Menyulap Sampah Rumah Jadi Produk Kreatif
Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Dra. ARUNDATI SHINTA, MA
ISGIYATI - 23310410116
Kelas : Karyawan
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Pendahuluan
Sampah merupakan masalah lingkungan yang semakin mendesak untuk ditangani secara efektif, terutama sampah organik yang seringkali menjadi sumber pencemaran jika tidak dikelola dengan baik. Untuk mengatasi permasalahan ini, pemanfaatan sampah organik melalui proses pengomposan, pembuatan sabun cair berbasis eco-enzyme, dan inovasi produk ramah lingkungan seperti parcel dari bahan daur ulang menjadi solusi yang menjanjikan. Eco-enzyme, yang dihasilkan dari fermentasi limbah dapur organik, tidak hanya dapat dijadikan sabun cair yang ramah lingkungan dan efektif dalam membersihkan, tetapi juga berfungsi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan kimia berbahaya yang dapat merusak ekosistem.
Hari Minggu 27 April 2025 saya dan teman-teman mahasiswa UP 45 serta Ibu-ibu penggiat Bank Sampah binaan dari Bu Shinta melakukan eksperimen tentang sampah di rumah Bu Shinta.
Sebelum acara dimulai kami dipersilahkan makan terlebih dahulu snack yang dibawa dari rumah. Nah untuk sampah dari snack yang kita makan tersebut mulai dipilah-pilah.
Ada sampah mika, bungkus buah apel / pir yang berwarna putih itu termasuk residu ( sampah yang tidak bisa dimanfaatkan ) larinya ke TPST.
Adapun sampah kertas, bungkus snack masuk ke Bank sampah atau pengepul.
Untuk bungkus kopi disedekahkan untuk didaur ulang.
Sebelum nya kondisi sampah plastik maupun bungkus snack jajanan harus dicuci bersih dan dikeringkan/ dijemur. Untuk sampah plastik dibikin lembaran-lembaran dipotong .
A. KOMPOS
Kompos merupakan bahan organik yang diperoleh dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti rumput, daun, ranting, dan berbagai jenis sampah organik lainnya. Bahan-bahan ini mengalami proses penguraian oleh mikroorganisme dalam kondisi lembap. Proses ini dikenal sebagai dekomposisi biologis yang terkendali, menghasilkan material kaya akan unsur hara dan humus. Kompos ini sangat bermanfaat sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman.
CARA BIKIN KOMPOS
- Sampah dapur dicuci bersih dan dicacah.
-Sampah kebun (daun-daunan) dimasukkan ke mesin pencacah sehingga menjadi butiran kecil.
- Adapun kompos cair ( POC ) dibikin dari sisa-sisa kulit buah dipotong kecil-kecil ditambah air dan gula merah. Ramuan POC ini nantinya buat campuran kompos.
- Sampah kebun yang sudah dicacah tadi dimasukkan dalam ember besar tambahkan 2 atau 3 tutup molase ditambah EM4 ( bisa dibeli di toko pertanian) ditambah trikoderma (fungsinya buat anti jamur)
- Tambahkan kapur tani ( fungsinya untuk meningkatkan PH kompos)
- Tambahkan katul / dedak ( fungsinya supaya kompos ada vitamin B )
- Tambahkan sisa-sisa kayu dari proses gergaji
- Bila semua bahan diatas sudah tercampur semua sambil di aduk agar tercampur secara merata.
- Sebelum dimasukkan ke genthong tanah liat, alasi didalam genthong dengan bantal kompos yang dijahit dengan senar. Fungsinya biar awet tidak putus jahitan nya dan bantal kompos ini fungsinya bikin kompos tidak bau. Baru masukkan semua campuran kompos tadi di genthong tersebut, tutup dengan bagor baru ditutup.
Cara Perawatan kompos dengan di aduk-aduk. Sedangkan cara memanen kompos yaitu kompos yang sudah jadi di ayak agar tersaring campuran yang halus siap untuk di packing.
B. SABUN CAIR
Bahan-bahan untuk pembuatan sabun cair yaitu :
- 200 gram MES (bahan untuk sabun bisa beli )
- Garam industri (tidak beryodium ) atau garam dapur yang halus fungsinya untuk mengentalkan.
- Aminon 90 gram
- Glyserin 270 gram fungsinya untuk membuat licin.
- EDTH 20 gram fungsinya untuk mengawetkan.
- Pewarna makanan secukupnya.
- Pewangi 5 ml bisa pakai rasa serai atau lemon.
- ECO Enzym fermentasi kedua yang sudah 2 minggu.
- Sebelum proses pencampuran bahan-bahan sabun cair tadi untuk MES yang 200 gram tadi dikasih air matang taruh di wadah tertutup dan diamkan semalam baru pagi nya proses pembuatan sabun nya.
Semua bahan sabun di campur dan diaduk-aduk lanjut pengemasan masukkan ke botol-botol kecil yang sudah disiapkan beri label produk dan siap untuk dipasarkan.
C. ECO ENZYM
#Fermentasi pertama
Bahan-bahan untuk membuat ECO Enzym yaitu dengan perbandingan 1:3:10
Dengan komposisi 90 gram gula, kulit buah dicuci bersih dipotong kecil-kecil 270 gram dan air 900 liter. Ditaruh di botol tertutup minimal 3 bulan.
#Fermentasi kedua
Air dari ECO Enzym yang sudah 3 bulan disaring pindahkan ke botol lainnya yang bersih tambahkan irisan serai dan klarak 3 biji ( fungsinya bikin berbusa)
D. PARCEL
Selanjutnya buat parcel dari kompos dengan menambahkan bubuk kulit telur yang sebelumnya sudah dicuci bersih dan dikeringkan lanjut ditumbuk hingga halus. Tambahkan abu ( disaring bila ada pakunya ambil pisahkan ke bank sampah/ pengepul ) dan arang ( ditumbuk biar halus). Packing dengan plastik biar cantik tambahkan pita dan masukkan ke tas daur ulang yang sudah dibikin.
E. Memproduksi Sampah Secara Bertanggung jawab
Alhamdulillah eksperimen kami tadi berjalan lancar serta saling bekerja solid dan bertanggung jawab secara aktif dalam mengelola limbah yang dihasilkan. Hal ini bertujuan agar limbah tersebut tidak mencemari lingkungan dan untuk mengurangi beban pengelolaan sampah secara keseluruhan. Konsep ini menekankan bahwa tanggung jawab dalam pengelolaan sampah dimulai sejak tahap produksi, di mana produsen ( dalam hal ini Bu Shinta ) dituntut untuk memilih bahan baku yang ramah lingkungan serta menerapkan prinsip 5R (reduce, reuse, recycle, repair, refurnish) guna meminimalkan volume sampah yang dihasilkan.
F. Atasi Rasa Malas
Untuk mengatasi rasa malas dalam memproduksi sampah secara efektif, ada beberapa langkah praktis yang dapat mendorong perubahan perilaku dan mempermudah pengelolaan sampah:
- Mengurangi Penggunaan Barang Sekali Pakai
Cobalah untuk menghindari penggunaan kantong plastik, botol plastik sekali pakai, dan barang-barang lain yang hanya digunakan sekali. Sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan, gunakanlah tas kain, botol minum yang dapat dipakai berulang kali (tumbler )serta piring atau mangkuk yang terbuat dari kaca.
- Menerapkan Pola 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
Kurangi jumlah sampah dengan mencermati barang-barang yang tidak perlu (reduce), gunakan kembali barang-barang yang masih dalam kondisi baik (reuse), dan daur ulang sampah menjadi bahan baru yang bermanfaat (recycle). Dengan menerapkan pola ini, kita tidak hanya membantu mengurangi timbunan sampah, tetapi juga membangun kebiasaan positif dalam pengelolaan sampah.
- Membuat Pengelolaan Sampah Menjadi Kreatif dan Menarik
Cobalah untuk mengolah sampah plastik menjadi barang berguna, seperti tas atau gantungan, dan ubah sampah organik menjadi pupuk kompos. Hal ini sudah kami praktek kan dalam eksperimen tadi pagi. Dan ada tips dari Bu Shinta bila lagi malas mengolah sampah dapur maka sediakan mangkok kecil yang ada tutupnya buat menampung sampah dapur yang sebelumnya dicuci bersih dan dipotong kecil-kecil masukkan dalam mangkuk tersebut.
Nanti kalau jadwal nya bikin ECO Enzym barulah dipakai bahan sisa sampah dapur yang di mangkok tadi.
Masya Allah terima kasih Bu Shinta atas bimbingannya dalam eksperimen tentang sampah, bingkisan parcel kompos dan sabun cuci , saya semakin terbuka wawasan untuk produksi sampah yang bertanggung jawab.
Sampai jumpa dengan episode yang lebih seru lagi tentang sampah.
Yogyakarta, 27 April 2025
✍️ Isgiyati_psi
SEMOGA BERMANFAAT
0 komentar:
Posting Komentar