MELAWAN RASA SAKIT DENGAN BIJAKSANA
Ika Fatmawati
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Assalamu’alaiykum Kak Ika Fatma.
Saya Meri, salah satu
jamaah yang pernah ikut pengajian Minggu pagi di masjid Nurul Ikhsan. Kak saya
mau curhat sedikit boleh? Saya anak yatim,anak tunggal yang tinggal dengan ibu, saya
sudah bekerja. Saya beberapa
minggu lalu operasi usus buntu yang mengikis ovarium,sehingga ovarium sebelah harus
diangkat. Atasan saya menyuruh saya cuti sementara untuk istirahat
pemulihan pasca operasi, setelah lebaran baru mulai masuk kerja kembali. Sementara ibu saya sendiri tidak peduli dengan saya saat dirawat di
rumah sakit hingga pulang ke rumah. Saya sementara tinggal di tempat saudara
saya, sampai saat ini ibu saya belum mau menjenguk saya.
Saya merasa sudah
patah semangat dan menyerah,tidak kuat lagi dengan cobaan ini. Saya sudah selalu berdoa ketika seusai solat
lima waktu. Mohon sedikit pencerahannya Kak?
Terimakasih sebelumnya
Wassalamu’alaiykum.
Meri
Sedayu, Yogyakarta
Wa’alaiykumussalam Dik Meri di Sedayu.
Semoga Allah
memberikan kesembuhan kepada dik Meri, kesembuhan yang tidak berbekas lagi rasa
sakitnya. Aamiin. Terima kasih untuk suratnya dan berkenan membagi bebannya
kepada saya.
Dik meri orang yang semangatnya
luar biasa, meskipun yatim dik Meri tetap melanjutkan perjuangan untuk masa
depan, baik dari segi pendidikan agama maupun finansial. Bekerja membantu ibu
yang sekarang menjadi satu- satunya orang tua bagi dik Meri. Tidak banyak lho, yang segera
bangkit dari kesedihan karna berpisah dari Ayah untuk selamanya.
Menurut Gray (1984)(Gray, Harris; 2005), Motivasi adalah proses
yang bersifat internal atau eksternal bagi individu sehingga terjadi sikap
antusiasme dan persistensi untuk melakukan kegiatan tertentu. Dik Meri merasa
patah semangat karena tidak mendapatkan motivasi dari orang yang adik harapkan,
yaitu Ibunda
Tetap bersyukur ya
Dik, dalam kondisi seperti sekarang masih ada saudara yang perhatian dan
merawat dik Meri dengan baik. Kemungkinan Ibunda masih merasakan kesedihan yang
teramat dalam setelah kepergian Ayah, sehingga menganggap kalau merawat anak
seorang diri beliau merasa berat. Kebutuhan Ibunda untuk berbagi pikiran
dan perasaan dengan orang lain sambil menikmati banyak hal bersama mereka,
tidak sempurna tanpa kehadiran Ayah.
Ibunda mungkin
bingung mau mengekspresikan rasa sayangnya kepada dik Meri sehingga dalam
pandangan dik Meri terkesan acuh dan tidak peduli. Tetap tunjukkan rasa sayang
kepada Ibunda ya sayang, kalian nantinya akan saling memotivasi untuk
mendapatkan masa depan yang cerah. Tidak ada orang tua yang tidak menyayangi
anaknya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki
datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata; “Wahai
Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” Beliau
menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab:
“Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.”
Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Kemudian ayahmu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Mengenai sikap atasan
dik Meri, saya rasa beliau sangat perhatian dan untuk kebaikan adik sendiri.
Beliau meminta dik Meri fokus untuk kesembuhan, dan mempersilakan bekerja
kembali setelah lebaran. Sekarang Dik Meri juga harus lebih semangat untuk
kesembuhan dik Meri, dan mengikuti anjuran dokter.
Jangan terputus
doanya ya Dik, tetap berdoa untuk kesembuhanmu, untuk kebaikan dirimu dan juga
Ibu. Doakan juga saudara yang sudah merawat dik Meri dengan baik, semoga beliau
dan keluarganya di beri kesehatan, kemudahan dalam setiap urusan, dan rezeki yang
tak terputus. Tersenyumlah, bahagiakan hatimu dengan menjalankan hobi ringan
yang tidak mengeluarkan energi yang terlalu banyak.
Tuangkan perasaanmu
melalui tulisan, misalnya puisi, cerpen, atau novel. Siapa tahu suatu saat
nanti dik Meri akan menjadi seorang penulis yang hebat. Awal menulis karena
sakit, bisa menjadi motivasi teman- teman dik Meri nantinya.
Demikian masukan dari
saya, tetap semangat karena obat yang mujarab datang dari diri sendiri.
Salam
Ika Fatma
0 komentar:
Posting Komentar