Sabtu, 26 April 2025

Essai 6 - Manajemen Pengelolaan Sampah Di TPS Randu Alas

                                                            PSIKOLOGI LINGKUNGAN

TUGAS ESSAI 6

MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH DI TPS RANDU ALAS

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A

 


 

PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

2025

 

Nama : Annisa Septiana Putri

NIM : 23310410108

 

Sabtu, 19 April 2025 saya beserta teman di Universitas Proklamasi 45 berkesempatan untuk mengunjungi TPS Randu Alas di daerah Ngaglik Sleman, disana saya bertemu dengan bapak Joko Tri Waluyo selaku ketua di TPS tersebut. Sesuai dengan namanya TPS Randu Alas yang menjadi tempat penampungan sementara sampah sebelum diangkut ke tempat pengolahan atau pemrosesan akhir. TPS Randu Alas menampung sampah komunal (lingkungan) untuk 4 pedukuhan, sampah-sampah dari masyarakat yang setiap 2 hari dalam seminggu diangkut oleh petugas menggunakan kendaraan roda 3. Sampah-sampah yang sudah diambil dari masyarakat selanjutnya akan disortir atau dipilah menjadi 2 bagian, yaitu organik dan anorganik. Untuk sampah organik sendiri akan dijadikan kompos dengan proses fermentasi menggunakan bakteri dan untuk sampah anorganik akan dikumpulkan dan dipilah sesuai dengan jenisnya, ada sampah plastik PE, kresek, plastik warna, kertas yang memiliki berbagai macam seperti kertas naskah, kertas duplex, kertas kardus. Ada juga jenis sampah logam seperti kaleng, yang jika dilebur akan menjadi timah dengan daya jual paling mahal dari sampah lainnya. Setelah sampah selesai dipisahkan maka beberapa jenis sampah akan diambil oleh pengusaha daur ulang untuk dikirim ke pabrik-pabrik yang membutuhkan. Sampah yang berasal dari alam, seperti sayuran dan sisa makanan bisa dikembalikan ke alam diolah lewat media kompos yang berfungsi sebagai pupuk tanaman.

    Walaupun dari pihak TPS sudah melakukan metode memilah sampah, tetapi masih ada  kendala-kendala yang dihadapi di lapangan, contoh dari kendalanya yaitu penyadaran masyarakat tentang pentingnya memilah sampah rumahan sebelum di buang ke tempat sampah dan diangkut oleh petugas sampah, karena pengasil sampah terbesar berasal dari sektor rumah tangga. Harapannya, jika masyarakat sudah terbiasa memilah sampah sebelum diangkut petugas maka akan memudahkan petugas dalam memilah sampah di TPS dan mengindari dari bau, pembusukan atau kontaminasi jenis sampah ke sampah yang masih memiliki nilai jual.

    Untuk sampah-sampah yang tidak bisa diproses kembali maka akan dilumatkan menggunakan tungku (peleburan) karena tidak adanya kuota untuk di berikan ke TPA (tempat pembuangan akhir). TPS Randu Alas membuka kerja sama untuk Universitas lain yang ada di Yogyakarta untuk mempelajari bagaimana proses pengolahan sampah desa yang berbasis masyarakat. TPS Randu Alas untuk kegiatannya sendiri menggunakan operasional secara mandiri tidak adanya subsidi dari pemerintah, pihak pemerintah hanya menyediakan lahan, bangunan dan kendaraan roda 3. Iuran yang dibayar pelanggan sampah bervariasi mulai dari Rp 30.000 diperuntukan rumah tangga sedikit orang atau janda, Rp 50.000 rumah tangga biasa, dan Rp 70.000 rumah tangga usaha (warung, minimarket). Sementara operasional untuk bensin roda 3 dan upah tenaga berasal dari iuran tersebut. Untuk TPS Randu Alas saat ini sudah berjumlah 350 pelanggan dengan kapasitas sampah yang masuk tiap hari kurang lebih 7 kubik. Operator tenaga pengolah sampah berjumlah 7 orang, 4 orang betugas untuk berkeliling mengangkut sampah dan 3 orang lain bertugas di lokasi yang upah tiap bulannya sekitar Rp 1.800.000 - Rp 2.000.000 dengan ditambah BPJS kesehatan, sepatu boots dan sarung tangan. Mesin yang digunakan untuk mengelola sampah ada 3 jenis yaitu, Conveyor, Cacah Pilah, dan Tromol. Mesin conveyor berfungsi sebagai sarana untuk memudahkan petugas dalam memilih sampah dengan jenisnya sebelum masuk ke cacah pilah, selanjutnya masuk kedalam mesin tromol untuk mengeringkan sampah khususnya plastik, setelahnya sampah akan di press. Sampah yang sudah di press akan diambil oleh pihak dinas lingkungan hidup kabupaten Sleman.

            

 

0 komentar:

Posting Komentar