Sabtu, 28 Juni 2025

ESSAY 3 - Before After Sampah

 Kegiatan Before After Sampah 

Psikologi Lingkungan 


Nama: Antonius Wikan Purwanto

NIM : 23310410110

Dosen Pengampu : Arundati Shinta, M.A

Universitas Proklamasi 45 

Yogyakarta


Hari Minggu bertempat di Embung Imogiri,Bantul kemarin menjadi salah satu hari yang berkesan bagiku. Awalnya, aku hanya ingin berjalan-jalan pagi di sekitar taman dekat rumah. Tapi, saat melewati jalan setapak menuju taman, aku merasa tidak nyaman melihat banyaknya sampah yang berserakan — mulai dari plastik bekas minuman, bungkus jajanan, hingga puntung rokok.

Aku sempat berhenti dan hanya memandangi semua itu. Dalam hati, aku berpikir, “Kalau bukan aku yang peduli, siapa lagi?” Akhirnya aku memutuskan untuk pulang sebentar, mengambil kantong sampah, sarung tangan, dan masker, lalu kembali ke tempat itu.



Sebelum dibersihkan, jalan setapak itu benar-benar kotor. Rumputnya tinggi, sampah plastik terselip di semak-semak, dan baunya pun tidak sedap. Taman kecil yang harusnya jadi tempat santai justru tampak kumuh.

Selama hampir satu jam, aku memunguti satu per satu sampah yang berserakan. Kadang aku harus jongkok, atau menarik sampah yang tersangkut di antara ranting. Tidak sedikit orang lewat yang memandangku heran, tapi ada juga yang tersenyum dan mengangguk, seakan memberi semangat.

Setelah selesai, aku melihat perbedaannya begitu jelas. Jalan setapak tampak bersih dan rapi. Aku bahkan menata ulang beberapa batu yang berserakan agar jalannya lebih enak dilalui. Rasanya ada kepuasan tersendiri melihat perubahan itu — dari yang semula kotor dan tak terurus, menjadi bersih dan enak dipandang.

Aku pulang dengan tubuh berkeringat, tapi hati terasa ringan. Dari pengalaman sederhana ini, aku belajar bahwa satu tindakan kecil bisa membawa perubahan nyata. Dan ternyata, membersihkan sampah bukan hanya tentang kebersihan, tapi juga tentang cinta pada lingkungan.




 


0 komentar:

Posting Komentar