Selasa, 24 Oktober 2023

E3 BEFORE - AFTER PSIKOLOGI LINGKUNGAN oleh SARI RIZKA YANI 22310410001 SJ

 

Essay 3

Psikologi Lingkungan Before-After

Dosen Pengampu :  Dr., Dra. Arundanti Shinta, M.A

 

Before

After



Nama : Sari Rizka Yani

Nim : 22310410001

 Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

Pantai adalah salah satu sumber daya alam yang paling indah dan berharga di bumi. Pantai menyediakan habitat bagi beragam spesies laut, menjadi destinasi wisata, dan mendukung kehidupan manusia. Namun, pantai-pantai di seluruh dunia semakin terancam oleh masalah serius, salah satunya adalah pencemaran oleh sampah Styrofoam (polistirena) maupun mainan anak-anak yang tertinggal dan menjadi sampah. Sampah Styrofoam, yang seringkali ditemukan di pantai-pantai, memiliki dampak ekologis dan kesehatan yang signifikan.

Sampah Styrofoam menciptakan tampilan yang sangat tidak menyenangkan di pantai. Tangkapan mata yang buruk ini bukan hanya mengganggu pengalaman wisatawan, tetapi juga mengubah estetika pantai yang alami. Ini mengurangi daya tarik pantai sebagai tujuan rekreasi dan melemahkan potensi pariwisata lokal. Pantai dan lingkungan laut adalah rumah bagi berbagai spesies laut yang rentan terhadap bahaya sampah Styrofoam. Hewan laut seperti burung laut, penyu, dan ikan sering kali tersangkut dalam potongan-potongan Styrofoam atau memakan fragmen kecil Styrofoam yang dapat membahayakan kesehatan mereka. Ini dapat menyebabkan cedera fisik, keracunan, dan bahkan kematian. Dan tproses pembuatan dan pemusnahan Styrofoam melibatkan zat-zat kimia berbahaya seperti stirena dan benzena. Ketika Styrofoam rusak dan terpapar sinar matahari, zat-zat ini dapat lepas ke lingkungan laut, mencemari air dan mengancam organisme laut. Pantai yang tercemar oleh Styrofoam dan zat-zat berbahaya yang dilepaskan olehnya dapat membahayakan kesehatan manusia. Terutama, makanan laut yang terkontaminasi oleh mikroplastik dan zat-zat berbahaya dapat mengancam kesehatan konsumen manusia.

Salah satu upaya saya untuk mengatasi dampak sampah Styrofoam di pantai yaitu dengan mengumpulkan sampah-sampah styrofoam, mainan anak-anak yang tertinggal, sepatu yang tertinggal hanya sebelah, dan beberapa sampah karet. Pada hari kamis tanggal 5 november, saya dan teman saya pergi ke salah satu pantai di Gunung Kidul, di pantai ngobaran tersebut terlihat sepi wisatawan, saat saya turun ke bibir pantai saya melihat di karang maupun bibir pantai ada beberapa sampah styrofoam, karet, sepatu anak yang hanya tinggal sebelah, dan beberapa mainan anak-anak yang tertinggal. Karena sangat mengganggu, saya mulai mengumpulkan sampah-sampah tersebut dari jam 10 hingga sekitar jam 11.40 siang. Setelah mengumpulkan sampah² tersebut, saya membuangnya ketempat sampah yang tersedia, karena tidak memungkinkan untuk memilah pada saat tersebut dan tidak adanya tempat sampah khusus untuk berbagai sampah.

Dalam upaya mengatasi masalah sampah Styrofoam maupun organik, kita dapat melindungi lingkungan alam dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan yang lebih baik untuk generasi mendatang. Kesadaran akan dampak lingkungan dari sampah organik dan Styrofoam adalah langkah awal yang penting menuju perubahan positif.

 

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar