Rr.Sekarlangit
Ayuningtyas Rahawarin
183104101179
FAKULTAS
PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
TUGAS
MATKUL PSIKOLOGI SOCIAL KLINIK PSIKOLOGI
ANOREKSIA
NERVOSA PADA GADIS REMAJA
Masa remaja merupakan masa perkembangan transisi
antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif,
dan sosio emosional (Santrock, 2003). Pada remaja perempuan perubahan fisik
terjadisepanjang masa pubertas. Periode ini berlangsung antara usia 11 dan 13
tahun. Komposisi tubuh juga mengalami perubahan, massa otot mengalami penurunan
sebesar 14%, sedangkan jaringan lemak dalam tubuh meningkat sebesar 11%
(Burns, 1993) konsep diri terbagi dalam dua dimensi,
yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal. Dimensi internal merupakan
penilaian yang dilakukan individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan dunia di
dalam dirinya, dimensi ini terdiri dari tiga bentuk yaitu diri identitas (self
identity), diri pelaku (behavioral self), dan diri penerima/penilai(judging
self). Dimensi eksternal merupakan keadaan dimana individu menilai dirinya
melalui hubungan dan aktivitas sosialnya, nilai-nilai yang dianutnya serta
hal-hal lain di luar dirinya.
Anorexia nervosa dapat diartikan sebagai aktivitas
untuk menguruskan badan dengan melakukan pembatasan makan secara sengaja dan
melalui kontrol yang ketat. Penderita anorexia sadar bahwa mereka merasa lapar
namun takut untuk memenuhi kebutuhan makan mereka karena bisa berakibat naiknya
berat badan. Persepsi mereka terhadap rasa kenyang terganggu sehingga pada saat
mereka mengkonsumsi sejumlah makanan dalam porsi kecil sekalipun, mereka akan
segera merasa 'penuh' atau bahkan mual. Mereka terus menerus melakukan diet
mati-matian untuk mendapatkan tubuh yang kurus Anorexia nervosa terutama
menimpa perempuan selama masa remaja hingga masa dewasa awal .
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa
Semakin rendah penerimaan diri terhadap kondisi fisik
maka semakin tinggi kecenderungan mengalami anorexia nervosa pada remaja
perempuan Sebaliknya, semakin tinggi penerimaan diri terhadap kondisi fisik,
maka semakin rendah kecenderungan mengalami
anoreksia nervosa
Referensi
Santrock. J. W. (2003). Adolescence. Jakarta: Erlangga
Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 1
No. 02, Juni 2012 di unduh tanggal
4/7/2019
0 komentar:
Posting Komentar