Kegiatan Daur Ulang Sampah di rumah
Dosen Psikologi Lingkung
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Bagi banyak orang mungkin kegiatan daur ulang sampah in
sangatlah menyulitkan dan ribet. Belum dengan baunya dan juga kejijikan yang
dialamai. Itu adalah salah satu respon yang memang wajar dialami oleh manusia. Tetapi
rasanya jika belum pernah mencoba akan sulit untuk membayangkan kebenaran yang
ada saat dalam proses pembuatan itu. Penulis merupakan salah satu mahasiswa
psikologi yang mengikuti kegiatan daur ulang sampah. Awalnya begitu sulit bagi
penulis untuk bisa menerima kenapa harus ada daur ulang sampah di mata kuliah
ini. Namun ketika sudah sampai di lokasi sangatlah berbeda dengan apa yang
sebenarnya penulis pikirkan. Bukan tentang bau dan jijik lagi. Ternyata ketika
sudah sampai dilokasi penulis merasa kegatan ini sangatlah seru. Semua bahan
yang ada di lokasi kegiatan ternyata tidak ada bau busuk sama sekali, jika ada
baupun itu adalah bau obat untuk pembuatan eco enzim dan juga kompos. Sehingga itu
adalah bau yang sangat wajar.
Banyak kegiatan yang
dilakukan saat berada dilokasi. Dari pembuatan ecoenzim, kompos, sabun dan juga
pembuatan parcel. Penulis melakukan kegiatan ini bersama dengan mahasiswa
lainnya serta Ibu-ibu PKK yang ada di sekitar lokasi rumah tersebut. Semua yang
ada di lokasi sangat antusias. Penulis mendapatkan bagian pekerjaan untuk
menghancurkan sampah daun dengan alat yang sudah dibuat secara mandiri oleh
Dosen. Dalam proses ini semua sampah daun akan digiling dan hasil gilingannya
ini akan di digunakan untuk membuat kompos. Sehingga kompos yang dibuat ini
tidaklah bau karena pembuatannya dengan menggunakan sampah daun yang sudah di
hancrukan. Bukan dengan menggunakan kotoran hewan. Walaupun sebenarnya bisa
tetapi ini adalah cara lain untuk tetap dekat dengan alam tetapi tidak memberi
rasa jijik. Setelah melakukan kegiatan ini penulis melakukan kegatan membuat
paperbag yang nantinya akan digunakan untuk memngemas kompos, sabun dan
ecoenzym.
Penulis lebih tertarik pada proses pengemasannya hingga bisa
menjadi uang. Karena ini hal yang kemungkinannya tidak mungkin. Semua barang
yang penulis sebutkan diatas adalah barang yang akan dijual. Semua barang
inipun dikemas sedemikian rupa sehingga benar benar terjual dengan harga yang
menarik. Bahkan pembeli yang membelinyapun akan merasa senang jika membeli
barang ini.
Sabun yang biasa dilihat
di toko dengan barbagai merk dan botol yang beraneka ragam. Kini penulis
melihat versi lowbudget dengan kemasan yang tidak kalah menariknya juga. Sabun yang
sudah jadi dimaukkan kedalam botol bekas dimana botol bekas ini sudah dicuci,
dikeringkan dan juga diberi label. Walaupun terlihat botolnya tidak seragam
tetapi itulah keunikan yang terjadi di sini.
Kompos yang tadinya hanya diletakkan di baskom besar kini
berubah menjadi cantik, kompos tersebut dimasukkan kedalam plastic ukuran ½ kilo
dan diberi pita diikatkan lalu dipastik tersebut diberi label sehingga sangat
menarik untuk dijual. Penjualan ini dikemas dengan bentuk 1 paket. Dalam 1 tas
berisi 1 sabun, 1 eco enzyme dan juga 1 sabun. Semua yang dimasukkan kedalam
paperbag ini siap dijual dengan harga yang cukup murah dan menarik. Semua yang
ada di dalam papaerbag ini pun sudah bersih. Semua dijual dengan layak dan
dengan harga yang sesuai. Paperbag yag dibuatpun bukan paperbag yang mewah
tetapi sederhana. Dan itulah mengapa membuat parcel ini menjadi menarik. Dengan
adanya ini manusia lain akan semakin aware dengan keadaan sampah.
0 komentar:
Posting Komentar