Meysella Al Firdha Hanim
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
“Dik, saya seorang karyawati yang sudah berkeluarga yang saat ini saya
mencintai teman kerja saya yang juga sudah berkeluarga. Kami saling mencintai,
tapi saya tahu ini salah. Hal ini membuat saya bahagia sekaligus takut, apa
yang harus saya lakukan?”
Mba, cinta lokasi bisa terjadi
pada siapapun. Godaan untuk berselingkuh yang besar dan sangat berpeluang.
Godaan yang datang ketika Mba menemukan teman sekantor yang menyambut sinyal
cinta yang dipancarkan Mba. Bahkan rasa bersalah yang ada dalam diri Mba sudah
dikalahkan oleh rasa bahagia ketika bersama dia
Pertanyaan saya :
Apa yang membuat Mba bahagia
bersamanya?
Apakah pasangan (suami) Mba tidak
bisa memberi kebahagiaan?
Kalau dua pertanyaan itu dijawab
dengan jujur, dan kalian berdua benar-benar menemukan jawaban yang kuat dan
masuk akal, maka kalian harus membuat komitmen baru yang dapat mempersatukan
kalian. Which is komitmen ini akan menyakitkan suami Mba dan istri si dia dan
juga keluarga besar. Kalau pertanyaannya tidak dijawab dengan jujur, maka saya
sarankan untuk mengakhiri hubungan terlarang ini. Mengapa terlarang? Karena
selingkuh itu bukan suatu tindakan yang dibenarkan oleh pihak manapun, bahkan
oleh agama apapun. Saya hanya ingin Mba berpikir jernih sebelum melangkah,
tindakan yang diambil tidak merugikan diri Mba sendiri atau siapapun yang Mba
sayangi. Hidup di atas penderitaan orang lain tidak akan membuat bahagia dunia
akhirat.
Kuncinya adalah komitmen.
Pernikahan adalah sebuah janji sakral yang harus dihormati dan dipelihara.
Semua akan mengalami kesulitan hidup yang dialami dan perbedaan karakter antara
suami istri. Tuhan tidak membebani diri kita dengan masalah yang tidak mampu
kita atasi atau diluar kemampuan kita. Oleh karena itu, jangan membuat masalah
yang membebani hidup kita di luar kemampuan kita. Coba diingat saat menikah
dulu, apa sih yang jadi komitmen Mba dan suami? Berjanji membangun rumah tangga
yang mawwadah warahmah dan siap menghadapi suka duka berdua.
Pernahkah diskusi dengan suami
perasaan Mba sekarang?
Siapkah Mba untuk menerima
konsekuensi dari tindakan yang akan diambil?
Silakan dijawab dengan tindakan
sebagai seorang dewasa yang paham perbedaan baik dan buruk. Hal yang perlu
dipertimbangkan, sebagai seorang perempuan Mba akan mendapatkan penilaian
negatif dari lingkungan sekitar Mba. Apalagi jika perselingkuhan ini tidak
diselesaikan dengan baik. Demikian saran saya, silakan dipertimbangkan dengan
matang dan tidak berdasarkan emosi semata. Setiap langkah, keputusan, pilihan,
selalu mengandung konsekuensi pada diri Mba. Ambil langkah terbaik yang tidak
merugikan diri sendiri. Semoga membantu.
0 komentar:
Posting Komentar