Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Jumat, 19 April 2024

Essay 4 - Berperilaku Inovatif Secara Nyata - Wildan Hanif Nurfauzan

 

Inovasi Pribadi dalam Pengelolaan Limbah Plastik : Menjadi Agen Perubahan untuk
Lingkungan yang Lebih Bersih 

Psikologi Inovasi Essay 4 Berperilaku Inovatif

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA




Wildan Hanif Nurfauzan
21310410202

Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
2024

Dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan, setiap individu memiliki peranpenting untuk dimainkan . Salah satu bentuk kontribusi yang sangat berarti adalah melalui perilaku inovatif dalam pengelolaan limbah plastik. Saya, sebagai individu yang peduli akan lingkungan di sekitar, telah memilih untuk berperilaku inovatif dengan mengelola limbah plastik secara efektif dan bertanggung jawab. Langkah pertama dalam perjalanan ini adalah kesadaran akan dampak negatif limbah plastik terhadap lingkungan dan komitmen pribadi untuk melakukan perubahan. Saya memahami betapa pentingnya tindakan nyata dalam mengurangi jejak plastik saya dan saya bersumpah untuk menjadi bagian dari solusi, bukan masalah. Sebagai langkah awal, saya mengadopsi gaya hidup yang mengurangi penggunaan plastik sekali pakai sebanyak mungkin. Saya membawa tas belanja kain sendiri ketika berbelanja, menggunakan botol minum yang dapat diisi ulang, dan membawa bekal sendiri ketika makan di luar. Dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, saya membantu mengurangi jumlah limbah plastik yang berakhir di lingkungan.Selain mengurangi penggunaan plastik baru, saya juga berkomitmen untuk mengelola limbah plastik dengan cara yang efisien dan bertanggung jawab. Saya memisahkan limbah plastik dari sampah organik dan limbah lainnya, kemudian mendaur ulang sebanyak mungkin plastik yang saya gunakan. Saya memastikan bahwa plastik yang tidak bisa didaur ulang disimpan dengan aman dan tidak mencemari lingkungan. Selain bertindak sendiri, saya juga berusaha untuk mengedukasi dan menginspirasi orang lain di sekitar saya untuk mengadopsi perilaku yang sama. Saya berbagi informasi tentang dampak limbah plastik dan cara menguranginya melalui media sosial, percakapan sehari-hari, dan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan lingkungan. Saya percaya bahwa dengan membangun kesadaran dan memotivasi orang lain, kita dapat menciptakan perubahan yang lebih besar dalam menjaga lingkungan. Saya juga percaya bahwa sebagai individu, saya memiliki peran dalam mendorong inovasi dan kolaborasi dalam pengelolaan limbah plastik. Saya mendukung produk-produk ramah lingkungan dan berpartisipasi dalam program-program daur ulang lokal. Saya juga berusaha untuk berkolaborasi dengan komunitas, bisnis, dan pemerintah dalam upaya bersama untuk mengatasi masalah limbah plastik. 

Hal yang saat ini saya lakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan mengolah limbah plastic menjadi bijih plastic, berikut Langkah-langkahnya :
1. Memilah Plastik : Langkah pertama dalam proses pengolahan limbah plastik adalah memilahnya. Plastik yang akan diolah harus dipisahkan dari limbah lainnya, seperti kertas, logam, dan bahan organik. Pemilahan dapat dilakukan secara manual oleh pekerja atau dengan bantuan mesin pemilah otomatis. Plastik kemudian diklasifikasikan berdasarkan jenisnya, seperti PET, HDPE, PVC, dll., karena setiap jenis plastik memiliki karakteristik yang berbeda dalam proses daur ulang.
2. Menggiling Plastik menggunakan Mesin Giling Plastik : Setelah plastik dipilah, langkah selanjutnya adalah menggilingnya menggunakan mesin giling plastik. Mesin ini bekerja dengan cara memotong, menghancurkan, dan menggiling plastik menjadi potongan-potongan kecil atau serpihan. Proses penggilingan ini bertujuan untuk memperkecil ukuran plastik agar lebih mudah diolah dalam tahap selanjutnya. Mesin giling plastik dapat disesuaikan dengan jenis plastik yang diolah dan tingkat
kehalusan yang diinginkan.
3. Dijual ke Pabrik untuk Dijadikan Bijih Plastik : Setelah plastik digiling, hasilnya berupa serpihan plastik yang disebut sebagai bijih plastik. Bijih plastik ini kemudian dijual ke pabrik-pabrik daur ulang atau pabrik-pabrik manufaktur sebagai bahan baku untuk pembuatan produk baru. Pabrik-pabrik ini memiliki fasilitas dan teknologi untuk mengolah bijih plastik menjadi berbagai jenis produk plastik yang baru, seperti botol, kemasan, furnitur, dan banyak lagi. Proses ini merupakan bagian penting dalam siklus daur ulang plastik, di mana limbah plastik yang sebelumnya tidak terpakai dapat diubah menjadi barang yang berguna lagi, mengurangi penggunaan bahan baku baru dan mengurangi dampak negatif limbah plastik terhadap lingkungan. 

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, limbah plastik dapat diolah secara efektif menjadi bahan baku yang dapat digunakan kembali, membantu mengurangi pencemaran lingkungan dan mempromosikan keberlanjutan sumber daya.Melalui perilaku inovatif dalam mengelola limbah plastik, saya berusaha menjadi agen perubahan untuk lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Saya percaya bahwa setiap langkah kecil yang saya ambil dapat memiliki dampak yang besar dalam menjaga keberlanjutan bumi ini. Dengan kesadaran, komitmen, edukasi, dan kolaborasi, kita semua dapat berperan dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi  mendatang.

Foto Produk



Foto langkah-langkah












Esai 2 Psikologi Inovasi : Meringkas Jurnal Motivasi Wahyu Sukman (23310420012)

 

Esai 2 Psikologi Inovasi: Meringkas Jurnal Motivasi

Wahyu Sukman (23310420012)

 

JURNAL

Oleh Wahyu Sukman

NIM: 23310420012

Esai 2: Meringkas Jurnal Motivasi

Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA



 

 

Topik

Motivasi Belajar dan Hasil Belajar

 

Sumber

Rahman, S. (2021). PENTINGNYA MOTIVASI BELAJAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR. PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN DASAR, 289-302.

 

Permasalahan

Ketidakjelasan tujuan belajar dapat menyebabkan penurunan motivasi karena individu sulit mengetahui mengapa mereka belajar.

Kegagalan menghadapi tantangan seperti kesulitan memahami materi atau tugas yang sulit bisa menurunkan motivasi.

Ketidakpuasan dengan hasil belajar dapat membuat individu kehilangan semangat belajar.

Lingkungan belajar yang tidak mendukung juga dapat mengganggu motivasi seseorang.

Kurangnya rasa pentingnya materi yang dipelajari juga bisa mengurangi motivasi belajar.

Ketidakmampuan menemukan minat pribadi dalam topik yang dipelajari dapat membuat seseorang merasa bosan dan tidak termotivasi.

Gangguan mental seperti kecemasan, depresi, atau stres bisa mengganggu motivasi belajar.

Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk mengidentifikasi penyebabnya dan mencari solusi, seperti menetapkan tujuan yang jelas, mencari dukungan dari orang lain, atau mengubah pendekatan belajar agar lebih menarik dan relevan.

 

Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami keterkaitan antara motivasi belajar dan pencapaian hasil belajar siswa.

 

Isi

Pengaruh motivasi terhadap prestasi siswa menjadi fokus penelitian ini. Tujuannya adalah untuk menggali keterkaitan antara motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode survei dan analisis statistik terhadap sampel siswa dari beragam latar belakang. Temuan utama menekankan hubungan positif antara tingkat motivasi belajar siswa dan prestasi belajar mereka. Artinya, semakin tinggi motivasi belajar siswa, semakin baik hasil belajar yang dapat mereka capai.

Motivasi belajar memiliki peran penting dalam mendorong usaha dan pencapaian prestasi siswa. Motivasi intrinsik, seperti minat dan keinginan untuk berhasil, serta motivasi ekstrinsik, seperti penghargaan dan lingkungan yang mendukung, memiliki korelasi yang signifikan dengan hasil belajar siswa.

Penelitian ini merekomendasikan peningkatan motivasi belajar siswa tidak hanya melalui peran guru sebagai motivator, tetapi juga melibatkan dukungan dari keluarga dan motivasi internal siswa. Kerjasama antara semua pihak terlibat dalam pendidikan diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan wawasan baru dan saran bagi peneliti berikutnya dalam mengeksplorasi lebih lanjut faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar siswa.

 

Metode

Metode penelitian tinjauan pustaka (Library Research) yang berlokasi di perpustakaan/ruang baca secara online maupun offline.

 

Hasil

Menurut hasil dari penelitian yang melibatkan observasi langsung, siswa dengan motivasi yang tinggi cenderung berdedikasi, gigih, tidak mudah menyerah, serta aktif dalam membaca untuk meningkatkan pencapaian akademis dan mengatasi masalah yang dihadapi. Sebaliknya, siswa dengan motivasi rendah cenderung kurang berminat, cepat merasa putus asa, dan kurang fokus pada pembelajaran, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam proses belajar.


Diskusi

-

 

 

Kamis, 18 April 2024

Essay 4 - Berperilaku Inovatif Secara Nyata - Yosy Tri Aprian

Essay 4 Psikologi Inovasi : Berperilaku Inovatif

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA


 


Disusun Oleh

Yosy Tri Aprian

21310410188


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

2024


Saya sering merasa cukup terganggu dengan banyaknya limbah organik yang terbuang sia-sia di sekitar tempat tinggal saya. Maka untuk mengatasi masalah ini, saya memilih untuk mencari ide atau cara inovatif guna mengurangi jumlah sampah organik yang dihasilkan. Salah satu ide yang saya temukan adalah dengan membuat kerajinan tangan dari limbah enceng gondok.

Awalnya, saya mulai mencari informasi tentang eceng gongok di internet, setelah saya menggali informasi tentang enceng gondok ini, saya menemukan bahwa tumbuhan ini sering dianggap sebagai gulma air yang tidak memiliki nilai ekologis dan hanya menimbulkan masalah lingkungan. Namun, setelah saya melakukan eksplorasi lebih lanjut, saya menyadari bahwa daun enceng gondok memiliki potensi untuk dijadikan bahan baku kerajinan tangan yang menarik dan ramah lingkungan.

Langkah pertama yang saya lakukan adalah mengumpulkan enceng gondok yang tersebar di sungai maupun saluran irigasi sekitar lingkungan tempat tinggal saya. Saya menyadari bahwa jumlah enceng gondok yang sebelumnya terbuang sia-sia ini bisa menjadi sumber daya yang berharga untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat. Saya lalu mengumpulkan daun-daun enceng gondok yang masih segar dan masih baik kondisinya.

Setelah mengumpulkan cukup banyak bahan baku, langkah selanjutnya adalah saya membersihkan daun enceng gondok dari kotoran yang menempel padanya. Saya menggunakan sikat dan air bersih untuk membersihkannya dengan hati-hati, memastikan bahwa daun-daun tersebut benar-benar bersih dan siap untuk saya proses lebih lanjut.

Kemudian, saya memisahkan daun enceng gondok dari tangkainya karuna saya hanya mengambil bagian tangkai daunnya saja lalu saya membiarkannya mengering di bawah sinar matahari. Proses pengeringan ini penting untuk memastikan bahwa daun-daun enceng gondok menjadi lebih lentur dan mudah untuk ditenun menjadi kerajinan tangan.

Setelah batang daun enceng gondok kering, saya mulai merancang pola kerajinan yang ingin saya buat. Saya menggunakan kertas sebagai pola dan memotong batang daun enceng gondok sesuai dengan ukuran dan bentuk yang saya inginkan. Proses ini memerlukan ketelitian dan kesabaran agar kerajinan yang saya hasilkan memiliki bentuk dan desain yang menarik.

Selanjutnya, saya mulai menenun batang daun enceng gondok sesuai dengan pola yang telah saya buat. Saya menggunakan teknik anyaman sederhana untuk membuat kerajinan tangan yang kuat dan kokoh. Proses ini membutuhkan waktu dan keterampilan, tetapi saya merasa senang melihat hasil akhir yang indah dan unik.

Setelah menyelesaikan kerajinan tangan dari enceng gondok, saya merasa bangga dengan kontribusi saya dalam mengurangi sampah organik di sekitar lingkungan saya. Saya membagikan kerajinan saya melalui media sosial. Melalui upaya kecil ini, saya berharap dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal serupa dan bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan sekitar.




Berikut ini juga saya lampirkan untuk link penjualan dari produk kreasi saya tersebut : https://www.instagram.com/p/C544XjnS3IV/?igsh=OWduOXRnODUzcA==

 

ESSAY 3 PSIKOLOGI INOVASI: DISONANSI KOGNITIF DESTI FITRIA SUCI (21310410157)

 

ESSAY 3 DISONANSI KOGNITIF

GENERASI Z YANG INGIN KEBERSIHAN , NAMUN DIRINYA MALAS MEMBUANG SAMPAH SEHINGGA TERJADI PENUMPUKAN SAMPAH

Mata Kuliah : Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA

 




Nama : Desti Fitria Suci

NIM : 21310410157

Kelas : Psikologi SJ

 

 

PROGAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

 

Masa modern saat ini sangat terdominasi oleh generasi Z dimana mereka yang lahir pada tahun 1997-2012. Generasi Z adalah generasi yang tumbuh dengan akses internet dan teknologi yang luar biasa. Mereka memiliki pola hidup yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya, termasuk gaya hidup sehat. Menurut Noordiono (2016), generasi Z adalah generasi yang sedini mungkin telah mengenal teknologi dan internet, generasi yang haus akan teknologi.

Sifat malas membuang sampah yang menyebabkan penumpukan sampah adalah salah satu dari beberapa sifat yang diterangkan dalam literatur tentang generasi Z. Sampah sendiri didefinisikan sebagai semua bentuk limbah berbentuk padat yang berasal dari kegiatan manusia dan hewan kemudian dibuang karena tidak bermanfaat atau keberadaannya tidak diinginkan lagi. (Tchobanoglus, 1993). Mereka generasi Z memiliki sifat malas, yang berarti mereka tidak terlalu suka melakukan hal-hal yang sulit. Hal ini dapat berpengaruh pada pengelolaan sampah, karena mereka mungkin tidak terlalu berpikir tentang dampak negatif dari membuang sampah di sana-sini, yang kemudian dapat menyebabkan penumpukan sampah.

Saya mewawancarai mahasiswa pada tanggal 27 Maret 2024 pukul 16.00 di rumah subjek, sebut saja NM, dia saat ini berusia 21 tahun, lahir pada tahun 2003. Berikut sekilas wawancara saya dan subjek.

Saya : "Apakah kamu merasa nyaman dengan keadaan lingkunganmu saat ini?"

NM : "Ada beberapa hal membuat saya tidak nyaman".

Saya: " Apa yang membuat kamu tidak nyaman?"

NM : " Ada tumpukan sampah, seperti di kamar saya, namun saya malas langsung membuangnya jadi selalu menunggu sampai benar-benar menumpuk dulu, karena saya selalu mager hahaha".

Saya : " Bagaimana kamu merasa tentang masalah sampah ini?"

NM : " Saya merasa sangat tidak puas dengan penumpukan sampah di kamar. Sampah itu terus menumpuk dan membuat ruangan terasa lebih kotor. Saya merasa bahwa perlu mengurangi sampah di kamar saya segera."

Banyak anak muda generasi Z ini, selalu ingin semua  serba instan tidak ribet. Sebagai generasi Z, kita juga bisa memilih produk yang ramah lingkungan dan bisa digunakan berulang-ulang, generasi Z dapat mengurangi penambhan sampah yang menyebabkan pencemaran lingkungan.

Beberapa cara bisa dilakukan agar tidak malas membuang sampah yaitu jjadikan membuang sampah sebagai prioritas, membuang sampah pada tempatnya seharusnya menjadi prioritas bagi setiap individu. Langkah-langkah yang dapat diambil adalah meningkatkan kesadaran akan pentingnya membuang sampah pada tempat yang sesuai. Kemudian menerapkan perubahan, membuang sampah pada tempatnya dapat ditingkatkan dengan menerapkan perubahan di dalam diri sendiri.

 

 

Daftar Pustaka

Noordiono, Azis. (2016). Karakter Generasi Z dan Proses Pembelajaran Pada Program Studi Akuntansi. Skripsi Thesis. Universitas Airlangga.

Tchobanoglous, G., et al. (1993). Integrated Solid Waste Management. McGraw-Hill. New York.

ESSAY 3 PSIKOLOGI INOVASI: DISONANSI KOGNITIF CELYN LINTANG AULIA (21310410169)

 

DISONANSI KOGNITIF PADA WANITA PEROKOK

Psikologi Inovasi Essay 3 Wawancara Tentang Disonansi Kognitif

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA

 

 


 

Celyn Intang Aulia

21310410169

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

Merokok mempunyai dampak yang buruk terhadap kesehatan manusia. Resiko yang ditimbulkan dengan merokok seharusnya telah disadari oleh masyarakat secara luas baik laki-laki maupun wanita. Perokok akan rentan terkena penyakit kanker. Wanita perokok sendiri memiliki resiko lebih besar dibandingkan dengan pria perokok. Wanita terpapar karsinogen dan racun lain dalam jumlah yang lebih besar dari pria, meskipun keduanya merokok dalam jumlah yang sama (Wardayati, 2011).

Memahami resiko yang timbul karena merokok dan merasakan kenikmatan merokok, mendorong wanita perokok dewasa muda berada dalam kondisi disonansi. Disonansi kognitif adalah keadaan terjadinya hubungan konflik mental yang terjadi ketika keyakinan, sikap, dan perilaku seseorang tidak selaras. Disonansi kognitif menimbulkan perasaan tidak nyaman pada seseorang yang dapat merubah salah satu sikap, keyakinan, dan perilaku untuk mengurangi rasa tidak nyaman tersebut. Sumber disonansi kognitif adalah inkonsistensi logis, nilai-nilai budaya, pendapat umum, dan pengalaman masa lalu (Sarwono,1995).

Pada hari Kamis, 28 Maret 2024 saya berkesempatan mewawancarai teman saya yang berinisial RT, mahasiswa UGM semester 8, jenis kelamin wanita, dan berumur 22 tahun. Saya mengambil tempat wawancara di 23 Coffe and Eatery selama 30 menit. Dalam wawancara kali ini saya mendapatkan informasi bahwa RT sudah menjadi perokok aktif selama 2 tahun ini. Ia menggunakan rokok elektrik setiap harinya. Awalnya ia mencoba rokok merk Camel warna ungu. Setelah merasakan kenikmatan pada rokok batang, ia mencoba beralih rokok elektrik. Hingga pada akhirnya ia menetapkan untuk menggunakan rokok elektrik setiap harinya karena dirasakan oleh RT menggunakan rokok elektrik menghemat pengeluaran dibandingkan dengan rokok batang. Motivasi RT menggunakan rokok adalah sebagai sarana mengekspresikan rasa sakit dan beban yang diterimanya selama ini.

RT menyadari bahwa merokok mempunyai banyak dampak negatif bagi kesehatan dan stereorip masyarakat yang negatif terhadap wanita perokok. Disonansi kognitif yang ia digunakan adalah dengan mengubah cara pandang dengan menggunakan rokok elektrik dapat mengurangi stress dan merasakan relaksasi ketika menikmatinya. Merokok yang telah menjadi kebiasaan membuat subjek sulit untuk mengubahnya. Hal ini terjadi karena jika subjek tidak melakukan kebiasaannya itu mereka akan merasakan ada sesuatu yang hilang. Kadar disonansi yang rendah dimiliki subjek pada aspek kesehatan dan pandangan masyarakat.

Solusi untuk subjek yang mengalami disonansi kognitif agar berhenti merokok adalah sebagai berikut :

1.    Bagi keluarga dan orang terdekat inisial RT dapat memberikan dukungan positif kepada subjek untuk berhenti merokok dan membentuk lingkungan yang bebas dari rokok.

2.    Bagi sesama wanita diharapkan lebih menyadarkan dampak negatif rokok pada wanita bagi kandungan nantinya.

3.    Mengubah pandangan mengurangi stress dengan cara lain, seperti berlari, mengikuti komunitas, dan kegiatan positif lain.

4.    Menyadari informasi mengenai kesehatan dan dampak negatif rokok sehingga subjek dapat merubah pola makan, pola pikir menjadi lebih sehat. Berolahraga rutin dan tetap mengonsumsi sayuran dan buah-buahan untuk menyeimbangkan kesehatan.

5.    Apabila subjek sangat kesulitan berhenti merokok maka dapat menemui orang yang profesional seperti psikolog atau dokter untuk meminta saran berhenti merokok.

Daftar Pustaka :

Sarwono, S. W. (1995) Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Wardayati, K. T. (15 Agustus 2011). Merokok Lebih Bahaya pada Wanita. Diunduh tanggal 20 Juli 2012 dari http://intisari-online.com/read/merokok-lebih-berbahaya-pada-wanita.