Oleh Meysella Al Firdha Hanim
NIM 183104101196
Mata Kuliah Psikologi Abnormal
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Penyebaran
virus corona (Covid-19) masih terus meluas ke banyak negara, termasuk Indonesia.
Penderita yang terjangkit umumnya akan mengalami gejala seperti demam, flu,
sesak nafas, batuk, hingga sakit pernafasan. Pada tahap yang lebih parah,
infeksi ini dapat menyebabkan pneumonia, yaitu sakit pernafasan parah yang
dapat mengakibatkan kematian. Ketika masuk ke dalam tubuh manusia, virus ini akan
mudah ditularkan kepada sesama manusia.
Di
tengah situasi Covid-19 yang mewabah dan membuat cemas berlebihan bagi semua
orang. Menerima informasi negatif juga bisa menyebabkan tekanan pada pikiran
hingga menimbulkan stress. Jika stress berlebihan, maka berakibat pada gangguan
psikosomatik. Gangguan psikosomatis ini membuat kita seolah-olah mengalami
gejala sama seperti yang dialami para pasien yang telah dinyatakan positif.
Menurut
Richard (2010), stres adalah suatu proses yang menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam,
ataupun membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis,
emosional, kognitif dan perilaku. Peristiwa yang memunculkan stres dapat saja positif
(misalnya merencanakan perkawinan) atau negatif (misalnya kematian keluarga).
Menurut Kartono dan Gulo (1987),
psikosomatis adalah gangguan fisik yang
disebabkan oleh tekanan-tekanan emosional dan psikologis atau gangguan fisik yang
terjadi sebagai akibat dari kegiatan psikologis yang berlebihan dalam mereaksi gejala
emosi.
Menghadapi
virus mematikan ini sebaiknya masyarakat bersikap wajar dan tidak berlebihan, tetapi
harus tetap waspada dengan mengikuti pola-pola pencegahan yang telah
diinstruksikan oleh pemerintah. Salah satu pencegahan yang perlu kita lakukan
adalah dengan membatasi akses berita tentang kasus ini, yang mana bisa
menurunkan tingkat kecemasan. Selain itu, menyaring informasi dan membaca berita
dari sumber terpercaya.
Referensi :
Richard, G. (2010). Psikologi.Yogyakarta: Pustaka Baca.
Kartono dan Gulo (1987). Kamus Psikologi. Bandung: Pionir
Jaya.
0 komentar:
Posting Komentar