Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Rabu, 10 Maret 2021

Peran Mahasiswa Psikologi Dalam Era Pandemi

 

Peran Mahasiswa Psikologi Dalam Era Pandemi

Oleh :

Shafadita Putri Trisdianty ( NIM 20310410042 )

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dimulainya tahun 2021 sebagai harapan untuk seluruh penghuni dunia, selain pandemic yang belum dapat terselesaikan secara massive, namun adanya sebuah penanganan cepat adalah salah satu usaha untuk memberikan harapan yang lebih bagi kelangsungan hidup umat manusia, dengan ini perubahan yang terjadi selama era pandemi lebih bisa diproyeksikan akan selesai lebih cepat.

Hadir dengan harapan, begitulah kira-kira yang biasa kita lakukan setiap awal tahun, walaupun dengan keadaan dan realitas yang sangat mencederai hati dan pikiran, kita tetap ingin berusaha untuk menunjukkan kasih sayang sebagai manusia, untuk sesama, untuk saling menyemangati bahwa kita akan baik-baik saja.

Kehidupan hari ini membuat umat manusia sangat berat, banyaknya fenomena depresi yang muncul diakibatkan banyaknya cobaan bencana alam, namun di sisi lain dengan beratnya tuntutan kehidupan yang melatar belakangi kehidupan generasi yang baru ini, era pasar bebas, terbukanya media sosail, dan tuntutan ekonomi yang mereka hadapi sehari hari, menjadikan mental health era ini lebih cenderung lemah dan tidak mandiri secara mental.

Gangguan mental menurut World Health Organization (WHO) adalah kondisi kesejahteraan seseorang untuk menyadari kemampuanya sendiri, dapat mengatasi kehidupan yang normal, dan dapat bekerja secara produktif dan dapat memebrikan dampak yang baik terhdap komunitasnya (WHO, 2001). Maka pada dasarnya kehidupan normal dari manusia adalah dapat mengendalikan dirinya dengan sadar dan tidak merasa cemas akan kemampuan dirinya sendiri, kemampuan itu adalah sebuah proses yang dimana dirinya dapat memeberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya tanpa terkecuali.

Pada hal ini tentunya sebagai mahasiswa pskologi dituntut untuk membantu teman-teman kita yang mengalami gangguan tersebut, karena pada prinsipnya kita sebagai yang mendalami kesehatan mental harus membantu sesama, dengan cara menemani mereka yang sedang survive menghadapi tantangan era pandemic ini. Kehidupan sehari hari kita hari ini akan selau dipertemukan dengan pola-pola manusia yang sangat tertekan dengan tuntutan kehidupan, pola-pola yang menghantarkan manusia ke dalam tekanan mental yang sangat tinggi, dimulai dengan bentuk tuntutan kerja yang tidak balance dengan kesehatan tubuh, tuntutan menyelesaikan pekerjaan yang melebihi jam kerja, tuntutan ekonomi dalam pemasukan tidak sepadan dengan pengeluaran, dan tentunya kebutuhan sosialita yang terkadang untuk sebagian orang dianggap sangat penting.

Hal ini yang mengakibatkan faktor kesahatan mental sangat terganggu, selau menuntut diri menjadi lebih hebat dengan orang lain, walaupun tentunya hal itu tidak penting untuk dilakukan. Hakikatnya manusia diciptakan dengan segala bentuk kebaikan, namun dalam peranannya kebaikan itu ingin dimiliki oleh satu orang individu itu sendiri, dorongan kepedulian terhadap orang lain hanya dapat kita temui pada sebagian kecil dari manusia (Ayuningtyas, Misnaniarti, Rayhani, 2018).

Inilah sebuah tantangan bagi manusia itu sendiri, membawa kebajikan di muka bumi, menularkan rasa kebaikan bagi manusia yang lain, bentuk yang sederhana, tanpa perlu mengeluarkan biaya, hanya kebutuhan nurani yang ditonjolkan, bentuk sederhana dari pergolakan kehidupan manusia. Alangkah indahnya dunia jika manusia dapat menerapkan kebaikan yang abadi, namun tentunya dengan sifat egosentris yang lebih menonjol pada hari hari ini, maka ada sebuah tuntutan bagi manusia yang lain untuk mendorong akan hal itu.

Siapa lagi yang bisa merubah kehidupan itu jika bukan manusia itu sendiri, karena dengan perubahan yang dihasilkan oleh diri sendiri cenderung menonjolkan budaya yang partisipatif dan kolektif, dua hal ini berkaitan dengan pembenahan kehidupan yang lebih cenderung manusiawi dan tidak memaksa manusia untuk memakan manusia yang lain.

Lalu tugas kita sebagai seorang mahasiswa psikologi adalah mendorong akan perubahan itu, dan cenderung mendorong mereka untuk menyelesaikan persoalan mental mereka secara mandiri, karena manusia diciptakan untuk hidup secara sosial, yang akan selalu membutuhkan manusia lain. Bentuk pertolongan itu hanya cukup untuk mendorong mereka lebih berani menghadapi tantangan zaman, karena sama seperti yang saya paparkan di atas, perubahan yang baik adalah perubahan yang dimuali dari diri mereka masing-masing.

Tanpa perlu mengecilkan semangat mereka unutk berjuang, kita mampu untuk saling membantu untuk memunculkan kebaikan dalam diri seorang manusia, karena semua manusia mampu akan bangkit dan menghadapi tantangan itu, kita hanya sebagai jemabatan untuk memberikan mereka sebuah kompas atau petunjuk jalan, agar mereka yang membutuhkan tidak tersesat saat memilih jalan hidup.

 

Daftar Pustaka 

WHO. Basic Documents. 43rd Edition. Geneva: World Health Organization. 2001.

Ayuningtyas, Misnaniarti, Rayhani. (2018), Analisis Situasi Kesehatan Mental Pada Masyarakat Indonesia Dan Strategi Penanggulangannya. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):1-10

 

 

 

 

Sabtu, 09 Januari 2021

DAMPAK STRES MAHASISWA SELAMA PANDEMI COVID-19

 

DAMPAK STRES MAHASISWA SELAMA PANDEMI COVID-19

UJIAN PSIKOLOGI INOVASI


Dosen Pengampu Ibu Dr. Arundati Shinta,MA

Oleh

Marsum

18.310.410.1187

 

Pandemi COVID-19 menyebabkan sebuah Universitas melakukan budaya adaptif. Tiga dimensi dan indikatornya adalah yaitu penciptaan perubahan, fokus pada konsumen/ pelanggan, dan pembelajaran organisasi. Hingga saat ini, pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia. Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus bernama severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2).

Penyakit ini menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan serta menyebar antarmanusia dengan sangat cepat hingga dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pandemi. Pandemi sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas.

Dalam situasi pandemi ini, pemerintah Indonesia mengeluarkan beberapa kebijakan. Kebijakan pemerintah berkaitan dengan upaya untuk menekan angka penularan Covid-19, yakni social distancing serta membatasi kegiatan yang dilakukan di luar rumah. Hal itu juga berdampak pada bidang pendidikan di Indonesia, yaitu ditetapkannya kebijakan metode pembelajaran melalui daring atau online.

Metode ini diterapkan baik di tingkat SD, SMP, SMA, sampai perguruan tinggi. Metode pembelajaran daring dilakukan menggunakan internet, baik itu pertemuan kelas, pengumpulan tugas, maupun pengerjaan kuis atau ujian. Hingga saat ini, hampir seluruh mahasiswa di Indonesia termasuk dengan mahasiswa baru telah merasakan metode pembelajaran daring ini. Lantas, apakah dampak yang mereka rasakan dengan metode pembelajaran daring ini?

Dalam proses pembelajaran daring, mahasiswa dituntut agar bisa rajin mengolah informasi dari mana saja untuk menunjang proses perkuliahan. Hal ini memicu mahasiswa untuk bisa menjadi lebih kreatif dan inovatif. Dalam jurnal berjudul Analisis Motivasi Belajar Mahasiswa dengan Sistem Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19, Widiya Astuti Alam Sur dkk menyebutkan bahwa berdasarkan hasil penelitian yang mereka lakukan, perkuliahan daring berpengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswa selama masa pandemi Covid-19 sebanyak 28,3%. Terjadi peningkatan motivasi belajar mahasiswa melalui pelaksanaan perkuliahan online di masa pandemi Covid-19 ini dengan korelasi berkisar 0,54.

Sayangnya, metode pembelajaran daring nampaknya bukan hanya membawa dampak yang baik. Metode pembelajaran daring tidak menjadi solusi yang disukai oleh sebagian mahasiswa Indonesia. Bahkan, beberapa mahasiswa mengaku bahwa metode pembelajaran ini memicu stres.

Di dalam jurnal yang berjudul Analisis Tingkat Stres Akademik Pada Mahasiswa Selama Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Covid-19, Ade Chita Putri Harahap dkk melakukan penelitian terkait analisis tingkat stres kepada 300 orang mahasiswa. Disebutkan bahwa dari 300 orang mahasiswa, terdapat sebanyak 39 mahasiswa memiliki tingkat stres akademik kategori tinggi, sebanyak 225 mahasiswa memiliki tingkat stress akademik kategori sedang, dan 36 mahasiswa memiliki tingkat stress akademik kategori rendah.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang kerap terjadi selama kegiatan pembelajaran daring di masa pandemi ini. Dalam Jurnal yang berjudul “Tugas Pembelajaran” Penyebab Stres Mahasiswa Selama Pandemi Covid-19,  Livana PH dkk menyebutkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 7  faktor penyebab stress mahasiswa selama pandemi Covid-19.

Dari 7 faktor tersebut setidaknya ada 4 faktor yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran daring, di antaranya yaitu tugas perkuliahan, proses pembelajaran daring yang membosankan, tidak dapat mengikuti pembelajaran daring karena kuota internet terbatas, dan tidak dapat mengaplikasikan pembelajaran praktik laboratorium karena tidak tersedianya alat.

Selain faktor-faktor tersebut, ada juga beberapa faktor teknis yang bisa berdampak pada hilangnya motivasi mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan perkuliahan. Faktor tersebut dapat berupa gangguan yang menyebabkan mahasiswa kesulitan mengikuti kegiatan pembelajaran daring, di antaranya yaitu terjadinya gangguan jaringan internet dan perangkat elektronik yang kerap eror.

Hal ini dikarenakan ada beberapa wilayah di Indonesia yang belum memiliki jaringan internet yang bagus dan stabil, seperti contohnya di daerah pinggiran kota atau kabupaten. Sedangkan untuk kendala perangkat yang kerap eror, bisa disebabkan perangkat yang dipakai spesifikasinya tidak memadai untuk melakukan kegiatan pembelajaran daring. Perlu diketahui, tidak semua mahasiswa berasal dari kalangan yang mampu untuk bisa membeli perangkat elektronik bagus demi menunjang proses pembelajaran daring.

Tidak hanya berdampak stres pada mahasiswa, proses pembelajaran daring juga berdampak pada kelelahan fisik yang nyata. Banyak mahasiswa yang rela bergadang hingga larut malam demi menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Padahal, kita ketahui bahwa bergadang bukanlah kegiatan yang baik bagi kesehatan.

Pada Jurnal berjudul Burnout Akademik Selama Pandemi Covid-19, Elisabeth Christiana menyebutkan bahwa mahasiswa bisa mengalami burnout akademik selama pandemi Covid-19. Dalam jurnal tersebut juga dijabarkan penjelasan konsep burnout menurut Ayala Pines dan Elliot Aronso (2007) bahwa burnout adalah keadaan ketika seseorang mengalami kondisi emosional seperti merasa lelah dan jenuh secara fisik sebagai dampak dari meningkatnya tuntutan tugas. Burnout muncul sebagai respon dari situasi yang cenderung menuntut secara emosional. Secara singkat, definisi dari burnout yaitu kelelahan baik secara fisik maupun emosional yang intensitas, durasi, frekuensi, dan konsekuensinya beragam.

Melihat dampak-dampak tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring memang efektif membuat mahasiswa termotivasi untuk rajin belajar, namun hal itu tidak berlaku bagi mahasiswa yang merasa tertekan secara akademik dan mahasiswa yang tidak memiliki fasilitas bagus untuk mengikuti pembelajaran daring. Diharapkan munculnya suatu kebijakan atau solusi yang dapat membantu mahasiswa-mahasiswa yang mengalami kesulitan ini, sehingga mereka bisa menjalani pembelajaran daring dengan nyaman. Selain itu, semoga pandemi Covid-19 di Indonesia bisa segera berakhir, sehingga proses pembelajaran bisa dilakukan kembali dengan metode seperti biasa, atau tatap muka.

Referensi:

Sur, Widya A. S., dkk. (2020). Analisis Motivasi Belajar Mahasiswa dengan Sistem Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19. IAIN Bengkulu: Jurnal Equation. Volume 3 Nomor 2. https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/equation/article/view/3464/2691

Harahap, Ade & Harahap, Dinda & Harahap, Samsul. (2020). Analisis Tingkat Stres Akademik Pada Mahasiswa Selama Pembelajaran Jarak Jauh Dimasa Covid-19. Biblio Couns : Jurnal Kajian Konseling dan Pendidikan. 3. 10-14. 10.30596/bibliocouns.v3i1.4804.

PH, Livana, dkk. (2020). “Tugas Pembelajaran” Penyebab Stres Mahasiswa Selama Pandemi Covid-19. Persatuan Perawat Nasional Jawa Tengah: Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa. Volume 3 Nomor 2. https://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj/article/download/590/329

Christiana, Elisabeth. (2020). Burnout Akademik Selama Pandemi Covid-19. http://conference.um.ac.id/index.php/bk2/article/download/74/77

 

 

Rabu, 01 April 2020

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK UNTUK PUPUK KOMPOS


PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK UNTUK PUPUK KOMPOS

Heny Suprapti/18.310.410.1183
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pembimbing : Dr.Dra.Arundati Shinta,MA




    Di muka bumi ini selama masih ada kehidupan pasti ada sampah, hal ini sangat wajar akan tetapi tidak boleh mengabaikan hal ini karena jika sampah diabaikan maka akan menjadi permaslahan serius, sampah yang menggunaungkan memicu terbentuknya gas metan yang menyebabkan global warming (Dias, 2009; Sony, 2010: banowati, 2011). Sehingga alangkah baiknya kita memanfaatkan sampah tersebut menjadi sesuatu yang berguna. Sampah yang paling banyak kita temui adalah sampah rumah tangga, smapah tumah tangga dibagi menjadi dua yaitu sampah organik dan non orgnik. Sampah organik merupakan salah satu sampah yang bisa kita manfaatkan sebagai pupuk kompos untuk meningkatkan kesubuaran tanah, sampah organik berasal dari sampah sisa sayuran, nasi bekas, daun-daun kering. Pembuatan pupuk sampah kompos dari sampah organik menggunakan bakteri atau mikro organisme sebagai aktivitas yaitu EM 4, dalam hal ini fungsi aktivator adalah mempercepat proses pengomposan selain penambahan aktivator EM 4 ini membuat pupuk kompos sesuai standar SNI, hasil produk yang dihasilkan pun membuat tanah yang bergambut atau kurang subur menjadi lebih subur (Novi, Novrian 2011). Dalam proses pembuatan pupuk kompos selain di perlukan aktivator EM 4 dan organik, diperlukan juga media lain yaitu tanah serta kotoran hewan jika daun untuk mempercepat proses dekomposisi, semua bahan tersebut do campur jadi satu dalam suatu wadah tertutup kemudian diamkan selama kurang lebih 3 bulan untuk mendapatkan pupuk kompos yang baik, hasil pupuk kompos yang baik adalah tidak berbau dan warnanya sudah mulai menghitam sama dengan tanah yang dicampurkan.



Sumber :
Banowati, Eva, 2011. PengelolaanSampahBerbasisKomunitasUntukKonservasiLingkungan, LaporanPenelitian, Semarang: LP2M Unnes.
Dias. Pingkan, L,.2009. FasilitasPengolahanSampah di TPA Jatibarang. TugasAkhir, Semarang: FakutasTeknikJurusanArsitekturUndip.
Sony, 2008.Workshop on Community Based Solid Waste Management in Indonesia, Makalah, tanggal 16-17Januari 2008, Jakarta: BalaiKartini.
Novi, Novrian. 2011. .Pembuatanpupukorganikberbahansampahorganikrumahtanggadenganpenambahanaktivator em4 di daerahkayutangi. Volume 39 Nomor 1, Halaman 1-7






PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK UNTUK TAS BELANJA


PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK UNTUK TAS BELANJA

Heny Suprapti/ 18.310.410.1183
Fakultas psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pembimbing :Dr. Dra. Arundati Shinta, MA




      Menurut Mckinsey and Co and Ocean Conservany, Indonesia disebut sebagai produsen plastic kedua setelah china. Bahkan setiap hari produksi sampah plastik di indonesia bisa mencapai 175.000 ton dengan jumlah tersebut, dalam satu tahun plastik indonesia mencapai 63,9 juta ton (Tribunnews.com I jum’at, 28 maret 2020 19:00 WIB), sampah plastik di inodnesia Kebanyakan adalah sampah rumah tangga, seperti sampah plastik kemasan suatu produk, jika hal ini dibiarkan menjadi permasalahan yang serius karena seperti yang kita ketahui bahwa plastik adalah material yang sulit terurai di tanah. Oleh karena itu kita harus menanggulanginya yaitu dengan cara mendaur ulang cara mendaur ulang plastik tersebut menjadi barang yang bermanfaat material plastik juga snagat berpotensi dijadikan bahan dasara pembuatan Produk kreatif karena bahannya kuat, tahan air, mudah dibentuk, murah, ringan, desain yang bagus. (Marpaung, 2009). Salah satubarangbermanfaat yang dapat kita buat dari sampah plastik adalah tas tas tersebut dapat digunakan untuk belanja sehingga ketika belanja tidak perlu hal tersebut selin mengurangi plastik kresek juga mengurangi sampah plastik kemasan. Selain itu daur ulang juga memiliki kelebihan lain diantaranya peluang usaha bisnis dan menciptakan lapangan keja jika memproduksi dalam jumlah banyak.


Sumber :
Marpaung, G.S., danWidiaji. (2009). Raup Rupiah dariSampahPlastik. PustakaBinaSwadaya. Jakarta.







PISAHKAN SEBELUM SAYANG


Oleh                            : Windha Nurhidayati
Nim                             : 183104101176
Mata Kuliah                : Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu        : Dr.,Dra.Arundati Shinta,MA


Garbage atau yang disebut sampah merupakan sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.(World Health Organization)
            Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat akan mengakibatkan