ESSAY
7: BANK SAMPAH
PSIKOLOGI
LINGKUNGAN
Dosen
Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.
Nama:
Cholifahtun Pratista Dewi
NIM:
23310410120
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Pengelolaan
Sampah Terpadu di TPS Go-Sari, Guwosari, Pajangan, Bantul. Permasalahan sampah
merupakan tantangan besar bagi setiap daerah, termasuk di Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk mengatasi persoalan ini secara mandiri, Desa
Guwosari melalui Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Guwosari Maju Sejahtera membentuk
Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) yang dikenal dengan nama
TPS Go-Sari. Didirikan sejak November 2019, TPS Go-Sari kini menjadi contoh
sukses pengelolaan sampah terpadu yang mampu menyelesaikan sampah hingga tuntas
di tingkat desa.
Pengumpulan
dan Pemilahan dari Rumah Tangga Proses pengelolaan dimulai dari edukasi kepada
warga mengenai pentingnya memilah sampah sejak dari rumah. Sampah yang
dikumpulkan dan diangkut menggunakan kendaraan roda 3 seperti tossa di dapatkan
sampah dari sekitar 500–550 kepala keluarga (KK) dipilah menjadi empat
kategori:
- Bosok (organik basah) seperti sisa
makanan dan sayuran
- Godhong tok (organik kering) seperti
daun kering dan ranting
- Rongsok (anorganik bernilai) seperti
botol plastik, kardus, dan logam
- Popok (residu) yang tidak dapat
didaur ulang
Pemilahan
ini menjadi langkah krusial agar sampah yang masuk ke TPS bisa langsung
diarahkan ke jalur pengolahan masing-masing.
Pengolahan
Sampah Organik: Kompos dan Maggot Sampah organik seperti sisa makanan diolah
menjadi pakan maggot (larva lalat Black Soldier Fly). Maggot kemudian dijual
sebagai pakan ternak yang bernilai ekonomi tinggi. Sementara itu, sampah daun
dan ranting dijadikan kompos yang dapat digunakan untuk pertanian warga atau
dijual. Selain mengurangi volume sampah, proses ini juga mendukung pertanian
berkelanjutan dan ekonomi desa.
Pengelolaan
Sampah Anorganik Bernilai Sampah anorganik yang masih memiliki nilai ekonomi,
seperti plastik dan logam, dipilah lebih lanjut oleh petugas TPS dan kemudian
dijual ke pengepul. Penghasilan dari penjualan rongsok ini menjadi salah satu
sumber pendapatan untuk operasional TPS dan menambah pemasukan desa. Proses ini
menghidupkan kembali konsep ekonomi sirkular, di mana barang bekas mendapatkan
nilai guna kembali.
Penanganan
Sampah Residu dengan Insinerator Sisa sampah yang tidak dapat didaur ulang
seperti popok, tisu basah, dan pembalut dikelompokkan sebagai residu. Sampah
ini dimusnahkan melalui alat insinerator berkapasitas sekitar 1 ton/hari.
Meskipun alat ini menghasilkan abu, insinerator menjadi solusi sementara untuk
meminimalisir pembuangan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan yang sudah
mengalami kelebihan kapasitas.
Namun
demikian, pengelola tetap berupaya agar penggunaan insinerator dilakukan
seminimal mungkin karena menyadari dampak lingkungan jangka panjang.
Pemanfaatan Teknologi dan Aplikasi Digital TPS Go-Sari juga memanfaatkan aplikasi digital bernama “Go-Sari” dan integrasi dengan aplikasi Rapel yang memudahkan pencatatan pengambilan sampah, sistem pembayaran iuran, serta pemetaan rumah tangga yang sudah berpartisipasi. Hal ini meningkatkan efisiensi operasional dan transparansi pengelolaan.
Penyelesaian
Sampah di Tingkat Desa Dengan sistem pengelolaan yang menyeluruh, TPS Go-Sari
mampu menyelesaikan hampir 100% sampah yang terkumpul di tingkat desa tanpa
harus mengandalkan TPA luar. Konsep ini dikenal sebagai Zero Waste Village, di
mana semua jenis sampah diolah hingga tuntas. TPS Go-Sari bukan hanya tempat
pengumpulan sampah, tetapi menjadi pusat inovasi dan pemberdayaan masyarakat
dalam pengelolaan sampah berbasis desa. Prosesnya mencakup pemilahan,
pengolahan organik dan anorganik, pemanfaatan teknologi, hingga pembakaran
residu secara terkendali. Model ini layak direplikasi di daerah lain karena
mampu menyelesaikan persoalan sampah dari hulu hingga hilir secara berkelanjutan.
Dengan
peran aktif masyarakat dan dukungan kelembagaan desa, TPS Go-Sari membuktikan
bahwa pengelolaan sampah yang terpadu dan mandiri sangat mungkin dilakukan –
bahkan menghasilkan manfaat ekonomi, lingkungan, dan sosial yang nyata.
0 komentar:
Posting Komentar