KELUHAN ORANGTUA PADA HARI PERTAMA MASUK SEKOLAH
Arundati
Shinta
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Seorang ibu (Ny.
Beti, nama samaran) mengeluh pada saya karena ia harus mengantar anaknya yang
tertua dan sudah kelas 5 pada SD di Kotamadya Yogyakarta. Padahal dua adiknya
juga menuntut hal serupa yaitu diantar ke sekolah pada hari pertama. Anak kedua
kelas 3 SD, dan anak bungsu kelas 1 SD. Ketiga anak tersebut berada pada sekolah
yang berbeda dan berjauhan letaknya. Ibu Beti mengeluh, karena tugas mengantar
tersebut merepotkan pola kerjanya. Ia harus masuk kerja jam 07.30, dan bila
terlambat maka uang makan dalam sebulan akan dipotong. Oleh karena itu ia hanya
sanggup mengantarkan anak bungsunya saja, sedangkan anak pertama dan kedua
diantar oleh tetangganya yang kebetulan mempunyai usaha antar jemput anak
sekolah. Ibu Beti mengeluh karena tidak mengerti alasan ia harus mengantar anak
pertama dan kedua. Alasannya adalah anak-anak itu tidak pindah sekolah,
sehingga pasti sudah mengenal semua guru yang ada dan mengetahui semua
fasilitas yang ada pada sekolah itu. Ibu Beti menilai peraturan Menteri
Pendidikan itu merepotkan para orangtua saja.