartikan sebagai bagian dari aktivitas seseorang (Skinner, 1938). Adapun hal-hal yang mendasari perubahan perilaku, yaitu: emosi, persepsi, motivasi, belajar, dan intelegensi (Pieter & Lubis 2017). Perubahan perilaku erat kaitannya dengan inovasi diri. Inovasi dapat memanfaatkan sekaligus mengeksplorasi perubahan sebagai sebuah peluang (Drucker, 2012). Inovasi tidak hanya tentang produk, alat, dan metode saja. Inovasi dapat dilakukan kepada diri sendiri sebagai sebuah perubahan dari perilaku dalam hidup sehari-hari. Melakukan hal-hal positif kepada diri sendiri dan meninggalkan kebiasaan buruk juga merupakan sebuah inovasi diri. Inovasi harus diwujudkan dalam bentuk yang nyata, tidak hanya sebatas ide. Adapun tujuan inovasi diantaranya: meningkatkan produktivitas, menghemat waktu, menghadirkan kenyamanan, efisien, meningkatkan ilmu (Makmur & Thahier, 2015).

Salah satu bentuk inovasi diri yang dapat dilakukan dalam keseharian adalah berolahraga. Selain bermanfaat bagi kesehatan fisik, Olahraga merupakan salah satu strategi yang dapat mengurangi stress dan masalah kesehatan mental (Zhang et al., 2022:1). Karena kesehatan merupakan harta yang paling berharga yang dimiliki, maka kesehatan perlu dijaga dengan baik (Atlet & Puslatcab, 2020). Namun dalam mewujudkan perilaku rutin berolahraga bukanlah suatu hal yang mudah. Terutama bagi orang yang tidak terlalu suka berolahraga seperti saya. Olahraga itu lelah, menguras tenaga dan waktu. Itu adalah persepsi awal saya tentang olahraga. Penyebab lainnya yaitu karena saya malas gerak. Biasanya saya berolahraga hanya sesuai mood saja. Jika mood sedang bagus untuk berolahraga, maka saya melakukannya dirumah dengan mengikuti arahan senam dari channel youtube. Melawan kemalasan adalah hal pertama yang dapat dilakukan untuk memulai perubahan diri. Adapun tahap perubahan diri yaitu: mencari pengetahuan, timbulnya sikap, dan mulai praktek (Irwan, 2017). Saya memulai perubahan diri dengan membiasakan diri untuk aktivitas fisik yaitu jogging. Hal ini sejalan dengan pendapat Walgito (dalam Koswanto, 2020) bahwa salah satu usaha pembentukan perilaku pada individu adalah dengan dilakukannya pengkondisian atau mengubah kebiasaan diri. Meskipun saya tidak memiliki target yang besar dalam permulaan jogging ini, namun saya melakukannya dengan senang hati. Saya memilih jogging sebagai bentuk perubahan diri karena sehat dan murah, tidak membutuhkan biaya hanya effort untuk sedikit rajin berjalan-jalan.  Aktivitas jogging ini saya lakukan setiap pagi dalam seminggu sekali dengan rute yang tidak terlalu jauh dari rumah saya. Saya menggunakan aplikasi untuk memantau berapa kilometer jarak yang telah saya tempuh dan waktu yang dibutuhkan.

Berikut adalah tabel kemajuan jogging yang sudah saya lakukan selama delapan minggu:

 

Minggu

1

2

3

4

5

6

7

8

Menit

60’

60’

60’

64’

65’

65’

63’

60’

Jarak(KM)

2,3

2,4

2,6

2,8

3,0

3,1

3,1

3,1

 

 



 

Meskipun belum ada kemajuan yang terlalu signifikan pada jogging, saya akan berusaha untuk rutin melakukannya sebagai salah satu wujud perubahan diri dalam hal menjaga kesehatan.

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka:

-          Antonius, Desvid & Pramono, Made. 2022. Survey Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Olahraga Rekreasi Di Taman Bungkul Surabaya. Jurnal Kesehatan Olahraga, 10(3), 31-66. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-kesehatan-olahraga/article/view/48019

-          Aprinda, Siti Liswah (2022) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku pada Klien di Yayasan Pusat Rehabilitasi Narkoba Ar-Rahman Palembang. Tesis Skripsi, UIN RADEN FATAH PALEMBANG. https://repository.radenfatah.ac.id/19588/