BUNUH DIRI
Ana Istiqomah
163104101126
Mata Kuliah
Psikologi Abnormal
Bunuh
diri ialah perbuatan manusia yang disadari dan bertujuan untuk menyakiti diri
sendiri dan menghentikan kehidupan diri sendiri (Kartono, 2000). Bunuh diri
merupakan sebuah perilaku pemusnahan secara sadar yang ditujukan pada diri
sendiri oleh seorang individu yang memandang bunuh diri sebagai solusi terbaik
dari sebuah isu (Schneidman dalam Adam, 2012).
Ada
dua tipe bunuh diri, yakni bunuh diri konvensional dan bunuh diri personal. Bunuh
diri konvensional ini merupakan bagian dari tradisi dan gaya hidup suatu suku
atau bangsa, contohnya di Jepang yang dikenal dengan sebutan harakiri. Bunuh
diri tipe ini sering terjadi di zaman dahulu, di era modern ini bunuh diri tipe
ini sudah dihapus.
Pada
era modern, bunuh diri yang sering terjadi ialah tipe bunuh diri personal. Peristiwa
bunuh diri ini lebih mengacu pada suatu bentuk kegagalan sesorang dalam
upayanya untuk menyesuaikan diri terhadap tekanan-tekanan sosial dan
tuntutan-tuntutan hidup.
Karakteristik
orang-orang yang cenderung melakukan dan sudah melakukan perbuatan bunuh diri
antara lain hilangnya gairah hidup; banyaknya penderitaan jasmani/fisik;
individu merasa berada di batas ujung kekuatan; ada perasaan tanpa harapan,
tidak berdaya, sia-sia, hingga merasa tidak mampu mengatasi masalahnya lagi; selalu
dihantui perasaan cemas, depresi, marah, tegang, takut, dll; adanya ambivalensi
yang sadar atau tidak sadar antara keinginan untuk mati dan untuk hidup;
ketidakmampuan melihat permasalahan secara jernih; adanya pengerutan kognitif,
dll.
Peristiwa
bunuh diri ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor sosiologis,
yang dapat berupa disintegrasi dan disorganisasi sosial yang mengakibatkan disintegrasi/disorganisasi
pribadi, masa krisis, erosi dari norma-norma dan nilai-nilai, dll. Faktor
ekonomi, yang dapat berupa status ekonomi, depresi ekonomi, jatuh miskin secara
mendadak, dll. Faktor politik, misalnya berupa tekanan-tekanan politik,
degradasi secara politis, perubahan peran dalam polotik, dll. Faktor pendidikan,
misalnya kegagalan studi di universitas, dll.
Contoh
kasus, anak seorang pengusaha kaya raya meninggal akibat bunuh diri. Setelah
diselidiki ternyata ia meninggalkan surat yang berisi curhatan tentang rasa
kesepiannya karena tidak mendapatkan perhatian dari orangtua. Bertahun-tahun
orang tuanya hanya memberikan uang tanpa memberikan kasih sayang selayaknya
kepada anak tersebut karena alasan sibuk. Kesedihan dan merasa tidak
diperhatikan oleh orang tua ini menjadi awal dari tekanan psikologis yang ia alami,
hingga berdampak pada hilangnya gairah hidup dan berakhir dengan usaha bunuh
diri. Ia melakukan bunuh diri karena merasa sudah putus asa untuk mendapatkan perhatian
orang tuanya.
Dari
uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa bunuh diri merupakan suatu gangguan
mental yang kemudian menjurus pada tindakan menghilangkan nyawa diri sendiri
sebagai bentuk penyelesaian atas semua masalah yang ia alami.
Referensi
Dewi, Lita A. K., dan Hamidah. (2013). Hubungan
antara Kesepian dengan Ide Bunuh Diri pada Remaja dengan Orangtua yang Bercerai.
Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 2(3). 24-33.http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpkk60c4d11a8cfull.pdf
Kartono,
Kartini. 2000. Hygiene Mental. Bandung: CV. Mandar Maju.
Ratih, A.A.S.W.K., dan Tobing,
D. Hizkia. (2016). Konsep Diri Pada Pelaku Percobaan Bunuh Diri Pria Usia
Dewasa Muda di Bali. Jurnal Psikologi Udayana, 3(3), 430-444. file:///C:/Users/hp/AppData/Local/Temp/28058-1-54568-1-10-20170202.pdf
0 komentar:
Posting Komentar