Rabu, 04 April 2018

Artikel Trans Disosiatif

TRANS DISOSIATIF
Ana Istiqomah
163104101126
Mata Kuliah Psikologi Abnormal

Ada berbagai macam gangguan mental yang dapat terjadi pada manusia, salah satunya trans disosiatif. Di Indonesia, trans disosiatif ini lebih dikenal dengan istilah kesurupan. Kondisi trans biasanya terjadi pada perempuan dan seringkali dihubungkan dengan stres dan trauma (Barlow dan Durran, 2002: 177). Hal ini karena perempuan lebih sugestible atau lebih mudah dipengaruhi dibandingkan laki-laki. Orang yang sugestible ini lebih berisiko untuk disosiasi atau juga menjadi korban kejahatan hipnotis.
Trans disosiatif adalah gangguan yang menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan identitas diri dan kesadaran terhadap lingkungan, dalam beberapa kejadian individu tersebut berperilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain, kekuatan ghaib, malaikat atau “kekuatan lain” (Maslim, 2002: 82).
Kriteria diagnostik untuk trans disodiatif menurut DSM IV TR (2002), yaitu:
a)      Salah satu (1) atau (2)
1.      Trance, yaitu perubahan keadaan kesadaran atau hilangnya rasa identitas pribadi yang biasanya terjadi secara sementara dan jelas tanpa penggantian oleh identitas pengganti, disertai dengan sekurangnya satu dari berikut:
a.       Penyempitan kesadaran tentang sekeliling, atau penyempitan dan pemusatan perhatian selektif yang tidak biasanya terhadap stimuli lingkungan.
b.      Perilaku atau gerakan stereotipik yang dirasakan di luar kendali orang tersebut.
2.      Trance kesurupan (possession trance), suatu perubahan tunggal atau episodik dalam keadaan kesadaran yang ditandai oleh penggantian rasa identitas pribadi yang lain dengan identitas pribadi. Hal ini dipengaruhi oleh suatu roh, kekuatan, dewa, atau orang lain, seperti yang dibuktikan oleh satu (atau lebih) berikut ini:
a.       Perilaku atau gerakan stereotipik dan ditentukan secara kultural yang dirasakan sebagai pengendalian oleh makhluk lain yang memasuki (possessing agent).
b.      Amnesia penuh atau sebagian terhadap kejadian.
b)      Keadaan trance atau trance kesurupan adalah tidak diterima sebagai bagian normal dari praktek kultural atau religius kolektif.
c)      Keadaan trance atau trance kesurupan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

Gejala-gejala yang timbul saat seseorang mengalami trans disosiatif ini antara lain badan menjadi kaku, tidak sadar akan diri sendiri, terkadang sangat keras, disertai teriakan-teriakan dan keluhan-keluhan kaan tetapi tidak ada air mata. Orang yang mengalami trans ini biasanya kejang-kejang, dengan pandangan mata kebingungan, tidak mau diajak bicara, mencoba menyakiti diri sendiri, dll.
Menurut Kartono (1981: 86), trans disosiatif ini disebabkan oleh faktor psikologis dan kultural yang menimbulkan stres dan ketegangan kuat yang kronis pada seseorang. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi antara lain ialah predisposisi pembawaan, berupa sistem syaraf yang lemah; tekanan-tekanan mental; disiplin dan kebiasaan hidup yang salah; penggunaan deffence mechanisme yang keliru dan maladjustment; kondisi fisik yang tidak menguntungkan.
Contoh kasus, fenomena kesurupan yang sering terjadi pada buruh pabrik. Hal ini kemungkinan terjadi karena stres beban kerja yang berat dan tuntutan-tuntutan kebutuhan hidup di kota yang kemudian menjadi pemicu terjadinya fenomena kesurupan tersebut.
Jadi, menurut saya trans disosiatif ini atau yang lebih dikenal dengan fenomena kesurupan memang terjadi akibat adanya tekanan psikologis dan beberapa faktor lain. Dilihat secara ilmiah maupun kepercayaan kultural, keduanya memiliki kesamaan bahwa faktor psikologis merupakan penyumbang terbesar terjadinya fenomena trans disosiatif tersebut. Dan boleh jadi trans disosiatif ini merupakan salah satu cara pelepasan stress individu terhadap masalah yang ia alami.


Referensi
Diniari, N. K. Sri, dan Hanati, Nyoman. (2012). Kesurupan, Tinjauan Dari Sudut Budaya Dan Psikiatri. Jurnal Ilmiah Kedokteran, 43(1), 37-40. file:///C:/Users/hp/AppData/Local/Temp/4949-1-7744-1-10-20130307.pdf
Harsono. (2012). Gambaran Trans Disosiatif Pada Mahasiswi. Journal of Social and Industrial Psychology, 1(2), 59-65. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sip


0 komentar:

Posting Komentar