KEMISKINAN DI INDONESIA
RESENSI
ARTIKEL KLINIK PSIKOLOGI
Marsum
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Kemiskinan memang adalah pekerjaan besar bagi
pemerintah kita, tapi pekerjaan itu tidak pernah di prioritaskan untuk
mengurangi angka kemiskinan, berbagi cara telah di lakukan tapi malah tidak
dapat mengurus permasalahan ini.
Kemiskinan merupakan masalah yang
ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk,
terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan
kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini
berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan
kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja
dan sebagainya.
Berbagai upaya tersebut telah berhasil
menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta (40.1%) pada tahun 1976
menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun, dengan terjadinya krisis
ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan
tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat,
yaitu melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan
pendidikan, memburuknya kondisi sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya
jumlah penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada
5 tahun terakhir terlihat penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus dan
perlahan-lahan sampai mencapai 36,1 juta (16.7%) di tahun 2004.
Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan
langkah-langkah dan program yang dirancang secara khusus dan terpadu oleh
pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan
masyarakat. Kusumaatmadja, 2007 dalam kenyataan terbukti bahwa alokasi anggaran
pengentasan kemiskinan yang naik dari tahun ke tahun ini tidak berhasil
menurunkan angka kemiskinan secara bermakna karena selain posisi tawar
(bargaining position) orang miskin yang lemah, juga mereka tidak mampu melihat
peluang bisnis (business opportunity) sehubungan dengan kenaikan anggaran
pengentasan kemiskinan.
Faktor Penyebab
Kemiskinan
Ternyata kemiskinan itu tidak terjadi
begitu saja melainkan memiliki faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
kemiskinan. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan dapat dikategorikan
dalam beberapa hal berikut ini :
A.
Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global
Yang perlu digaris bawahi di sini adalah
bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang
ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka
pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya
produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan
pendapatan per-kapita:
1) Naiknya
standar perkembangan suatu daerah.
2) Politik
ekonomi yang tidak sehat.
3) Faktor-faktor
luar negeri, diantaranya:
B. Menurunnya
etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Faktor ini sangat penting dalam
pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja
dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus,
serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan dengan
maksimal.
C. Biaya
kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di
suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak adanya keseimbangan pendapatan
atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita
di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli dan
banyaknya pengangguran.
D. Pembagian
subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan
terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga
secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain
rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.
Referensi:
Badan Pusat Statistik. Berita Resmi
Statistik (2012). Profil Kemiskinan di
Indonesia September 2011.No.06/01/Th.XV, 2 Januari 2012.
Kusumaatmadja, S. (Ed) 2007. Politik dan kemiskinan. Depok
0 komentar:
Posting Komentar