Rabu, 04 April 2018

Bunuh Diri

BUNUH DIRI
Ana Istiqomah
163104101126
Mata Kuliah Psikologi Abnormal

Bunuh diri ialah perbuatan manusia yang disadari dan bertujuan untuk menyakiti diri sendiri dan menghentikan kehidupan diri sendiri (Kartono, 2000). Bunuh diri merupakan sebuah perilaku pemusnahan secara sadar yang ditujukan pada diri sendiri oleh seorang individu yang memandang bunuh diri sebagai solusi terbaik dari sebuah isu (Schneidman dalam Adam, 2012).
Ada dua tipe bunuh diri, yakni bunuh diri konvensional dan bunuh diri personal. Bunuh diri konvensional ini merupakan bagian dari tradisi dan gaya hidup suatu suku atau bangsa, contohnya di Jepang yang dikenal dengan sebutan harakiri. Bunuh diri tipe ini sering terjadi di zaman dahulu, di era modern ini bunuh diri tipe ini sudah dihapus.
Pada era modern, bunuh diri yang sering terjadi ialah tipe bunuh diri personal. Peristiwa bunuh diri ini lebih mengacu pada suatu bentuk kegagalan sesorang dalam upayanya untuk menyesuaikan diri terhadap tekanan-tekanan sosial dan tuntutan-tuntutan hidup.
Karakteristik orang-orang yang cenderung melakukan dan sudah melakukan perbuatan bunuh diri antara lain hilangnya gairah hidup; banyaknya penderitaan jasmani/fisik; individu merasa berada di batas ujung kekuatan; ada perasaan tanpa harapan, tidak berdaya, sia-sia, hingga merasa tidak mampu mengatasi masalahnya lagi; selalu dihantui perasaan cemas, depresi, marah, tegang, takut, dll; adanya ambivalensi yang sadar atau tidak sadar antara keinginan untuk mati dan untuk hidup; ketidakmampuan melihat permasalahan secara jernih; adanya pengerutan kognitif, dll.
Peristiwa bunuh diri ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor sosiologis, yang dapat berupa disintegrasi dan disorganisasi sosial yang mengakibatkan disintegrasi/disorganisasi pribadi, masa krisis, erosi dari norma-norma dan nilai-nilai, dll. Faktor ekonomi, yang dapat berupa status ekonomi, depresi ekonomi, jatuh miskin secara mendadak, dll. Faktor politik, misalnya berupa tekanan-tekanan politik, degradasi secara politis, perubahan peran dalam polotik, dll. Faktor pendidikan, misalnya kegagalan studi di universitas, dll.
Contoh kasus, anak seorang pengusaha kaya raya meninggal akibat bunuh diri. Setelah diselidiki ternyata ia meninggalkan surat yang berisi curhatan tentang rasa kesepiannya karena tidak mendapatkan perhatian dari orangtua. Bertahun-tahun orang tuanya hanya memberikan uang tanpa memberikan kasih sayang selayaknya kepada anak tersebut karena alasan sibuk. Kesedihan dan merasa tidak diperhatikan oleh orang tua ini menjadi awal dari tekanan psikologis yang ia alami, hingga berdampak pada hilangnya gairah hidup dan berakhir dengan usaha bunuh diri. Ia melakukan bunuh diri karena merasa sudah putus asa untuk mendapatkan perhatian orang tuanya.
Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa bunuh diri merupakan suatu gangguan mental yang kemudian menjurus pada tindakan menghilangkan nyawa diri sendiri sebagai bentuk penyelesaian atas semua masalah yang ia alami.

Referensi
Dewi, Lita A. K., dan Hamidah. (2013). Hubungan antara Kesepian dengan Ide Bunuh Diri pada Remaja dengan Orangtua yang Bercerai. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 2(3). 24-33.http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpkk60c4d11a8cfull.pdf
Kartono, Kartini. 2000. Hygiene Mental. Bandung: CV. Mandar Maju.
Ratih, A.A.S.W.K., dan Tobing, D. Hizkia. (2016). Konsep Diri Pada Pelaku Percobaan Bunuh Diri Pria Usia Dewasa Muda di Bali. Jurnal Psikologi Udayana, 3(3), 430-444. file:///C:/Users/hp/AppData/Local/Temp/28058-1-54568-1-10-20170202.pdf


0 komentar:

Posting Komentar