STRES KERJA
RESENSI
ARTIKEL KLINIK PSIKOLOGI
Marsum
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Stres kerja adalah sesuatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya
ketidak seimbangan
fisik dan psikis yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang
karyawan. Orang-orang yang mengalami stres menjadi nervous dan merasakan
kekuatiran kronis.
Charles D,
Spielberger (dalam Handoyo, 2001) menyebutkan bahwa stres adalah
tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam
lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres
juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak
menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.
Sedangkan
faktor yang bersifat non-organisasi, yaitu faktor individual, antara lain
adalah tipe kepribadian karyawan. (Robbins, 2003). Tipe kepribadian yang
cenderung mengalami stres kerja yang lebih tinggi adalah tipe kepribadian A.
Individu tipe A lebih cepat untuk mengalami kemarahan yang apabila ia tidak
dapat menangani hal tersebut, individu tersebut akan mengalami stres yang dapat
menuju terjadinya masalah pada kesehatan individu tersebut (Luthans, 2002).
Karyawan
dapat menanggapi kondisi-kondisi tekanan tersebut secara positif maupun
negatif. Stres dikatakan positif dan merupakan suatu peluang bila stres
tersebut merangsang mereka untuk meningkatkan usahanya untuk memperoleh hasil
yang maksimal. Stres dikatakan negatif bila stres memberikan hasil yang menurun
pada produktifitas karyawan. Akibatnya, ada konsekuensi yang konstruktif maupun
destruktif bagi badan usaha maupun karyawan. Pengaruh dari konsekuensi tersebut
adalah penurunan ataupun peningkatan usaha dalam jangka waktu pendek maupun
berlangsung dalam jangka waktu lama.
Kemajuan karir yang terlalu lambat, terlalu cepat, atau pada
arah yang tidak diinginkan akan menyebabkan para pegawai mengalami tingkat
stres yang tinggi. Apalagi jika mereka harus bertanggung jawab terhadap karir
seseorang yang lain akan menyebabkan level stres menjadi lebih tinggi.
sehingga
mereka sering menjadi marah-marah, agresif, tidak dapat relaks, atau
memperlihatkan sikap yang tidak kooperatif.
Terdapat dua
faktor penyebab stres kerja, yaitu faktor lingkungan kerja dan faktor personal.
Faktor lingkungan kerja dapat berupa kondisi fisik, manajemen kantor maupun
hubungan sosial di lingkungan pekerjaan. Sedang faktor personal bisa berupa
tipe kepribadian, peristiwa/pengalaman pribadi maupun kondisi sosial-ekonomi
keluarga dimana pribadi berada dan mengembangkan diri.
Referensi
DeLameter, J. & Ward, A. (Eds.). Handbook
of Social Psychology.
Anggit, Astianto.2014. Pengaruh
Stres Kerja dan Beban Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan PDAM Surabaya.
0 komentar:
Posting Komentar