Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Jumat, 30 Juni 2023

Essay prestasi oleh Risa Jois Amara dalam kegiatan ramdhan "PSIKOLOGI BERBAGI"

 

Topik

Kegiatan psikologi berbagi yang di lakukan di  panti asuhan Al - Islam Babarsari, dan salah satu program kerja dari divisi sosial agama.

Sumber

Risa Jois Amara, Panti Asuhan Al-Islam Tambak Bayan, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 8 April 2023

Ringkasan

Psikologi berbagi adalah salah satu program kerja yang ada dalam divisi sosial agama di himpunan mahasiswa psikologi Universitas proklamasi 45, acara ini di selenggarakan pada saat bulan ramadahan dengan tema "berbagi kepedulian di bulan berka ramadhan", kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan rasa kepedulian kita terhadap orang yang membutuhkan dan kegiatan ini juga melibatkan bebrapa donatur dari luar. Saya sendiri sebagai koordininator lapangan yang bertugas untuk memastikan apa saja yang harus di persiapkan dalam hal barang, acara, perlengkapan untuk di panti asuhan, dan yang lainya. Kegiatan ini melibatkan semua anggota himpunan selain itu dalam kegiatan psikologi berbagi di dalamnya juga terdapat penyampaian materi yang di sampaikan oleh pembicara yang di undang.

Ringkasan

(Lanjutan)

Menjadi seorang korlap (koordinator lapangan) memang sedikit membingungkan, karena saya tidak terlalu mengerti dan paham apa yang harus di kerjakan pada awalnya, tetapi karena belajar maka akan terbiasa, dan di tambah banyak dorongan dari luar yang menolong. Acara tersebut berlangusng dengan sangat baik yang di mulai dari siang sampai buka bersama dan di akhiri dengan salat berjmaah di lanjut foto bersama yang meninggalkan jejak kebahagian di panti asuhan tersebut.

Permasalahan

 Kurangnya kemampuan dalam diri saya yang belum berani untuk mengambil semua tanggung jawab dalam kegiatan tersebut, sehingga masih harus di bantu oleh beberapa orang dan masih adanya perasaan tidak enak terhadap orang.

Opini

- Dengan adanya psikologi berbagi kita jadi tahu bahwa memberi itu tidak harus berupa materi saja, tapi ilmu yang di sampaikan bisa berguna untuk bekal nanti.

- Memberikan manfaat bagi anggota himpunan juga agar mengetahui kehidupan anak panti asuhan seperti apa dan kita juga bisa memebrika kebhagiian kepada mereka yang tidak mereka dapatkan.

Rabu, 21 Juni 2023

Essay prestasi atas nama Afni Ambar Sari 2231410124 pada olimpiade divya competitions yang diadakan pada 17 maret 2023 dan meraih penghargaan medali perunggu.


Topik

Olimpiade Divya Competion Indonesia cabang Bahasa Indonesia dan Biologi meraih medali Perunggu dan sertifikasi lengkap yang dilaksanakan pada 17 maret 2023

Sumber

Afni Ambar Sari Mahasiswi Psikologi , Universitas Proklamasi 45,Divya Competion Indonesia.

Ringkasan

Mencoba-coba hal baru yaitu tes kemampuan akademik dengan mencoba mempelajari bidang IPA dan Bahasa Indonesia ,Salah satu keinginan yang tercipta guna untuk meningkatkan mutu pengetahuan dan pendidikan serta pengalaman bagi saya itu sangat relevan dan penting karena saya suka menggali hal baru untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan usaha yang salah lakukan.

Ringkasan (Lanjutan)

Sebenarnya saya tidak terlalu berharap lebih untuk mendapatkan suatu nilai tinggi atau penghargaan yang besar dari suatu percobaan kompetisi ini ,tetapi mungkin saja ada feedback baiknya untuk mendapat suatu reward dari perjuangan pada percobaan belajar saya tersebut ,cukup kagum karena ktu juga termasuk pencapaian saya yang tidak terduga adanya.

Dengan keyakinan hati bahwasaya bisa melakukan dan mendapatkannya ternyata itu bisa membawa saya pada hasil yang maksimal meski dengan persaingan dan agak sedikit rumit untuk mengerjakan nya tetapi itu bukan suatu rintangan saya dalam bekerja dan berusaha.

Permasalahan

Kurangnya ketelitian menjadikan suatu soal itu salah ,karena ketelitian dalam membaca suatu berita atau persoalan itu harus dengan kejelian karena bisa merusak semuanya jika salah paham dengan artinya.

Opini saya

• Saya menerapkan untuk selalu mempelajari dan memperhatikan dengan teliti agar saya tidak salah dalam mengambil suatu jawaban.

•Saya juga melakukan tahap belajar memahami apa yang harus dilakukan dalam mempersiapkan dan menjaga nilai serta usaha saya itu menjadi baik dan benar

 




 

Selasa, 20 Juni 2023

Essay Prestasi psikologi sosial : Syahrul Rizqi 22310410077 : Menjadi Mc Di pengajian muda mudi Bersih desa

Nama : Syahrul Rizqi 

Nim    : 22310410077

Prodi  : Psikologi






Topik

Menjadi Mc di Pengajian bersih desa untuk pemuda dan pemudi adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman agama dan moralitas di kalangan pemuda dan pemudi desa Patoman Barat

Sumber

Syahrul Rizqi , Jawa timur Banyuwangi Desa Patoman Barat rt 01 rw 03 16 April 2023

Ringkasan

Pengajian Bersih Desa untuk Pemuda dan Pemudi merupakan sebuah inisiatif yang sangat baik untuk memajukan kebersihan dan kesadaran lingkungan di komunitas Desa Patokan Barat. Namun, dalam melaksanakan tugas sebagai MC dalam acara tersebut, saya juga menghadapi beberapa permasalahan dan tantangan yang perlu diatasi. Contohnya saja Kurangnya persiapan Untuk Menjadi Mc dan Belum Menguasai

1. Koordinasi dan Persiapan Acara:

Sebagai MC, saya menghadapi tantangan dalam melakukan koordinasi dan persiapan acara Pengajian Bersih Desa. Mulai dari menentukan jadwal, menghubungi pembicara, hingga memastikan kelancaran alur acara, semuanya memerlukan perencanaan yang matang. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana saya menghadapi tantangan ini dengan melakukan koordinasi yang efektif, komunikasi yang baik, dan persiapan yang teliti.

2. Menjaga Suasana Enerjik dan Interaktif:

Sebagai MC, penting bagi saya untuk menjaga suasana acara tetap energik dan interaktif. Tantangan yang muncul adalah bagaimana menghadirkan materi yang menarik, mengajak partisipasi pemuda dan pemudi, dan menjaga agar acara tidak monoton. Artikel ini akan menjelaskan strategi yang saya gunakan, seperti penggunaan humor, keterlibatan aktif hadirin, dan penggunaan teknik penyampaian yang menarik untuk menjaga suasana acara tetap hidup dan menyenangkan.

3. Menghadapi Tantangan Teknis:

Dalam setiap acara, tantangan teknis dapat muncul, seperti masalah teknis dengan peralatan suara, pencahayaan, atau multimedia. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana saya mengatasi tantangan ini dengan melakukan persiapan teknis sebelum acara, memiliki rencana cadangan, dan bekerja sama dengan tim teknis untuk memastikan kelancaran acara.

4. Mengatasi Tantangan Partisipasi:

Tantangan lain yang mungkin saya hadapi adalah kurangnya partisipasi dari pemuda dan pemudi dalam acara tersebut. bagaimana saya berusaha mengatasi tantangan ini dengan mengajak partisipasi aktif melalui pertanyaan, diskusi kelompok, atau kegiatan interaktif lainnya. Saya juga akan menyoroti pentingnya mengkomunikasikan manfaat dan tujuan acara kepada hadirin untuk meningkatkan motivasi mereka dalam berpartisipasi.

  

Ringkasan

(Lanjutan)

Sebagai MC dalam Pengajian Bersih Desa untuk Pemuda dan Pemudi, saya memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari inisiatif yang bertujuan untuk mempromosikan kebersihan dan kesadaran lingkungan di komunitas desa Patokan Barat. Artikel ini akan menggambarkan pengalaman saya sebagai MC dalam acara tersebut dan bagaimana inisiatif ini berperan penting dalam membangun kesadaran lingkungan di desa tersebut.

1. Peran MC dalam Acara Pengajian Bersih Desa:

Peran saaya sebagai mc di pengajian sudah menjadi ketiga kalinya saya menjadi mc di berbagai acara dan jadi melihat acara2 desa Ingin saya Menyalurkan ilmu Saya kepada Masyarakat desa. Dan saya Ingin berkontribusi bagi masyarakat Untuk Meneyelenggarakan Pengajian Tersebut

2. Menggugah Kesadaran Lingkungan melalui Pidato dan Presentasi:

Di acara tersebut saya menggunakan pidato dan presentasi sebagai MC untuk menggugah kesadaran lingkungan di kalangan pemuda dan pemudi. Saya akan berbagi informasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, praktik kebersihan pribadi, pengelolaan sampah, dan perlindungan sumber daya air. Melalui pidato dan presentasi yang interaktif, saya berharap dapat menginspirasi pemuda dan pemudi untuk menjadi agen perubahan dalam menjaga lingkungan.

3. Memotivasi Partisipasi

sebagai MC, saya berperan dalam memotivasi partisipasi dan aksi nyata dari pemuda dan pemudi. Saya akan membahas strategi yang saya gunakan untuk mendorong mereka agar terlibat dalam kegiatan kebersihan desa, seperti gotong royong membersihkan area umum atau penanaman pohon. Melalui aksi nyata, kita dapat melihat hasil konkret dari inisiatif ini dan mendorong perubahan yang berkelanjutan.

4. Dampak Positif dan Harapan di Masa Depan:

dampak positif yang dihasilkan oleh Pengajian Bersih Desa untuk Pemuda dan Pemudi dan harapan kita di masa depan. Saya akan berbagi cerita sukses tentang pemuda dan pemudi yang terinspirasi oleh acara ini dan mengambil inisiatif dalam menjaga kebersihan lingkungan. Saya juga akan menyampaikan harapan kita untuk melihat perubahan yang berkelanjutan di komunitas desa Patoman Barat dan bagaimana inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain.

Sebagai MC dalam Pengajian Bersih Desa untuk Pemuda dan Pemudi, sayamerasakan betapa pentingnya inisiatif ini dalam mempromosikan kebersihan dan kesadaran lingkungan di komunitas desa Patokan Barat. Melalui pidato, presentasi, dan memotivasi partisipasi, saya berharap dapat menginspirasi pemuda dan pemudi untuk menjadi agen perubahan dalam menjaga kebersihan lingkungan dan membangun kesadaran yang lebih baik. Dengan kolaborasi dan upaya bersama, kita dapat mencapai lingkungan yang bersih dan sehat untuk generasi mendatang.

Permasalahan

Permasalahan Ketika saya Menjadi Mc Kemarin Adalah Kurangnya Persiapan Karena saya DI pilih dan ditunjuk dadakan, jadi Materi yang saya dapat Kurang menguasai

Opini saya

Sebagai MC, memiliki peran kunci dalam menyampaikan pesan-pesan penting tentang kebersihan dan kesadaran lingkungan kepada pemuda dan pemudi. saya dapat menjadi penghubung antara para pembicara, pemuda, dan pemudi, serta menginspirasi mereka untuk berpartisipasi aktif dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan.

Melalui acara ini, saya memiliki kesempatan untuk menyampaikan informasi yang relevan dan penting tentang praktik kebersihan, pengelolaan sampah, dan pelestarian lingkungan kepada pemuda dan pemudi. Dengan memberikan edukasi yang baik, saya dapat membangun kesadaran mereka tentang pentingnya menjaga kebersihan dan menjaga kelestarian lingkungan di desa Patokan Barat.

Peluang untuk Belajar dan Berkembang: Menjadi MC dalam acara seperti ini juga memberikan peluang bagi saya untuk belajar dan berkembang.saya akan mengasah keterampilan public speaking, kemampuan berkomunikasi, serta memperluas pengetahuan tentang kebersihan dan lingkungan. Pengalaman ini dapat menjadi modal berharga dalam karir saya dan memberikan kepuasan pribadi dalam berkontribusi pada masyarakat.

 


Senin, 12 Juni 2023

Meringkas Jurnal 3

 

Tugas Mata Kuliah Teknik Penyusunan Skripsi

Dosen Pengampu: Dr. Arudati Shinta, M.A.

 

Rifa Rufianti (20310410053)

Prodi Psikologi Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 


Topik

Sosial media, perilaku phubbing, mahasiswa.

Sumber

Putra, W. M. A., Indrawadi, J., Fatmariza, & Irwan. (2022). Hubungan penggunaan media sosial dengan perilaku phubbing pada mahasiswa Universitas Negeri Padang. Journal of Civic Education, 5(1), 52-57

Permasalahan

Media sosial yang menghubungkan interaksi sosial di dunia maya seharusnya memberikan dampak positif, tetapi pada kenyataannya ada pula dampak negatif dari penggunaan media sosial yaitu perilaku phubbing. Perilaku ini memisahkan interaksi sosial yang harusnya terjalin dengan baik tanpa perantara apapun. Namun, dengan adanya fitur pada smartphone yang memberikan kenyamanan manusia dalam berkomunikasi membuat pengguna smartphone lebih nyamana berkomunikasi di dunia maya. Tentu saja hal ini berdampak pada interaksi sosial di dunia nyata karena seseorang asyik bertukar pesan dengan teman yang di seberang sana, sedangkan lawan bicara yang ada di dekatnya di abaikan. Hal ini menyakiti hati lawan bicara dan menurunkan kualitas hubungan interpersonal.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan antara pengunaan media sosial dengan perilaku phubbing pada mahasiswa Universitas Negeri Padang.

 

Isi

·       Smartphone yang menyediakan platform media sosial memberikan fitur sebagai media berkomunikasi melalui dunia maya. Selain itu, juga berguna untyk mencari hiburan bahkan sebagai media bisnis di kalangan mahasiswa.

·       Dibalik dampak positif yang menggiurkan, penggunaan media sosial juga memberikan dampek negatif seperti munculnya perilaku phubbing. Perilaku ini merupakan perilaku menyakiti lawan bicara dengan mengabaikan dan asyik bermain smartphone. Hal ini disebabkan oleh penggunaan smartphone yang berlebihan.

·       Mahasiswa menggunakan smartphone untuk berkomunikasi dengan teman sebayanya. Mereka juga menyadari bahwa penggunaan smartphone yang mengakibatkan perilaku phubbing dapat menyakiti hati orang lain.

·       Di berbagai kehidupan terutama keluarga, dampak perilaku phubbing dapat dirasakan saat mulai berkurangnya interaksi dan komunikasi di keluarga karena asyik bermain smartphone.

Metode

·        Menggunakan metodologi penelitian kuantitatif korelasional.

·       Penentuan informan menggunakan teknik proporsional random sampling dengan mengambil sampel dari fakultas yang ada di Universitas Negeri Padang sebanyak 396 orang.

·       Alat ukur perilaku phubbing merupakan hasil modifikasi dari Generic Scale of Phubbing (GSP) dari Chotpitayasunondh dan Douglas.

·       Teknik pengumpulan data dengan metode penyebaran kuesioner atau angket. Kemudian metode penyebaran angket menggunakan bantuan google form, link ini akan disebarkan ke subjek melalui grup whatsapp.

·       Teknik analidis data menggunakan metode uji normalitas, uji linieritas, dan uji korelasi person product moment.

Hasil

·       Nilai signifikansi sebesar 0,00 < 0,05 yang artinya penggunaan media sosial dengan perilaku phubbing memiliki hubungan positif dan signifikan. Nilai signifikansi 0,475 > 0,05.

·       Semakin tinggi penggunaan media sosial maka akan semakin tinggi perilaku phubbing yang terjadi di lingkungan mahasiswa Universitas Negeri Padang. Sebaliknya, semakin rendah penggunaan media sosial maka akan semakin rendah pula perilaku phubbing yang terjadi di lingkungan mahasiswa Universitas Negeri Padang

Diskusi

·       Perilaku phubbing yang dibiarkan terus menerus akan berdampak pada buruknya kualitas interaksi manusia. Hal ini cukup memprihatinkan karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.

·       Penelitian dilakukan di Universitas Negeri Padang dengan mengambil sampel mahasiswa aktif. Setiap sampel mengisi 19 aitem yang mencakup penggunaan media sosial dan perilaku phubbing.

·       Berdasarkan hasil r hitung (person correlation) terdapat angka +1 dan 0,456 artinya korelasi kedua variabel memiliki hubungan yang positifdan cukup kuat.

 

Meringkas Jurnal 2

 

Tugas Mata Kuliah Teknik Penyusunan Skripsi

Dosen Pengampu: Dr. Arudati Shinta, M.A.

 

Rifa Rufianti (20310410053)

Prodi Psikologi Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 


Topik

Kontrol diri, phubbing, remaja.

Sumber

Safitri, N., & Rinaldi. (2022). Hubungan kontrol diri dengan perilaku phubbing pada siswa SMAN 2 Kota Bukittinggi. Jurnal Aktual Psikologi, 13(2), 197-210.

Permasalahan

Penggunaan smartphone yang meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna, memberikan dampak ketergantungan karena kini smartphone menjadi kebutuhan manusia. Apalagi dengan fasilitas dan fitur yang menarik membuat pengguna mengalami kesenangan yang tidak bisa dibatasi. Padahal dalam melakukan apapun, manusia harus memiliki kontrol diri yang baik. Sama halnya dengan penggunaan smartphone. Remaja yang tidak bisa mengontrol penggunaan smartphone akan mengalami kecanduan yang terus meningkat, menutup diri dari sosialnya, dan tidak peduli dengan lingkungannya. Fenomena ini merupakan perilaku phubbing, yaitu perilaku mengabaikan orang lain karena asyik bermain smartphone. Dalam hal ini akan memiliki kecenderungan pada sikap apatis terhadap lingkungannya.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan perilaku phubbing pada siswa SMAN 2 Kota Bukittinggi.

 

Isi

·       Penggunaan smartphone di Indonesia telah mencapai 25% yang disebabkan oleh harga yang semakin terjangkau sehingga permintaan pasar semakin meningkat.

·       Berdasarkan survei APJII (2019), pengguna internet di Inonesia mencapau 171,17 juta pengguna. Sedangkan berdasarkan APJII (2018), Sumatera Barat adalah provinsi dengan pengguna internet ke-3 yang mencapai 2,6% di Pulau Sumatera.

·       Fasilitas yang ada pada smartphone dan memberikan kemudahan untuk penggunanya, membuat individu menjadi nyaman. Hal ini berdampak pada perilaku seseorang, terutamma remaja yang mengalami masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Salah satu dampaknya yaitu mengabaikan orang lain karena asyik bermain smartphone. Perilaku ini mengakibatkan kualitas hubungan sosial yang memburuk.

·       Kemenkominfo menyatakan bahwa 80% remaja usia 15-18 tahun telah mendominasi penggunaan smartphone. Alat ini digunakan remaja sebagai media berekspresi. Penggunaannya akan meningkat seiring adanya rasa terhubung dengan pengguna lain melalui dunia maya.

·       Kontrol diri terhadap penggunaan smartphone sangat penting karena berguna untuk mengelola perilaku agar sesuai situasi dan kondisi. Selain itu dapat mencegah kecanduaan terhadap penggunaan smartphone.

Metode

·       Menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional. Alat pengumpulan data menggunakan skala kontrol diri terdiri atas 30 aitem dengan r 0.730 dan skala perilaku phubbing terdiri atas 15 aitem dengan r 0.825.  

·       Subjek berjumlah 115 orang diperoleh melalui teknik purposive sampling.

·       Data diolah menggunakan teknik korelasi product moment.

Hasil

·       Nilai rxy = -0.517 dengan signifikansi p = 0.000 (p<0.05). Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan perilaku phubbing pada siswa SMAN 2 Kota Bukittinggi.

·       Semakin tinggi kontrol diri pada siswa SMAN 2 Kota Bukittinggi maka semakin rendah perilaku phubbing pada siswa SMAN 2 Kota Bukittinggi. Sebaliknya, semakin rendah kontrol diri pada siswa SMAN 2 Kota Bukittinggi maka semakin tinggi perilaku phubbing pada siswa SMAN 2 Kota Bukittinggi.

Diskusi

·       Kontrol diri menjadi faktor yang dapat mengindikasi terjadinya perilaku phubbing. Kemampua mengontrol penggunaan smartphone berkaitan dengan perilaku adiktif. Saat individu dapat mengendalikan impuls maka akan mampu menghindari penggunaan smartphone yang berlebihan.

·       Kemampuan mengendalikan penggunaan smartphone memerlukan kesadaran akan perilakunya, apalagi saat berinteraksi langsung dengan lawan bicaranya.

·       Dalam penelitian ini, subjek masih berada pada kategori rendah dalam aspek konflik antar pribadi dan kesendirian. Sehingga perilaku phubbing juga rendah. Namun, dalam aspek nomofobia dan pengakuan masalah berada pada kategori sedang. Subjek memiliki pertimbangan dalam penggunaan smartphone dan tidak terlalu mengalami kecemasan saat dijauhkan dari smartphone.

 

Meringkas Jurnal 1

 

Tugas Mata Kuliah Teknik Penyusunan Skripsi

Dosen Pengampu: Dr. Arudati Shinta, M.A.

 

Rifa Rufianti (20310410053)

Prodi Psikologi Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 


Topik

Intensitas mengakses internet, perilaku phubbing

Sumber

Raharjo, D. P. (2021). Intensitas mengakses internet dengan perilaku phubbing. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi. 9(1), 1-12.

Permasalahan

Siswa yang membawa dan menggunakan smartphone di sekolah menjadi lebih asyik sendiri. Sehingga jarang terjadi interaksi antara siswa satu dengan yang lainnya. Padahal bersosial pada usia remaja merupakan tahapan yang penting untuk mengembangkan kemampuan dan pengalaman dalam berinteraksi dengan orang lain. Namun, penggunaan smartphone  untuk akses internet membuat siswa menjadi ketergantungan atau kecanduan. Hal ini disebabkan karena intensitas dalam mengakses internet sehingga membuat mereka nyaman dan memilih asyik bermain smartphone.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan intensitas mengakses internet dengan perilaku phubbing.

 

Isi

·       Phubbing merupakan perilaku menjauhi lawan bicara dengan sengaja dan menggunakan smartphone dalam setiap momen sosial yang terjadi.

·       Berdasarkan hasil skrining di SMA Negeri X Tenggarong terdapat 34 siswa atau 68% melakukan perilaku phubbing.

·       Intensitas menggunakan internet merupakan ketertrikan seseorang dalam menggunakan internet. Hal ini melibatkan perasaan emosional yang berkaitan dengan minat dan penghayatan.

·       Akses internet yang memudahkan telah mengubah pola hidup seeorang. Kemudahan ini memfasilitasi seseorang untuk bertukar pesan, berbagi informasi, dan fitur lainnya yang menarik. Sehingga membuat penggunanya menjadi kecanduan.

Metode

·       Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan angket, dimulai dari pengumpulan data hingga penafsiran terhadap data, dan hasilnya.

·       Rancangan penelitian menggunakan deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua fenomena atau lebih.

·       Subjek penelitian adalah 100 siswa-siswi di SMA Negeri X Tenggarong dengan kriteria memiliki smartphone dan berusia 16-18 tahun.

·       Metode pengumpulan data menggunakan instrumen. Instrumen yang digunakan yaitu skala perilaku phubbing dan intensitas mengakses internet.

·       Teknik analisis data yaitu dengan melakukan uji asumsi sebelum uji analisis hipotesis. Uji asumsi ini terdiri atas uji normalitas dan uji liniearitas. Sedangkan metode analisis data yang digunakan yaitu analisis korelasi parsial dengan keseluruhan teknik analisis data menggunakan SPSS versi 21.

Hasil

·       Hasil penelitian pada analisis R Correlation menunjukkan bahwa intensitas mengakses internet diperoleh hasil positif dengan perilaku phubbing dengan r hitung = 0,730 dan nilai sig = 0,000 (p < 0,05). Hipotesis H1 diterima, ada hubungan antara intensitas mengakses internet dengan perilaku phubbing pada siswa SMA Negeri X Tenggarong dan H0 ditolak, tidak ada hubungan antara intensitas mengakses internet dengan perilaku phubbing pada siswa SMA Negeri X Tenggarong.

Diskusi

·       Hasil uji deskriptif menunjukkan hasil pengukuran melalui skala intensitas mengakses internet yang diperoleh mean empirik sebesar 99,50 lebih tinggi dari mean hipotetik sebesar 80 dan termasuk kategori tinggi.

·       Frekuensi data untuk skala intensitas mengakses internet memiliki rentang nilai 88 – 104 dan frekuensi sebanyak 85 siswa atau 82,5%. Sehingga menunjukkan bahwa siswa sekolah X memiliki intensitas mengakses internet yang tinggi.

·       Perilaku phubbing siswa di sekolah X termasuk pada kategori tinggi dengan nilai mean empirik 103,34 dan mean hipotetik 80. Sedangkan rentang nilai skala perilaku phubbing yaitu 88 – 104 dan frekuensi sebanyak 71 siswa atau 68,9%.

·       Perilaku phubbing dapat dianalisis menggunakan teori ketergantungan mengakses internet. Semakin penting peranan internet maka akan memberikan pengaruh terhadap penggunanya.