Fenomena
Kebiasaan Bergosip Dalam Film Pendek “TILIK”
Syarat
Mengikuti Ujian Mid Semester 3 Psikologi Sosial 2
Dosen
Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A
Oleh
:
Nama : Sofi Anggraini
NIM
: 20310410065
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Salah satu film pendek
yang baru-baru ini menggemparkan jagad maya di Indonesia pada pertengahan 2020
yang diungguh ke platform youtube oleh akun Racavana Film berjudul Tilik,
berhaasil menarik perhatian masyarakat dan menjadi viral. Film yang berdurasi
30 menit ini mengisahkan tentang rombongan ibu-ibu yang ingin menjenguk bu
lurah di rumah sakit dengan menggunakan truk. Cerita dalam film ini sangat
sederhana tetapi dikemas apik dengan jalan cerita sangat natural dan
terinsspirasi dari fenomena di masyarakat terutama di desa.
Secara keseluruhan
dalam film tersebut menampilkan adegan bagaimana tokoh utama yang merupakan
ibu-ibu melakukan kebiasaan bergosip selama perjalanan berlangsung. Definisi
dari gosip sendiri adalah membicaraan orang lain tanpa kehadiran orang
tersebut. Dalam psikologi sosial gosip bukan lagi fenomena yang baru, tetapi
ini sudah ada sejak zaman dulu. Talking
to other, memang pada dasarnya sifat manusia sebagai makhluk sosial yang
berinteraksi. Fenomena gosip yang ada dalam film Tilik seolah memberi gambaran
dan menguatakan stereotip yang berada di masyarakat bahwa perempuan khususnya
ibu rumah tangga cenderung suka bergosip disetiap waktu (Fabriar & Fabriar,
2016).
Film tersebut diambil
dengan latar pedesaan yang memberi makna
mengenai ikatan sosial yang tumbuh akibat solidaritas atas dasar perasaan yang
sama (Heppiyani et al., 2021). Hal tersebut menjadikan masyarakaat pedesaan
memiliki ikatan kuat sehingga merasa bebas dalam mengungkapkan pendapat dan
membahas berbagai hal bersama-sama termasuk melakukan aktivitas gosip.
Sisi lain dari film
Tilik ini terdapat tradisi dan budaya yang melekat pada masyarakat Indonesia
yaitu budaya silaturahmi. Menurut Al-Manawai (2002) silaturahmi adalah
menyertakaan kerabat dalam kebaikan. Silaturahmi menjadi perekat sosial dan
mempersatukan elemen masyarakat yang terpisah dalam berbagai ideologi dan
keyakinaan. Serta hubungan kekerabatan, berupa hubungan kasih sayang,
tolong-menolong, dan adanya rasa tanggung jawab sosial.
Dalam film Tilik
tersebut terdapat kegiatan menjenguk bu Lurah yang merupakan bentuk dari
silaturahmi karena dalam silaturahmi terdapat individu atau kelompok orang yang
menunjukkan sikap peduli terhadap sesama manusia. Cara memberi bantuan atau santunan terhadap orang yang
dijenguk biasanya dengan lebih dulu mengumpulkan uang atau iuran kemudian
dimasukan ke dalam amplop untuk diberikan pada orang yang sakit atau kepada
anggota keluarganya, seperti yang tergambar pada film pendek Tilik (Tutisari et
al., 2020).
Daftar Pustaka
Al-Manawi
dalam S. Tabrani. (2002). Pengertian Silaturahmi
Kejaiban Silaturahmi. Jakarta:
PT Bindang Indonesia.
Fabriar,
S. R., & Fabriar, S. R. (2016). REPRESENTASI
PEREM-PUAN DALAM TABLOID WANITA ( Studi Kasus Tabloid Nova dan Tabloid Nyata ).
8(1).
Heppiyani,
Ike., Supriyono & Achmad Hufad. (2021). Representasi Fenomena Kontrol
Sosial Gosip dalam Film Pendek “Tilik” (Kajian Sosiologi Sastra). Jurnal sastra Indonesia. 10(2), P ISSN :
2252-6315 E-ISSN : 2685-9599
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi/article/view/47268/19551
(diakses pada tanggal 7 Oktober 2021 pukul 14.50 WIB)
Tutisari,
Ririn Pusppita, EdwinaRenaganis Yuliani, Nurjihan P. Purnamasari &
Christina Octavianti Putri. (2020). Analisis Resepsi Budaya Menjenguk Orang
Sakit Dalam Film Pendek Tilik pada Ibu-ibu di Kabupaten Bantul. Jurnal VoxPop Ilmu Komunikasi UPN “Veteran”
Jawa Timur. Vol. 2(1): 100-115
http://voxpop.upnjatim.ac.id/index.php/voxpop/article/view/85/28 (diakses pada tanggal 7 Oktober 2021 pukul 17.40 WIB
0 komentar:
Posting Komentar