Essay untuk ujian akhir Psikologi Inovasi dengan dosen
pengampu Ibu Arundati Shinta M.A
Oleh
Siti Nurhaliza (20310410055)
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Sejatinya manusia memiliki 2 sisi yang berbeda di dalam
dirinya, manusia belajar dari pengalamannya yang diperoleh selama hidup baik
itu pengalaman buruk ataupun baik, dari pengalaman- pengalaman yang
diperolehnya itulah manusia akan berkembang, akan berubah menjadi diri yang
lebih baik. Namun, perubahan diri pada manusia itu tidak selamanya berjalan
lancar akan ada rintangan yang dihadapi hingga bisa sampai pada perubahan diri
yang di inginkan, dalam melakukan sebuah perubahan diri perlu ada usaha,
kesabaran dan ketekunan dalam menjalaninya. Pasiak (2007) mengatakan bahwa ada
3 kecenderungan dasar yang menjadi arah perubahan diri. Ketiga hal ini adalah
naluri bawaan manusia yang sudah ada cetak birunya dalam diri manusia, yakni
kecenderungan kepada kebaikan, kesempurnaan, dan kesenangan.
Dalam melakukan suatu perubahan diri hingga menjadi
manusia yang berkembang, menjadi manusia yang lebih baik perlu dimulai dari
hal- hal terkecil lebih dahulu, salah satunya adalah dengan melakukan perubahan
diri dalam bidang olahraga. Akan tetapi, permasalahannya olah raga jenis apa
yang kita lakukan dan nilai tambah apa dari olahraga yang kita lakukan?.
Adapun jenis olahraga yang diambil dan dilakukan oleh
penulis yaitu jogging. Nilai tambah dari olahraga tersebut yaitu penulis setiap
pekannya akan melakukan penambahan jarak setiap kali jogging, misalnya di pekan
pertama penulis melakukan jogging dengan jarak 1 km kemudian di pekan kedua
penulis melakukan jogging lagi dengan jarak 1,2 km begitu seterusnya. Olah raga
ini penulis lakukan selama 8 minggu berturut- turut tanpa terputus, hal ini
dilakukan selain demi memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Inovasi juga dilakukan
agar melatih perilaku konsisten dalam mengerjakan sesuatu dan juga karena dengan
berolahraga secara teratur akan mendapatkan banyak manfaat. Olahraga secara
teratur mampu meningkatkan mood, mampu mengontrol berat badan, meningkatkan
metabolisme tubuh, menghilangkan stres, cemas dan depresi (Supinah, 2022).
Alasan penulis melakukan olah raga tersebut (jogging) karena
penulis merasa olahraga tersebut bisa dilakukan kapan saja, dan tidak perlu banyak
menggunakan alat untuk olahraga, tidak perbedaan antara olah raga yang
dilakukan dengan nilai tambah yang dilakukan. Adapun makna dari konsep nilai
tambah dari kegiatan perubahan diri yang dilakukan oleh penulis yaitu bahwa
dalam melakukan sesuatu dimulai dari yang terkecil, yang mudah, melakukan
penambahan secara sedikit-sedikit dan terus bertambah tanpa henti lebih baik
daripada melakukan banyak penambahan tapi tidak terus menerus atau tidak
konsisten.
Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan olahraga
seperti ini. Adapun cara yang penulis lakukan agar tetap melakukan kegiatan ini
meskipun sudah tidak mengambil mata kuliah Psikologi Inovasi adalah dengan
tetap konsisten menyempatkan waktu setiap pekannya untuk berolahraga, sehingga
nantinya akan menjadi kebiasan yang biasa dilakukan, memotivasi diri terkait
pentingnya dan manfaat dari berolahraga secara teratur.
Selain memiliki banyak manfaat kegiatan olah raga yang
dilakukan ini juga berkaitan dengan readiness to change. Karena olahraga
merupakan salah satu bentuk perubahan yang sebelumnya belum pernah dilakukan
bahkan cenderung malas melakukannya, tetapi akhirnya dilakukan meskipun tidak
mudah, tetapi dengan keyakinan kuat pada diri bahwa bisa melakukannya dan
akhirnya terbukti bahwa mampu melakukannya. Kegiatan ini bisa menjadi sebagai
latihan untuk diri dalam menyiapkan dan menghadapi berbagai perubahan yang
terjadi dikemudian hari dalam kehidupan, yang mungkin awalnya terasa berat
tetapi setelah lama kelamaan akan terbiasa. Berbicara tentang readiness to
change Rafferty,
Jimmieson dan Armenakis (dalam
Budiana, Olievia dan Ni Wayan: 2020) mengatakan bahwa readiness
to change adalah keadaan kognitif ketika individu memiliki sikap, kepercayaan
dan niat positif terhadap perubahan. Kemudian
Budiana, Olievia dan Ni Wayan (2020) menambahkan bahwa readiness
to change adalah proses internal individu yang mampu menunjukkan bahwa ia siap dan
mampu menjalani setiap perubahan. Maka
dapat disimpulkan bahwa readiness to change merupakan suatu keadaan dari diri
individu di mana individu memiliki sikap, keyakinan dan keinginan untuk berproses
serta memiliki niat baik untuk berubah menjadi lebih baik.
Referensi:
Budiana, Meita
Santi., Olievia Prabandini Mulyana,
dan Ni Wayan Sukmawati Puspitadewi.
2020. Peran Kepercayaan Diri dan Kemampuan
Multitasking terhadap Readiness to Change pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi Teori dan Terapan. Vol.
10, No. 2. Hal 150-162.
Pasiak,
Taufiq. 2007. Brain Management For Self Improvement. Bandung: Mizan.
Supinah. 2022.
Ketahanan Emosional Kemampuan Yang Harus Dimiliki. Lombok Tengah: Pusat Pengembangan
Dan Penelitian Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar