GANGGUAN
MAKAN
BULIMIA
NERVOSA
Ana
Istiqomah
163104101126
Mata
kuliah Psikologi Abnormal
Bulimia nervosa adalah
suatu sindrom yang ditandai oleh serangan berulang perilaku makan berlebih dan
preokupasi berlebihan perihal berat badannya, sehingga pasien menggunakan cara
yang sangat ketat untuk mengurangi efek “menggemukkan” dari makanan (PPDGJ
III). Untuk mengurangi efek “menggemukkan” ini mereka mengeluarkan makanan yang
telah dimakan, bisa melalui muntah yang biasanya diinduksi dengan obat
pencahar, atau bisa juga dengan mengeluarkannya lewat kencing dengan
menggunakan obat diuretik.
Orang yang mengidap
bulimia biasanya terobsesi untuk memelihara atau mengurangi berat badan mereka.
Sebagian besar penderitanya adalah wanita, yang sangat peduli akan bentuk tubuh
dan berat badan dan termasuk golongan sosial ekonomi menengah ke atas. Pengidap
bulimia cenderung menderita depresi, kecemasan, penghargaan-diri yang rendah,
dan kontrol impuls yang rendah.
Ada beberapa
karakteristik diagnostik gangguan makan bulimia nervosa, yaitu:
1. Episode berulang dari makan berlebihan. Penderita
makan dalam jumlah yang sangat banyak dalam periode waktu 2 jam
2. Merasa
kehilangan control terhadap makanan yang masuk dalam tubuh pada saat episode
tersebut.
3. Ada
perilaku kompensasi untuk menjaga berat badan agar tidak bertambah, yaitu
dengan membangkitkan rasa ingin muntah, menyalahgunakan obat pencahar atau
diuretic, dan olahraga serta puasa berlebihan.
4. Rata-rata
terjadi dua episode makan berlebihan dalam kurun waktu satu minggu dan diikuti
perilaku kompensasi untuk menghindari penambahan berat badan selama minimal 3
bulan.
5. Perhatian
berlebihan yang terus menerus pada bentuk dan berat tubuh.
Gangguan makan tipe bulimia nervosa ini
berakibat pada beberapa komplikasi medis. Memuntahkan makanan yang dilakukan secara
terus menerus dapat menimbulkan iritasi pada kerongkongan, kulit mulut, masalah
pada gigi, masalah gastrointestinal seperti sakit pada perut dan hiatan hernia.
Pada kasus ekstrem, obat pencahar yang dikonsumsi secara terus menerus dapat
menyebabkan kekurangan mineral tubuh, membuat otot-otot tubuh melemah, fungsi
jantung yang tidak normal dan kematian mendadak. Gangguan makan ini dapat
membahayakan diri sendiri apabila tidak segera ditangani.
Gangguan ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya faktor sosio-kultural, misalnya tekanan akan standar kurus
yang tidak realistis bagi perempuan muda. Faktor psikologis, misalnya
ketidakpuasan pada bentuk tubuh, merasa kurang memiliki kontrol atas berbagai
aspek kehidupan selain diet, dll. Faktor keluarga juga dapat menjadi penyebab
munculnya gangguan ini, misalnya adanya konflik dalam keluarga, kurangnya
kedekatan dan pengasuhan, gagal membangun otonomi kemandirian pada anak
perempuan mereka. Selanjutnya adalah faktor biologis, hal ini berkaitan dengan
jumlah neurotransmitter pengatur mood dan nafsu makan yang dimiliki individu,
serta kemungkinan pengaruh genetis.
Contoh kasus yang terjadi pada Tina
Toon. Penyanyi cilik yang terkenal dengan tubuh gempal itu dulu pernah mengalami
bulimia, sebelum bertransformasi menjadi langsing seperti sekarang. Ia
menderita bulimia disebabkan oleh stres berat yang ia rasakan akibat dibuli
oleh teman-temannya karena tubuh gempalnya itu. Akan tetapi, ia memendam
sendiri masalahnya tersebut sehingga ia melampiaskan stresnya ke makanan. Ia
menderita bulimia selama 3 tahun. Dengan penanganan yang benar dan penguatan
dari keluarga serta mengubah mindsetnya untuk berpikir lebih positif, akhirnya
ia dapat sembuh dari gangguan bulimia tersebut.
Dari uraian di atas, kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa suatu penghargaan diri dan pemikiran yang positif
memiliki andil yang besar dalam kesehatan mental seseorang. Siapa saja dapat
terserang gangguan mental, seperti bulimia nervosa ini, yang membedakan adalah
bagiamana proses koping yang dilakukan individu untuk menyelesaikan masalahnya.
Namun demikian, dukungan dari lingkungan juga penting bagi individu sebagai
penguat.
Referensi
Boeree, C. George. 2013. General Psychology: Psikologi
Kepribadian, Persepsi, Kognisi, Emosi dan Perilaku. Yogyakarta: Prismasophie.
Briawan, Dodik dan Kurniawan, Mohamad
Yulianto. (2014). Persepsi Tubuh Dan Gangguan Makan Pada Remaja Perempuan (Body
Image Perception And Eating Disorders In Female Adolescents). Jurnal Gizi dan
Pangan, 9(2), 103-108. http://download.portalgaruda.org/
Mukhlis, Akhmad. (2013). Berpikir Positif Pada Ketidakpuasan Terhadap Citra
Tubuh (Body Image Dissatisfaction).
Jurnal Psikologi Islam, 10(1), 5-14. http://psikologi.uin-malang.ac.id
0 komentar:
Posting Komentar