Perilaku
Gosip oleh Tokoh pada Film "Tilik" yang Relevan dengan Psikologi
Sosial
Essay 1 Persyaratan Ujian Tengah Semester
Psikologi Sosial II
(Semester Ganjil 2021/2022)
Rifa
Rufianti (20310410053)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A
(Sumber : https://ravacanafilms.com/films/tilik/)
Dalam menjalani
kehidupan di dunia ini, manusia tentu saja saling membutuhkan satu sama lain.
Hal ini terjadi karena manusia merupakan makhluk sosial yang hidup berkelompok
di lingkungan masyarakat. Selain membutuhkan satu sama lain mereka juga saling
berinteraksi satu sama lain, dan membentuk kegiatan untuk berkumpul dengan
individu lainnya, Soemardjan dalam Hafizah (2019).
Interaksi sosial di
masyarakat tak selamanya tentang kebaikan atau hal positif. Adapula interaksi
sosial masyarakat yang menimbulkan hal-hal yang membuat seseorang tidak nyaman,
tersudutkan, dan merasa asing. Perilaku ini disebut gosip. Perilaku ini
merupakan salah satu perilaku yang ada dimana-mana. Setiap individu yang
membentuk kelompok saling berkomunikasi satu sama lain, ada kalanya keliru
dalam memberi informasi kepada individu lainnya. Menurut pengamat politik UGM,
Pratikno dalam Hafizah (2019) menyatakan bahwa gosip yang dilakukan oleh
seseorang dalam kelompok berawal dari isu, dugaan, dan prasangka yang merupakan
seletingan angin yang belum jelas kebenarannya.
Pada bulan Agustus tahun
2020 lalu, Indonesia digemparkan dengan hadirnya film pendek yang popular berjudul
“Tilik”. Kata tilik yang dipakai untuk judul film pendek tersebut memiliki arti
menjenguk. Hal yang menarik dalam film ini yaitu menunjukkan perilaku gosip
pada beberapa tokohnya. Perilaku gosip di masyarakat sangat dekat dengan kehidupan
sosial manusia. Foster dalam Inayaturrobbani (2020) gosip dapat diartikan
sebagai pembicaraan dengan ulasan positif maupun negatif terhadap seseorang
yang tidak terlibat dalam pembicaraan tersebut.
Dalam film “Tilik” yang
menayangkan sebuah perilaku gosip berfungsi sebagai sarana memaksimalkan
potensi diri dan perlindungan diri. Gosip yang dilakukan oleh tokoh dalam film “Tilik”
ini cenderung mengarah ke pembicaraan negatif. Meskipun demikian, dalam
perilaku gosip pada film ini dapat diketahui bahwa seseorang melakukan gosip
untuk kesempatan. Dapat diketahui bahwa gosip juga menguntungkan jika ada
kesempatan untuk melakukan perbandingan ke bawah.
Di masyarakat perilaku
gosip oleh sekelompok orang dianggap sebagai sarana menyediakan informasi
perbandingan kehidupan sosial yang membuat seseorang instropeksi diri apakah
hal yang dilakukan selama ini termasuk dalam kategori baik atau buruk dalam
budaya masyarakat. Apabila individu merasa dalam kategori yang lebih baik
daripada orang lain yang sedang digosipkan, maka dia akan cenderung memaksimalkan
potensi diri agar terlihat baik di masyarakat. Namun, jika yang dilakukan
seseorang itu termasuk dalam kategori buruk dari orang yang digosipkan maka dia
akan cenderung mencari perlindungan atau pembelaan diri. Berusah asebisa
mungkin masyarakat tidak tahu mengenai perilakunya yang lebih buruk dari
seseorang yang digosipkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, seseorang
cenderung melakukan penilaian diri secara alamiah atas perilaku gosipnya, dan
merasa bahwa perilaku gosip dapat digunakan untuk sarana perbandingan diri di
sosial masyarakat. Apakah meereka sudah memenuhi kategori ideal diri mereka sendiri
atau kategori ideal sosial masyarakat, Leary, Tracy, dan Robins dalam Inayaturrobbani
(2020).
Daftar Pustaka
Hafizah.
(2019). Gosip di Kalangan Ibu-Ibu Rumah Tangga . Historia: Jurnal Program
Studi Pendidikan Sejarah , 4 (1) 11-18.
Inayaturrobbani, F. (2020).
Memahami Fungsi Gosip dalam Masyarakat Melalui Film Pendek "Tilik". Tonil:
Jurnal Kajian Sastra, Teater, dan Sinema, 17 (2) 41-54.
0 komentar:
Posting Komentar