“Pemanfaatan
Limbah Rumah Tangga Untuk Dijadikan Sesuatu Yang Lebih Bermanfaat”
Psikologi Lingkungan Essay 4 Eksperimen
Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA
Oleh:
Andika Satria Surya Pamungkas
Nim: 22310410068
Ferdi Zidane Agibhran
Nim: 22310410085
Sampah
organik adalah jenis sampah yang berasal dari bahan-bahan yang dapat terurai
secara alami, seperti sisa makanan, daun, ranting, atau bahan organik lainnya.
Sampah organik dapat diurai oleh mikroorganisme menjadi bahan humus yang dapat
berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah jika didaur ulang melalui proses
komposting. Pada hari minggu tanggal 21 Oktober pukul 13:00 WIB, kami
berkesempatan untuk membuat eksperimen kompos dan sabun cair (Eco Enzim) dirumah Ibu Shinta. Pada kesempatan kali ini
kita belajar banyak sekali cara pengolahan sampah salah satu nya pembuatan kompos dan sabun
cuci piring.
Kompos
Kompos
adalah produk dari suatu proses alami yang dikenal sebagai pengomposan atau
komposting. Proses ini melibatkan penguraian bahan organik, seperti sisa
makanan, dedaunan, dan sampah organik lainnya, menjadi material yang lebih
stabil dan bernilai gizi, yang disebut humus. Pada dasarnya, kompos terbentuk
melalui kerja sama mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan organisme lain
yang terlibat dalam proses penguraian bahan organik ini. Selama proses ini,
mikroorganisme tersebut menghancurkan materi organik menjadi bentuk yang lebih
sederhana dan lebih stabil.
Adonan kompos pertama
terdiri dari arang, abu, daun-daun yang sudah difermentasi, dan kulit telur
yang sudah ditumbuk. Mula-mula siapkan wadah untuk mengolah adonan kompos, bisa
menggunakan baskom besar atau bisa menyesuaikan dengan jumlah kompos yang akan
dibuat. Langkah yang pertama, abu dan arang kita saring terlebih dahulu. Abu
dan arang yang disaring memiliki manfaat penting dalam pembuatan kompos karena
dapat meningkatkan kualitas tanah. Kemudian masukkan daun-daun yang sudah
difermentasi, dan kulit telur yang sudah ditumbuk. Semua bahan-bahan tersebud
dicampur dan diaduk sampai rata.
Untuk
adonan kompos yang kedua terdiri dari kulit buah diris kecil-kecil, kompos
lawas, ampas kopi, kulit buah yang difermentasi, eco enzyme, daun sirih
sebanyak 50 lembar yang diiris lembut, molase (tetes tebu), EM4, tri codherma
(anti jamur), kulit bawang yang difermentasi, dedak, dolomit, garam, grajen (
serbuk kayu), dan air. Jangan lupa untuk menyiapkan wadah ya teman-teman.
Langkah yang pertama kita bisa mulai dengan memasukan kulit buah yang diiris
kecil-kecil, kompos lawas, dan ampas kopi kedalam wadah. Masukan 50 lembar daun
sirih yang sudah diiris lembut. Campur semua bahan tersebut dan aduk sampai
merata. Wadah yang kedua berisi kulit buah yang difermentasi dicampur dengan
eco enzyme, molase, EM4, dan tri codherma secukupnya. Ke-empat bahan tersebut
digunakan untuk mempercepat proses pengomposan, mengurangi bau tidak sedap
selama proses pengomposan, dan meningkatkan kualitas kompos. Kemudian masukan
juga kulit bawang yang sudah difermentasi. Fermentasi kulit bawang ini
digunakan untuk mengindarkan serangga. Semua bahan yang sudah dicampur diwadah
ke-dua, kemudian dituang pada wadah yang pertama. Setelah itu aduk dan
tambahkan air. Masukan dedak, dolomit secukupnya. Dolomit adalah sejenis kapur
pertanian yang mengandung magnesium dan kalsium karbonat, digunakan untuk
menetralkan pH tanah. Kemudian diberi garam biasa untuk pestisida alami.
Masukan grajen, grajen ini bisa membuat hasil kompos menjadi lebih optimal.
Aduk terus dan tambahkan air sampai tidak terlalu kering.
Kemarin
kami menemukan permasalahan dalam proses pembuatan kompos ini, yakni kami
terlalu banyak memasukan air kedalam adonan kompos tersebut sehingga kompos
terlalu basah. Dan kompos yang terlalu basah dapat menghasilkan lendir yang
tidak diinginkan. Mendapati hal tersebut ibu Shinta mengarahkan kami untuk
menambahkan sampah daun kering yang sudah diolah sebelumnya kedalam adonan
kompos, agar kompos menjadi tidak terlalu basah.
Setelah
itu, kami menyiapkan gentong tanah liat, dan juga bantal. Kenapa menggunakan
gentong tanah liat ? karena terdapat pori-pori pada gentong tanah liat
tersebut, sehingga mempercepat proses terjadinya kompos. Bantal tersebut
terbuat dari potongan kardus yang kemudian dimasukan kedalam jaring-jaring yang
dijahit membentuk sebuah bantal. Bantal tersebut dimasukan kedalam gentong
sebagai alas, kemudian kami memasukan adonan kompos yang sudah kami buat
sebelumnya dan ditambah dengan kompos lama dan ditutup selama 14 hari. Setelah
itu barulah kompos siap untuk digunakan untuk menyuburkan tanaman.
Sabun Cair
Kami membuat Sabun cair untuk cuci piring, sabun cuci piring adalah salah satu produk kebersihan yang wajib ada di setiap dapur. Namun, sabun cuci piring yang dijual di pasaran seringkali mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk membuat sabun cuci piring sendiri di rumah. Berikut adalah cara membuat sabun cuci piring sendiri di rumah:
Bahan-banhannya yaitu, Mes 200 gr, Garam Industri 150 gr (tidak ada Yodium), Air, Etda 20 gr (pengawet), Aminon 90 gr, Glycerin 27 gr, Pewarna (kuning dan biru) (opsional)
Cara membuatnya adalah sebagai berikut:
Siapkan wadah dan kayu pengaduk, rebus air sebanyak 1 liter sampai mendidih, lalu pindahkan ke dalam wadah. Ambil MES (metil etil sulfunat) timbang 200 gr, MES berfungsi untuk mengangkat lemak dan kotoran, lalu campurkan ke dalam air yang sudah mendidih di wadah aduk selama 20 menit/lebih sampai hancur/merata tanpa ada gumpalan. Kemudian larutkan etda 20 gr dengan air panas dan juga larutkan garam 150 gr dengan air panas, lalu campurkan ke dalam MES yang sudah larut, aduk rata, lalu masukan Aminon 90 gr, glycerin 27gr ke dalam campuran MES dan Etda. Garam berfungsi sebagai pengental sabun cuci piring. Edta berfungsi sebagai pengawet. Aminon berfungsi sebagai penambah busa. Glycerin berfungsi untuk melembutkan tangan dan memberikan rasa licin pada sabun cuci piring. Kemudian masukan eco Enzym lalu aduk rata dan yang terakhir beri pewarna, lalu aduk. Kemudian tutup rapat dan diamkan semalaman.
Sampah dari limbah rumah tangga bisa dikelola menjadi bahan yang bermanfaat seperti pembuatan kompos, nilai positif dari pengurangan limbah yang diubah menjadi bahan yang dapat melestarikan lingkungan
0 komentar:
Posting Komentar