INTERAKSI SOSIAL DI PASAR RAMADHAN PADA MASA
PANDEMI COVID-19
Dwi Ratri Octavianita (20310410002)
Mata Kuliah: Psikologi Sosial I
Fakultas Psikologi Universitas 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, M.A
Dalam
melakukan barter, dipilihlah sebuah tempat yang disepakati bersama dan berangsur-angsur
tempat tersebut berubah menjadi pasar. Kegiatan yang dilakukan di pasar pun
tidak hanya sekedar barter namun sudah berupa kegiatan jual beli dengan
menggunakan alat pembayaran berupa uang (Damsar, 2002). Fenomena Pasar Ramadhan
sepertinya bukan lagi hal yang asing bagi kita. Hal ini menjadi salah satu
keunikan yang selalu menghiasi bulan Ramadhan di Indonesia. Pasar Ramadhan
banyak ditemui di mana saja, tempatnya pun tidak harus di pasar pada umumnya.
Bisa di pinggir jalan, sepanjang trotoar, atau di sebuah tanah lapang yang
memungkinkan untuk menggelar dagangan di situ. Jika di perkampungan, para
pedagang banyak bermunculan di setiap sudut simpang yang ramai dilintasi
kendaraan.
Adanya
hubungan antara penjual dan pembeli membentuk sebuah interaksi sosial.
Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang
lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi
terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan
kelompok (Effendy, 2007). Interaksi sosial merupakan bentuk umum dari proses
sosial, sedangkan bentuk khususnya adalah aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi
sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara
perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara perorangan dengan
kelompok manusia (Soekanto, 2002).
Interaksi
sosial di masa pandemi seperti ini memang membuat pola interaksi sosial di
masyarakat terutama pada bulan Ramadhan ini menjadi berbeda. Seperti yang
terlihat pada foto yang saya ambil di sebuah desa yaitu Pasar Ramadhan Desa
Salam. Pasar tersebut merupakan Pasar Ramadhan yang berada di Desa Salam,
Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bagaimana
interaksi sosial di pasar ramadhan pada masa pandemi covid-19?
Pandemi
Covid 19 (Corona Virus Disease 19) merupakan konflik yang sudah setahun ini
dihadapi oleh masyarakat di seluruh belahan dunia. Coronavirus (Covid 19)
adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan sampai pada
akhirnya dapat mematikan banyak manusia. Akibat dari konflik ini, interaksi
sosial di masyarakat pun menjadi berubah. Wujud konkretnya adalah aturan, norma,
adat istiadat yang mengatur kebutuhan manusia. Pada bulan Ramadhan ini juga
terasa perbedaan dalam interaksi sosial, seperti yang dapat dilihat pada foto
tersebut bahwa kini untuk berburu takjil saja harus memperhatikan jarak kita
dengan penjual atau pembeli lain, serta aturan menggunakan masker membuat kita
menjadi sulit untuk dapat berinteraksi dengan orang lain. Biasanya kita
berkomunikasi dengan menatap wajah tanpa adanya penghalang namun kini kita
menjadi sulit untuk dapat memperhatikan ekspresi dan mimik wajah lawan bicara
kita. Kemudian untuk saling menegur sapa pun kita harus menjaga jarak minimal
satu meter.
Referensi:
Damsar. (2002). Sosiologi Ekonomi. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Effendy, Onong Uchjana. (2007). Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Soekanto, S. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:
Rajawali Press.
Tulisan ini adalah narasi untuk lomba memotret bertemakan
"Damai Ramadhan" yang diselenggarakan oleh @denkapratamaid yang
berkolaborasi dengan @gudangdigital.indonesia, @feiyutechindonesia, @mirfak.id, dan @ttartisan.id. Periode lomba berlangsung pada tanggal 17 April - 17 Mei 2021.
0 komentar:
Posting Komentar