Minggu, 22 Juni 2025

ESSAI 6 - BELAJAR DI TPST RANDU ALAS

 

Kegiatan Kunjungan dan Belajar di TPST Randu Alas


 

Pada kegiatan kali ini mahasiswa Psikologi UP45  mendapatkan kesempatan untuk beljar lebih lanjut mengenai sampah di TPST Randu Alas. Dalam proses belajar ini penulis diintruksikan untuk membelikan makanan dan minuman untuk pegawai di TPST namun ternyata intruksi yang sampai ini kurang tertangkap dengan baik sehingga sedikit ada misskomunikasi diawal. Namun hal ini tidak menggoyahkan penulis dan rekan-rekan dalam proses pembelajaran.

Di TPST ini terdapat 7 orang karyawan termasuk koordinatornya. Jika dilihat lokasinya memang cukup luas dan menurut penulis sudah tertata dari proses pemilahan dan pembakarannya. Namun namanya sampah tetaplah sampah yang sangat bau. Dan baunya itu sangat mencekam. SOP yang ada di TPST ini adalah semua karyawannya harus menggunakan sarung tangan dan juga masker. Mengapa demikian jelas sekali bahwa namanya sampah tetaplah sampah yang memang sangat menjijikan dan kotor. Sehingga SOP ini dilakukan untuk melindungi karyawan yang bekerja di TPST. Karyawan disini tentulah sangat dengan dengan penyakit.  Tidak hanya flu tetapi juga bia menjadi infeksi. Sehingga SOP ini memang harus dijalankan. Selain ada SOP TPST juga sudah bekerjasama dengen puskesmas untuk siap mengobati sakit para karyawan. Namun beberapa karyawan tidak mau mengeclam hak tersebut dikarenakan malas antrinya.



Dari 7 karyawan ini tentunya juga dipikirkan kesejahteraannya. Kesejahteraan karyawan  tergantung dengan jumlah pelanggan yang ada di TPST tersebut. Gaji yang bisa didaptkan setiap bulannya adalah sekitar 1.800.000 – 2.000.000. beragam harga pengambilan sampah setiap rumahnya pun berbeda-beda  dari harga 30.000, 50.000, sampai dengan 450.000. Itupun jika dilihat harganya kurang bagi pengorbanannya. Namun masayrakat terkadang telihat acuh tak acuh dengan membuang sampah tidak dikelompokkan. Bahkan membuang sampah sentimentilpun tidak dibersihkan.

Jika dilihat dari narasi diatas sebenarnya manusia sendirilah yang membuat bumi ini semakin gersang dan semakin rusak. Sudah dibantu dengan adanya TPSTpun belum bisa membuat manusia ini menjadi berubah mau mengelompokkan sampahnya. Itu memang terlihat mudah tetapi sebenarnya sulit dilakukan apalagi konsisten.

0 komentar:

Posting Komentar