Perilaku
Kehidupan Kelompok yang Relevan dengan Teori Keadilan J. Stacy Adams
Essay 2 Persyaratan Ulangan Tengah Semester
Psikologi Sosial II
(Semester Ganjil 2021/2022)
Rifa
Rufianti (20310410053)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampu : Dr., Arundati Shinta, M.A
Dalam teori J. Stacy Adams ada tiga
komponen keadilan yaitu keadilan prosedural, keadilan interaksional, dan
keadilan distributif. Keadilan prosedural adalah persepsi keadilan mengenai
tata cara yang digunakan untuk membuat kebijakan sehingga setiap anggota
kelompok merasa terlibat di dalamnya (Budiarto & Wardani, 005). Keadilan
interaksional adalah persepsi individu mengenai tingkat sampai mana seorang
karyawan diperlakukan dengan penuh martabat, perhatian, dan rasa hormat
(Robbins & Judge, 2008).
Teori keadilan J. Stacy Adams yang erat kaitannya
dengan kelompok individu, yaitu teori distributif. Teori distributif menyatakan
bahwa seseorang cenderung berusaha memperoleh keadilan bahkan persamaan dalam
timbal balik atas apa yang dilakukan di kelompok sosial. Namun, jika yang
diperoleh justru sebaliknya, maka individu akan mengalami kecemasan atau
perasaan tidak nyaman (Kanungo, 1992). Teori ini menimbulkan perspektif
seseorang, jika meresakan kecemasan atas kurangnya keadilan rewards yang diperoleh
akan ada keinginan untuk menurunkan minat perilaku dalam kelompok. Penurunan
minat ini, berdampak pada penurunan kualitas individu dalam mencapai tujuan
Berikut ini perilaku kehidupan kelompok atau
organisasi yang relevan dengan teori keadilan J. Stacy Adams:
1. Dukungan pihak
organisasi yang maksimal atau paling tidak seimbang dengan kebutuhan setiap
anggotanya.
2. Keadilan imbalan atas
apa yang telah dilakukan oleh setiap anggota organisasi.
3. Penjaminan rasa aman
dan nyaman agar anggota merasa tenang selama terlibat dalam organisasi.
4. Memperhatikan kebijakan
yang dibuat apakah relevan dengan tujuan dibentuknya kelompok atau organisasi.
Pemberian dukungan positif sangat penting untuk
meningkatkan kinerja setiap anggota kelompok. Diharapkan mampu membuat mereka
lebih produktif dan berkualitas. Maka hal ini akan seimbang dengan kepuasan
kerja. Namun, juga perlu diperhatikan bahwa reward
juga sangat berpengaruh terhadap kinerja mereka selanjutnya, karena apabila
mereka mendapatkan hasil dari upaya yang dikerjakannya tidak sesuai, maka akan
menurunkan tingkat produktifitas dan kualitas. Hal ini sejalan dengan teori J.
Stacy Adams yang mengemukakan bahwa seseorang cenderung bekerja keras untuk
memperoleh hasil yang seadil-adilnya atas apa yang telah ia lakukan. Jika
individu merasa tidak puas, ia akan merasakan kecemasan, dan timbul keingian
untuk menuntut keadilan. Lain halnya jika individu memperoleh imbalan yang
positif dan seimbang, maka ia akan memberikan persepsi bahwa organisasi yang
mereka ikuti sangat menyenangkan, dan timbul keinginan untuk bertahan dalam
jangka waktu yang lama. Dengan demikian, semakin tinggi keadilan yang
disebabkan oleh pemenuhan kontribusi yang sesuai maka tingkat kepuasan kerja
juga tinggi.
Daftar
Pustaka :
Dewi, N. P. (2018). Pengaruh
Dukungan Organisasi dan Keadilan Imbalan Terhadap Kepuasan Kerja pada Sopir
Koptax Ngurah Rai Bali. E-Jurnal Manajemen Unud, 7 (2).
Sembiring, E. E. (2019). Pengaruh
Insentif Keuangan Terhadap Kinerja dengan Keadilan Distributif Sebagai
Variabel Pemoderasi: Suatu Eksperimen. Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis,
12 (2).
0 komentar:
Posting Komentar