Kenali
Dampak Positif Bertahan di Lingkungan Kerja yang Rawan Konflik
Essay
2 Psikologi Manajemen dan Organisasi
(Semester
Ganjil 2021/2022)
Rifa
Rufianti (20310410053)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A
Gambar 1. Dua orang yang berkonflik
(Sumber : https://pin.it/46n6j4q )
Menurut Greenbreg dan
Baron dalam buku Dewi Hanggraeni (2011:124) perilaku organisasi mendefinisikan bahwa “Konflik
sebagai proses dimana suatu kelompok merasa atau mempersiapkan kelompok lain
akan mendapatkan atau menggunakan tindakan yang bertentangan dengan
kelompoknya”. Biasanya dengan adanya konflik di lingkungan kerja menimbulkan
perasaan tidak nyaman dalam bekerja, sehingga tidak sedikit pekerja merasa
ingin keluar dari tempat kerja. Namun, niatnya urung karena sulitnya mencari
pekerjaan.
Konflik baik secara
langsung maupun tidak langsung telah menimbulkan dampak yang sifatnya
fungsional akan mengakibatkan hal-hal yang positif atau bermanfaat baik bagi
individu dan atau organisasi bersangkutan. Sebaliknya, konflik yang tidak fungsional
akan mengakibatkan hal-hal yang negatif atau merugikan bagi individu dan atau
organisasi bersangkutan (EC.Alex S. Nitisemito, 1984;214). Dengan demikian tidak
ada salahnya bertahan di lingkungan kerja yang rawan konflik karena perbedaan
pendapat yang mengakibatkan terbentuknya dua kubu akan berdampak positif jika
bisa dikelola dengan baik. Adapun dampak positifnya bertahan di lingkungan
kerja yang mengalami konflik yaitu sebagai berikut (Widiyanto, Gregorius, 2018):
1. Menimbulkan kemampuan
mengoreksi diri sendiri
Setiap individu atau kelompok
dengan adanya konflik dapat merenungi kembali apa yang dibicarakan dan atau
diperbuat. Dengan merenung dan mengingat-ingat kembali akan dapat mengoreksi kembali,
mana pembicaraan dan atau perbuatan yang telah dilakukan yang menyinggung perasaan
lawan bicara, sehingga menimbulkan konflik. Dengan tindakan tersebut dapat segera
mengetahui sumber konflik, apakah dari pribadi atau dari orang lain atau pihak-pihak
tertentu. Karena setiap apa yang dibicarakan atau diperbuat belum tentu benar
menurut orang lain, sehingga harus ada penyesuaian dengan lawan bicara.
2. Meningkatkan Prestasi
Banyak orang yang
memanfaatkan konflik untuk lebih banyak belajar sebagai pengalaman untuk
meningkatkan skill dan prestasinya dalam bekerja, hakekatnya konflik justru
membuat seseorang termotivasi untuk mencari jalan penyelesaian permasalahan
yang ada. Dengan begitu akan menghasilkan hal-hal yang baru dan diterima oleh
masing-masing pihak yang berkonflik, biasanya orang lebih tertantang untuk
menunjukkan kemampaun untuk berprestasi sesuai dengan bakat, ketrampilan atau
skill yang dimilikinya.
3. Pendekatan yang lebih
baik,
Dengan adanya konflik menyebabkan
seseorang akan selalu berhati-hati di dalam berhubungan dengan orang lain dari
segala perkataan dan perbuatan. Sebab sesuatu yang benar bagi dirinya belum
tentu benar menurut orang lain. Hal ini harus disadari sepenuhnya, di mana sikap, sifat, perkataan, dan perbuatan pada
dirinya belum tentu benar menurut orang lain, manusia diciptakan berbeda dan
unik satu dengan yang lain.
Maka untuk menyelaraskan
dan mengatur konflik agar membantu meningkatkan kinerja organisasi secara
keseluruhan dibutuhkan satu pemahaman yang utuh dan menyeluruh. (Widiyanto,
Gregorius, 2018). Dengan demikian maka akan dapat dirasakan dampak positif
bertahan di lingkungan kerja yang rawan konflik.
Daftar
Pustaka
Alex
S. Nitisemito. (1984). Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta. Ghalia Indonesia
Widiyanto,
Gregorius. (2018). Perilaku Individu Dalam Menghadapi Konflik dan Pengaruhnya Terhadap
Kinerja Organisasi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 16, No. 1
https://jurnal.buddhidharma.ac.id/index.php/PE/article/view/57
(diakses pada 03 Oktober 2021 pukul 15.41)
0 komentar:
Posting Komentar