Senin, 22 April 2019

Membandingkan Diri Menyebabkan Iri Hati

Meysella Al Firdha Hanim
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


“Kak, usia saya 19 tahun merasa saya tidak mengenal diri saya dengan baik. Kadang saya cerewet kadang di lain tempat saya pendiam, kadang percaya diri dan kadang saya merasa sangat minder. Saya sedang dekat dengan seorang lelaki, dia sangat menyukai saya begitu pula sebaliknya. Namun, saya sangat minder, karena secara fisik dan pendidikan saya kalah jauh. Saya juga suka membandingkan diri dengan mantannya. Itulah yang membuat saya sedih dan sering menangis, karena membandingkan diri dan kehidupan saya. Padahal saya percaya kalau lelaki yang dengan saya ini sangat menyayangi saya. Tapi diri ini tidak bisa menghilangkan kebiasaan iri hati.”

Saat ini kamu sedang merasa tidak mengenali dirimu dengan baik. Hal itu karena kadang kamu cerewet dan kadang pendiam. Kadang kamu merasa percaya diri dan kadang merasa rendah diri. Merasa sedih bahkan menangis karena iri dan rendah diri jika membandingkan keadaanmu dengan mantannya. Dimana yang secara fisik, pendidikan, gaya bergaul, dan kehidupan menurut kamu kalah. Padahal kamu tahu bahwa lelaki yang dekat dengan kamu sangat menyayangimu dan sebaliknya.

Di usia 19 tahun wajar kalau rasa percaya diri masih belum stabil. Lingkungan akan mempengaruhi sikap dan rasa percaya dirimu. Jadi tidak ada alasan untuk khawatir mengenai hal ini. Membandingkan diri bisa berakibat positif, misal saya ingin berprestasi seperti teman saya, maka saya harus aktif dan lebih rajin belajar. Bisa berakibat negatif juga jika kamu membandingkan diri dengan seseorang, tapi kamu sendiri tidak bisa berbuat apapun untuk menjadi seperti dia. Ini sama sekali tidak perlu. Hasilnya malah kamu akan merasa sedih, rendah diri, kecewa, iri, dan membenci dia yang kamu anggap sainganmu.

Kalau lelaki itu sayang sekali sama kamu dan kamu pun menyayanginya, tidak ada gunanya terus-menerus membandingkan dirimu dengan mantan pacarnya. Kenyataannya dia memilih kamu. Itu sudah membuktikan bahwa kamu dalam hal fisik, kepribadian, pendidikan, atau dalam hal yang lain bisa memikat hatinya. Semua itu membuat dia jatuh cinta dan menyayangimu. Gunakan waktu dan tenaga yang ada untuk menggapai cita-citamu terlebih dahulu. Jadikan hubungan cinta yang sehat dan bahagia dengan si dia, serta kembangkan rasa percaya dirimu dengan menyadari dan menghargai sisi positif yang kamu miliki.

Saya berpesan jadilah dirimu apa adanya dan stop untuk membandingkan diri dengan orang lain, karena itu akan merugikan dirimu sendiri. Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar