ESSAY: MELAKUKAN UPCYCLING SAMPAH ANORGANIK & MERINTIS SEBAGAI PENGUSAHA EKONOMI SIRKULER PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.
Nama: Alifa Maura Bunga Herina
NIM: 24310430041
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
2025
Sampah anorganik sering kali dianggap tidak memiliki nilai guna setelah masa pakainya habis. Padahal, jika dikelola dengan pendekatan ekonomi sirkuler, sampah tersebut bisa menjadi sumber daya yang memiliki nilai jual. Salah satu bentuk upaya nyata dalam hal ini adalah memanfaatkan kemasan bekas makanan sebagai bahan dasar pembuatan produk inovatif. Saya mencoba mengubah kemasan sereal bekas merek Koko Krunch menjadi kotak serbaguna estetik. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menunjukkan bahwa limbah rumah tangga pun bisa diolah menjadi produk kreatif yang bernilai ekonomi sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan.
Langkah – Langkah pembuatan
Dalam proses pembuatan, saya memulai dengan membersihkan kemasan bekas agar siap dihias. Kemudian, saya melilitkan benang rajut berwarna merah muda, fuchsia, dan merah marun secara bergantian ke seluruh permukaan wadah dengan menggunakan lem tembak agar merekat kuat. Pola benang saya susun dengan perpaduan gelombang dan garis agar tampilan produk tidak monoton. Setelah seluruh permukaan tertutup benang, saya tambahkan hiasan berupa mutiara sintetis kecil untuk memberi sentuhan elegan dan memperkuat nilai estetika. Sebagai pemanis, saya ikatkan tali dari benang rajut di bagian depan kotak yang juga bisa berfungsi sebagai pengikat tutup.
Produk yang saya hasilkan diberi nama “Kotak Serbaguna Estetik”, yang bisa digunakan untuk menyimpan barang kecil seperti alat tulis, aksesori, atau perlengkapan make-up. Produk ini saya jual secara online dengan harga Rp45.000 dan dapat dibeli melalui tautan berikut: https://id.shp.ee/rtgLTnJ. Untuk promosi, saya mengunggah foto proses pembuatan dan hasil akhirnya di media sosial pribadi agar lebih banyak orang yang mengenal produk ini. Saya juga menyertakan informasi harga dan manfaat penggunaannya untuk menarik minat konsumen.
Dalam proses merintis usaha ini, saya menghadapi beberapa tantangan seperti keterbatasan alat produksi dan waktu pengerjaan yang cukup lama karena dilakukan secara manual. Namun, dengan manajemen waktu yang baik dan promosi digital yang konsisten, saya bisa mengatasi hambatan tersebut. Respon positif dari teman-teman dan pengikut media sosial memberi semangat untuk terus mengembangkan produk serupa dari bahan daur ulang lainnya. Pengalaman ini membuka wawasan saya bahwa upcycling bukan hanya kegiatan kreatif, tetapi juga langkah konkret menuju gaya hidup berkelanjutan dan peluang wirausaha masa depan.
Melalui kegiatan upcycling ini, saya menyadari bahwa sampah anorganik yang sering dianggap tidak berguna ternyata dapat diolah menjadi produk bernilai jual dan estetis. Proses kreatif yang sederhana namun penuh makna ini bukan hanya memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan, tetapi juga membuka peluang untuk merintis usaha ekonomi sirkuler yang berkelanjutan. Dengan memanfaatkan media sosial dan platform digital sebagai sarana promosi dan penjualan, saya dapat memperkenalkan produk ramah lingkungan ini kepada masyarakat luas. Inisiatif kecil seperti ini menunjukkan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif bagi lingkungan dan perekonomian secara bersamaan.
0 komentar:
Posting Komentar