Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Jumat, 06 Januari 2023

PENTINGNYA OLAHRAGA UNTUK KESEHATAN TUBUH

 

PENTINGNYA OLAHRAGA DALAM UNTUK KESEHATAN TUBUH

Essay untuk Ujian Akhir Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu        : Dr., Dra. Arundati Shinta MA

Nama                           : Thadika Oudy Amaya

NIM                            : 20310410048

Kelas                           : Psikologi B


    Hai, perkenalkan nama saya Thadika Oudy Amaya. Saya biasa dipanggi Oudy. Saat ini usia saya 21tahun. Di umur saya yang sekarang ini, saya ingin mengubah pola hidup saya dengan cara rutin berolahraga. Salah satu olahraga yang saat ini saya lakukan sebagai bentuk kegiatan perubahan diri adalah jogging, nge-gym dan juga bersepeda. Karena dengan saya melakukan kegiatan olahraga tersebut, saya menemukan banyak perubahan yang terjadi dalam diri saya, terutama dalam hal kesehatan. Selama saya menjalani beberapa aktivitas olahraga yang sedang saya jalani, saya merasa jadi lebih segar dan sehat. Terlebih dalam hal mengatur nafas dan juga pola tidur. Dimana sebelumnya saya sering mengalami insomnia, sekarang berangsur-angsur saya mulai bisa mengatur pola tidur saya.

    Saya melakukan kegiatan perubahan diri dengan melakukan olahraga ini selama 9 minggu terus-menerus. Awal saya menjalani aktivitas olahraga ini tidak dapat dipungkiri saya merasa sangat capek dan lelah, apalagi di tengah-tengah kesibukan saya sebagai seorang pekerja yang sistem kerjanya masih shift-shift an. Bermula saya mencoba untuk rutin nge-gym lagi, untuk awalan saya hanya mengambil harian. Akan tetapi, lama-kelamaan saya merasa nge-gym sangat menyenangkan bahkan apabila dalam waktu seminggu saya tidak nge-gym badan terasa capek dan pegal-pegal. Olahraga ini seperti candu menurut saya.

    Disaat nge-gym saya sudah kembali aktif kembali, saya merasa ingin menambah aktivitas olahraga saya dengan mencoba olahraga lain yaitu jogging dan bersepeda. Waktu jogging selalu saya ambil di sore hai selepas saya pulang kerja atau disaat saya sedang libur. 1 putaran menurut saya sangat berat awalnya, tetapi lama-kelamaan terbiasa juga, karena saya sembari berlatih mengatur pernafasan.

    Yang awalnya aktivitas olahraga ini saya lakukan sebagai acuan untuk tugas kuliah, sekarang kegiatan ini benar-benar akan menjadi rutinitas yang akan saya lakukan setiap minggunya. Karena saya merasa aktivitas olahraga ini sangat banyak keuntungannya bagi diri saya.

    Agar saya lebih semangat lagi menjalani aktivitas perubahan diri ini, tidak lupa saya selalu mengajak teman-teman saya untuk mengikuti aktivitas perubahan diri ini bersama-sama. Disamping agar saya mempunyai teman untuk melakukan kegiatan ini mereka juga pasti akan merasakan keuntungannya juga sama seperti saya.

Berikut saya sampaikan beberapa manfaat GYM :

·       1. Meningkatkan kekuatan

Angkat beban dapat memperkuat otot dan juga bisa menambah massa otot.

·       2. Membakar lebih banyak lemak

Untuk membantu meningkatkan metabolism dan massa otot tubuh.

·       3. Meningkatkan suasana hati dan mengurangi stress

Karena angkat beban menjadi pendorong pelepasan hormone endorphin. Hormon ini berperan dalam meningkatkan suasana hati, mencegah rasa sakit dan melawan depresi.

·       4. Mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes





 

Daftar Pustaka :

https://www.sehatq.com/artikel/manfaat-angkat-beban-untuk-wanita

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170719205732-255-229046/selain-ramping-ada-enam-manfaat-latihan-beban-bagi-wanita

 

 

 

 

 

Olahraga Menyenangkan

 ESSAY UJIAN AKHIR SEMESTER

Psikologi Inovasi

(Semester Ganjil 2022/2023)

Muhammad setiawan Hendianto (20310410031)

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A

Fakultas Psikologi



Soal: 

Salah satu tugas mahasiswa adalah merancang, melaksanakan dan melaporkan kegiatan perubahan diri. Perubahan diri itu sangat banyak jenisnya, mulai dari yang sederhana (misalnya memindahkan jam tangan yang biasa dipakai di tangan kiri menjadi dipakai di tangan kanan), sampai ke perubahan yang kompleks dan sulit (misalnya menurunkan berat badan dengan cara penataan makanan, melakukan olah  raga terstuktur, mengubah pola istirahat, dan menata gaya hidup sehat). Untuk mata kuliah Psikologi Inovasi, kegiatan perubahan diri itu adalah olah raga, yang dilakukan minimal satu jam / minggu selama 8 minggu (tidak boleh terputus). Hal yang penting dalam kegiatan olah raga itu adalah adanya prinsip nilai tambah. Artinya, setiap kali melakukan olah raga maka ada penambahan frekuensi gerakan. Sebagai contoh, individu melakukan olah raga jogging. Pada minggu pertama, jarak tempuhnya adalah 1 km. Pada minggu ke-2, jarak tempuhnya menjadi 1,2 km. Pada minggu ke-3 jarak tempuhnya menjadi 1,3 km, dan seterusnya sampai dengan minggu ke-8. Kegiatan olah raga itu bebas sesuai dengan minat mahasiswa, asal bisa dihitung dengan cermat nilai tambahnya. Kegiatan perubahan diri tersebut, ternyata cukup sulit. Hal ini karena mahasiswa pada umumnya jarang melakukan olah raga atau olah raga bukan menjadi gaya hidup mahasiswa sehari-hari. Untuk mensiasati tugas yang berat tadi, maka mahasiswa memilih olah raga yang sederhana, mudah dan murah (tidak perlu membayar di pusat kebugaran / gym), yakni jogging atau walking race (jalan cepat). Sebenarnya tidak ada yang keliru dengan pemilihan jenis olah raga itu, sebab yang dipentingkan adalah komitmen dan konsisten dalam melakukan olah raga tersebut selama minimal 8 minggu tidak terputus. Persoalannya, mahasiswa sering abai dengan waktu sehingga dalam satu minggu tidak melakukan kegiatan olah raga. Akibatnya, waktu yang dibutuhkan menjadi 9 bahkan 10 minggu. Selain itu, mahasiswa cenderung melakukan kegiatan olah raga demi sebuah nilai. Dengan perkataan lain, mahasiswa merasa terpaksa melakukan olah raga. Dampaknya, kegiatan olah raganya hanya asal gerak saja. Situasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa belum memahami konsep perubahan diri. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:


(a) Apa jenis olah raga yang Anda lakukan sebagai kegiatan perubahan diri Anda? 

Saya melakukan kegiatan olahraga antara lain bersepeda, berenang dan sepak bola.


(b) Apa nilai tambah dari kegiatan olah raga Anda? 

Nilai tambah dari bersepeda , minggu pertama bersepeda dengan jarak 2 km , minggu kedua 2,5 km , minggu ke tiga 3 km dan seterusnya.

Nilai tambah untuk berenang,sepanjang 300 meter minggu pertama, 350 meter minggu kedua dan seterusnya.


(c) Apakah Anda melakukan kegiatan perubahan diri tersebut selama 8 minggu terus menerus tanpa terputus? Mengapa? 

Saya melakukannya selama 8 minggu tanpa terputus, karena saya sudah memiliki prinsip harus berolahraga minimal 1x dalam 1 minggu, untuk menjaga kebugaran badan sehingga tetap sehat dan terhindar dari penyakit.


Apa alasan Anda melakukan kegiatan olah raga tersebut? Bila kegiatan olah raga itu berbeda dengan kegiatan ‘nilai tambah’, mengapa Anda memilih kegiatan nilai tambah yang berbeda? 

Alasan melakukan kegiatan olah raga tersebut adalah sebagai komitmen untuk mempunyai badan yang sehat dan menjadi suatu kebiasaan yang harus dilakukan. Saya memiliih nilai tambah untuk mengukur kemampuan saya dalam berolahraga dan berproses supaya memiliki goals yang harus tercapai dengan nilai tambah tersebut.


Apa makna dari konsep ‘nilai tambah’ dari kegiatan perubahan diri tersebut? 

Makna dari konsep nilai tambah adalah, sebagai proses untuk merubah sesuatu dan mencapai target yang diinginkan. Setelah mencapai target, maka proses tersebut tidak berhenti tetapi terus berlanjut dengan nilai tambah yang telah ditentukan. 


Bagaimana caranya agar kegiatan yang Anda lakukan tersebut bisa berkelanjutan (terus Anda lakukan) meskipun Anda sudah tidak mengambil mata kuliah Psikologi Inovasi?.

Menanamkan prinsip yang kuat di dalam diri untuk terus melakukan kegiatan olahraga, mengajak teman atau partner untuk berolahraga supaya terus mempunyai motivasi bagus. 

Apakah pelaksanaan kegiatan olah raga itu juga berkaitan dengan readiness to change (kesiapan untuk berubah)? Berikut jurnal yang relevan. 

Kegiatan oalhara berkaitan dengan kesiapan untuk berubah, karena telah menanamkan konsep dan komitmen di dalam diri untuk terus melakukan proses yang telah dibuat.


Daftar pustaka

1.    Fadli, Rizal. (2022). Ini Manfaat Olahraga Arung Jeram untuk Kesehatan Fisik dan Mental. Halodoc.

2.    Adzani, Fadli. (2020). Mengapa Kita Harus Berolahraga? Ini 10 Alasannya!. Sehatq

PERUBAHAN DIRI DENGAN OLAHRAGA

 

PERUBAHAN DIRI DENGAN OLAHRAGA

Essay 3 Syarat Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A

Thadika Oudy Amaya (20310410048)

Fakuktas Psikologi

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

 

    Kesehatan dan olahraga merupakan dua hal yang saling berkaitan dalam kehidupan manusia. Untuk tetap menjadi sehat, olahraga salah satu cara untuk mendapatkannya. Beberapa manfaat berolahraga : meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan fungsi otak, menghilangkan stress, menurunkan kolestrol. Olahraga sederhana yang dapat dijadikan pilihan dalam menjaga kesehatan adalah, jalan cepat,senam, renang,lari dan bersepeda.

    Tidak ada kata terlambat untuk berolahraga. Berapa pun usia kita, aktivitas fisik dan olahraga secara rutin baik dilakukan agar tubuh lebih sehat dan kuat.

    Menurut Cholik Mutohir, olahraga adalah proses sistematis yang terdiri dari beberapa kegiatan yang dapat membantu perkembangan dan membina potensi jasmaniah serta rohaniah. Olahraga juga memiliki ideologi utuh dan berkualitas untuk mengembangkan prestasi manusia dalam bentuk permainan dan pertandingan yang didasarkan pada dasar negara dan Pancasila.

    Kesehatan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Menjaga kesehatan dapat dilakukan dengan melakukan olahraga, karena sudah terbukti dapat menyehatkan badan. Dan manfaat olahraga terhadap kesehatan tubuh itu sendiri juga sudah dijelaskan dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (olah raga kesehatan bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan).

Minggu ke & Tgl

Waktu

Jenis Kegiatan

Penambahan

Hari Ke-1

Selasa, 06-12-2022

09.00-10.30

GYM

Pemanasan 10 menit untuk peregangan otot.

Sabtu, 10-12-2022

15.30-16.30

Jogging

Pemanasan 10 menit untuk peregangan otot dan pelemasan.

Minggu, 11-12-2022

07.00-09.00

Bersepeda

Pemanasan 10 menit dan pelemasan 10 menit untuk peregangan otot.

 

 

 

 

Hari Ke-2

Selasa, 13-12-2022

09.00-10.30

GYM

Pemanasan 10 menit dan pelemasan 10 menit untuk peregangan otot.

Sabtu, 17-12-2022

15.30-16.30

Jogging

Pemanasan 10 menit dan pelemasan 10 menit untuk peregangan otot.

Minggu, 18-12-2022

07.00-09.00

Bersepeda

Pemanasan 10 menit dan pelemasan 10 menit untuk peregangan otot.

Hari Ke-3

Sabtu, 24-12-2022

09.00-10.30

GYM

Pemanasan 10 menit dan pelemasan 10 menit untuk peregangan otot agar.

Hari Ke-4

Minggu, 25-12-2022

15.30-16.30

Jogging

Pemanasan 10 menit dan pelemasan 10 menit untuk peregangan otot.

Hari Ke-5

Kamis, 29-12-2022

16.30-18.00

GYM

Pemanasan 10 menit dan pelemasan 10 menit untuk peregangan otot agar.

Hari Ke-6

Jum’at, 30-12-2022

07.00-09.00

Bersepeda

Pemanasan 10 menit dan pelemasan 10 menit untuk peregangan otot agar.

Hari Ke-7

Sabtu, 31-12-2022

15.30-16.30

Jogging

Pemanasan 10 menit dan pelemasan 10 menit untuk peregangan otot agar.

Hari Ke-8

Selasa, 03-01-2023

09.00-10.30

GYM

Pemanasan 10 menit dan pelemasan 10 menit untuk peregangan otot agar.

Hari Ke-9

Rabu, 04-01-2023

15.30-16.30

Jogging

Pemanasan 10 menit dan pelemasan 10 menit untuk peregangan otot agar.

 

Daftar Pustaka :

https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpkm/article/viewFile/4646/4079

https://www.alodokter.com/beragam-manfaat-olahraga

https://www.idntimes.com/sport/arena/yogama-wisnu-oktyandito/pengertian-olahraga-menurut-para-ahli

FITNESS SEBAGAI PENUNJANG FISIK YANG PRIMA DALAM BEKERJA

 

Essay: Ujian Akhir Psikologi Inovasi

PSIKOLOGI INOVASI

ZEIN REZA LASMONO

20310410030

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A

Keluhan yang seringkali dialami oleh pekerja adalah suatu kondisi yang membuat fisiknya ketika dihadapkan pada perubahan yang tiba-tiba seperti karena cuaca, aktifitas yang melebihi dari biasanya, atau memang kondisinya sedang tidak fit. Persoalan-persoalan tersebut merupakan persoalan basic yang dapat berimbas pada hal besar. Ketika fisik tidak siap, tidak prima, maka segala aktivitas atau pekerjaan otomatis akan terhalang. Sedangkan, halangan tersebut sebenarnya bisa diantisipasi dan dimanage yang salah satunya adalah dengan focus meningkatkan kemampuan fisik melalui olahraga di pusat kebugaran/gym. Fitness adalah kegiatan olahraga pembentukan otot-otot tubuh/fisik yang dilakukan secara rutin dan berkala, yang bertujuan untuk menjaga kebugaran tubuh dan di lakukan menggunakan alat angkat beban yang di angkat sesuai kemampuan seseorang.

Latihan kebugaran jasmani atau pada umumnya sering disebut fitness ini saya lakukan sejak 2 tahun lalu, namun baru sekitar setengah tahun belakangan saya tertarik lebih dalam dan mempelajarinya melalui peningkatan frekuensi latihan dan sharing dengan orang lain. Saya merasakan manfaat atau nilai tambah yang signifikan dari kegiatan ini, mulai dari peningkatan kemampuan fisik ditunjukkan dari jumlah beban dan repetisi yang mampu saya angkat, hingga aplikasi di keseharian saya yang tidak mudah merasa pegal ketika beraktifitas intensitas tinggi secara mendadak atau tiba-tiba.

Saya memilih kegiatan olahraga ini sebagai pegangan saya dalam membina fisik dikarenakan bahwa Latihan kebugaran jasmani/fitness ini merupakan proses sistematis yang menggunakan stimulasi olahraga untuk meningkatkan atau menjaga kualitas fungsional tubuh, meliputi kualitas daya tahan jantung dan paru, kekuatan atau daya tahan otot, kelenturan dan komposisi tubuh (Faidillah, 2006). Saya juga melakukannya bisa dibilang sudah rutinitas dan mungkin telah menjadi gaya hidup saya, karena saya senang mengolah fisik saya. Saat seseorang mulai melakukan olahraga kebugaran lalu melakukannya kembali sehingga menjadi suatu rutinitas, salah satu alasannya menurut Perrin Ryan dkk, (1997:6) adalah karena seseorang tersebut merasa senang/mendapat kesenangan tersendiri dalam melakukannya. Strickland, (2004:15) menyatakan bahwa dalam penelitian menunjukkan seseorang yang berolahraga kebugaran merasa hidupnya lebih bahagia dari pada mereka yang tidak. Olahraga kebugaran dapat meningkatkan kesehatan psikologis, mengurangi tingkat kecemasan dan depresi serta meningkatkan mood seseorang Strickland, (2004:14).

Manfaat sebagai nilai tambah tersebut saya maknai sebagai suatu progress yang nyata atau terlihat. Dimana disamping saya terus melakukan kegiatan itu maka terdapat manfaat yang berkelanjutan yang tetap saya rasakan dalam hidup saya kedepannya. Pembinaan fisik di waktu muda sebagai sarana investasi untuk lebih sehat di masa tua, dengan menjaga kebugaran ini. Karena kegiatan ini sudah menjadi gaya hidup saya, setidaknya sejak 2 tahun lalu maka saya akan tetap melanjutkannya ke depan karena ini menjadi kegemaran saya. Karena fitness ini merupakan olahraga dengan yang dapat dilihat baik secara kualitas maupun kuantitas melalui suatu pola/program Latihan, maka itu dapat menjadi sebuah pegangan untuk kedepannya tetap diteruskan.

Apa yang saya lakukan tersebut tak lepas dari kemauan dan kesiapan diri saya menerima kegiatan tersebut, baik untuk saat ini maupun ke depannya, hal ini bisa disebut dengan readiness for change. Holt, dkk. menyatakan bahwa readiness for change (kesiapan individu untuk berubah) juga menggambarkan seberapa besar individu atau sekelompok individu cenderung menyetujui, menerima dan mengadopsi mengubah sementara sikap dan perilakunya agar sesuai dengan harapan perubahan. Holt, Armenakis, Harris, et al., (2007). Dalam konsep kesiapan diri tersebut terdapat 4 dimensi yang juga telah saya rasakan saat ini diantaranya Change-Efficacy (rasa percaya terhadap kemampuan diri) untuk melakukan progress latihan, Management Support (dukungan manajemen) dimana saya telah masuk dalam suatu komunitas umum, Appropriateness (ketepatan untuk melakukan perubahan) karena ini dapat menunjang pekerjaan saya saat ini, serta Personal Valence (Manfaat bagi individu) yang telah saya rasakan setelah saya aplikasikan dalam keseharian saya.

 

 

Daftar Pustaka

Andi Muttaqin, Ifwandi, Muhammad Jafar. (2016). MOTIVASI MEMBER FITNESS CENTER DALAM MELAKUKAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI (Studi Kasus Pada Member Wana Gym Banda Aceh Tahun 2015). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi. Vol. 2, No. 2, Hal. 100 – 113.

Dandy Rusly Pratama, Taufiq Hidayah, Henny Setyawati. (2020). PENGARUH MOTIVASI DAN KUALITAS LAYANAN PERSONAL TRAINER TEHADAP KEPUTUSAN MENJADI MEMBER FITNESS CENTER. Journal of Sport Sciences and Fitness. Vol.6, No.1. ISSN 2252-6528

Syifa Selviani, Lisa Widawati, Dinda Dwarawati. (2019). Studi Deskriptif Readiness for Change pada Karyawan Perusahaan Manufaktur di PT. “X” Bandung. Prosiding Psikologi. Volume 5, No. 2. ISSN: 2460-6448

Olah Raga Jogging sebagai Langkah Sederhana Melakukan Perubahan Diri

Olah Raga Jogging sebagai Langkah Sederhana Melakukan Perubahan Diri

Essay Ujian Akhir Semester

Psikologi Inovasi

(Semester Ganjil 2022/2023)

Dwi Ratri Octavianita (20310410002)

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A

Prodi Psikologi Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Perubahan dalam hidup ini pasti akan terus terjadi. Perubahan dapat terjadi pada berbagai lingkup, seperti misal dalam dunia kerja, perkuliahan, sekolah, dan lain-lain. Perubahan diri yang dapat kita lakukan dapat dimulai dari hal yang sederhana namun manfaatnya luar biasa, yaitu dengan olah raga.

Olahraga adalah suatu gerakan olah tubuh yang dapat menghasilkan efek pada tubuh secara menyeluruh dan dapat membantu dalam perangsangan otot-otot serta bagian tubuh lain untuk melakukan gerak (Subekti, Agus, Defri, & Ari, 2021). Jenis olah raga yang saya lakukan sebagai kegiatan perubahan diri adalah jogging. Jogging merupakan salah satu jenis kegiatan olah raga, dimana olah raga jenis ini biasa dilakukan dengan berlari kecil (Santika, 2016).  Menurut Sulastri, Sari, & Syamsuar (2018) Jogging adalah suatu jenis olah raga yang pelaksanaannya dilakukan dengan berjalan, lari-lari kecil, serta untuk lamanya latihan jogging yaitu 30 hingga 40 menit. Nilai tambah dari kegiatan olah raga saya adalah dengan penambahan jarak tempuhnya. Saya melakukan kegiatan perubahan diri tersebut selama 8 minggu, namun sempat terputus satu kali. Hal ini menunjukkan bahwa dalam praktiknya terdapat permasalahan yang terjadi, di mana jogging yang saya lakukan terputus karena pada suatu minggu saya full berkegiatan seharian yang membuat saya lumayan kelelahan sehingga saya tidak jogging di hari Sabtu dan Minggu-nya. Lalu bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut? Yang saya lakukan adalah dengan mengganti hari dan juga waktu pelaksanaannya. Hal ini saya lakukan agar konsistensi yang saya jaga dapat saya perbaiki. Efeknya saya dapat mencapat target bahkan bisa melebihi hingga minggu kesembilan.

Alasan saya melakukan kegiatan olah raga tersebut adalah karena olah raga tersebut sebelumnya sudah pernah saya lakukan bahkan sering saya lakukan walaupun tidak serutin sekarang dan tergolong olah raga yang mudah serta murah. Selain itu, jogging memiliki beberapa manfaat, di antaranya seperti bermanfaat untuk membakar lemak dalam tubuh, otot kaki menjadi kencang, memperlancar peredaran darah, dan masih banyak lagi (Santika, 2016).

Makna dari konsep nilai tambah dari kegiatan perubahan diri yang saya lakukan (jogging) adalah terkait besarnya perubahan yang saya lakukan dan konsistensi yang telah saya usahakan. Besarnya perubahan dan konsistensi yang saya lakukan dapat terpantau karena dari awal saya sudah memilih jenis olah raga yang memang perubahannya dapat terukur.

Yang selanjutnya, ternyata terdapat persoalan atau permasalahan yang muncul yaitu bagaimana cara agar kegiatan yang saya lakukan tersebut bisa berkelanjutan meskipun saya sudah tidak mengambil mata kuliah Psikologi Inovasi? Jawabannya adalah dengan melihat kembali konsistensi yang telah saya bangun dan mengingat kembali akan manfaat dari jogging. Dengan itu, maka jogging yang telah saya lakukan selama 9 minggu tersebut dapat berlanjut.

Pelaksanaan kegiatan olah raga itu juga berkaitan dengan readines to change (kesiapan untuk berubah). Menurut Holt (dalam Chaterine, Sri, & Winida, 2018) readiness to change dimaknai sebagai suatu sikap komprehensif yang dipengaruhi oleh proses, konteks, dan individu yang terlibat di dalam sebuah perubahan. Holt juga menyebutkan bahwa kesiapan individu secara kolektif dapat memberikan refleksi terkait sejauh mana individu dapat menyetujui dan menerima rencana yang memiliki tujuan untuk mengadakan perubahan keadaan pada saat ini. Saya melakukan jogging hingga saya bisa rutin dan konsisten tersebut berkat saya siap, menerima, dan menyetujui akan perubahan. Bayangkan saja jika saya menolak perubahan untuk diri saya, pasti saya tidak akan bisa sampai pada minggu kedelapan.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Chaterine, Sri, H., & Winida, M. (2018). Readiness for change ditinjau dari kepemimpinan transformasional pada karyawan/i pt. Mam Medan. Jurnal Psikologi. 14(2), Desember, 154-164.

Santika, I.G.P.N.A. (2016). Pengukuran tingkat kadar lemak tubuh melalui jogging selama 30 menit mahasiswa putra semester iv fpok ikip pgri Bali. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi. 1(3), Juni, 89-98

Subekti, N., H.Agus, M., Defri, M., & Ari, P. (2021). Peningkatan kesehatan melalui program informal sport pandemi covid 19 menuju new normal pada masyarakat Ddsn. Kalapan dan dsn. Ancol kecamatan Sindang Kasih kab. Ciamis. Jurnal Pengabdian Siliwangi. 7(1), 17-22.

Sulastri, R., Sari, M., & Syamsuar. (2018). Pengaruh latihan jogging dengan treadmill terhadap denyut nadi istirahat pada ibu-ibu anggota fitness centre yayasan indonesia. Jurnal Sain Olahraga dan Pendidikan Jasmani. 18(1), 46-54.

 


Taekwondo Sebagai Pilihan untuk Perubahan Diri

Essay Ujian Akhir Semester

Psikologi Inovasi

(Semester Ganjil 2022/2023)

Nur Alfiyah (20310410062)

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Perubahan diri merupakan suatu proses dimana seseorang melakukan suatu hal yang baru dalam dirinya. Dalam hal ini perubahan yang dimaksud adalah perubahan diri dalam hal positif. Ada berbagai jenis perubahan diri. Dalam tulisan ini penulis melakukan perubahan diri dalam hal olahraga, yaitu dengan mengikuti bela diri taekwondo dan skipping sebagai nilai tambah. Dalam melaksanakan perubahan diri tersebut, saya tidak melakukannya secara terus menerus dalam 8 minggu, tetapi ada jeda dua minggu saya tidak berolahraga karena ada kegiatan dari kampus yang tidak bisa ditinggalkan. Secara detailnya saya melaksanakan olahraga pada tanggal 2 Oktober 2022, 9 Oktober 2022, 16 Oktober 2022, 6 November 2022, 13 November 2022, 19 November 2022, 20 November 2022, dan terakhir 27 November 2022. Kemudian untuk nilai tambahnya yaitu skipping, dilaksanakan setelah selesai berlatih taekwondo tersebut.

Alasan saya memilih kegiatan bela diri taekwondo yaitu karena kebetulan saya mengiktui bela diri tersebut dari bulan Desember 2021. Latihannya itu setiap Hari Sabtu sore di Transmart Maguwoharjo dan Hari Minggu di Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Jadi supaya lebih mudah dalam melaksanakannya (karena kalau latihan taekwondo banyak temannya) saya memilih taekwondo sebagai kegiatan untuk perubahan diri. Kemudian, untuk nilai tambahnya saya memilih skipping. Hal itu karena prinsip pada perubahan diri ini yaitu adanya nilai tambah, yang berarti setiap kali melakukan olahraga maka ada penambahan frekuensi gerakan. Pada olahraga taekwondo, dalam setiap latihannya cenderung sama kegiatannya seperti belajar tendangan, pukulan, poomsae, dan lainnya dimana kegiatan tersebut diulang-ulang pada setiap pertemuan dan tambahannya hanya sedikit, jadi sulit untuk dihitiung nilai tambahnya. Oleh karena itu, saya memilih skipping sebagai nilai tambah karena mudah dalam perhitungannya.

Makna dari konsep nilai tambah atau skipping tersebut yaitu mengajarkan pada diri kita supaya jangan cepat puas dengan apa yang telah kita berhasil kita lakukan, lebih semangat melakukan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya, membiasakan diri untuk berolahraga dalam rentang waktu yang cukup lama, selain membuat tubuh menjadi segar juga dapat menjernihkan pikiran, menstabilkan emosi, menyalurkan emosi yang negatif, memperbaiki suasana hati, dan dapat menjadi habit yang baik bagi diri sendiri.

Supaya kegiatan terus berlanjut dan tetap konsisten bisa dengan cara mencari teman yang mau untuk berubah supaya kita lebih semangat dalam melaksanakan olahraga tersebut, menyadari bahwa olahraga itu banyak sekali manfaatnya untuk tubuh kita, membuat jadwal olahraga supaya kita rutin melaksanakannya, dan niatkan serta pertahankan semangat kita setiap akan berolahraga supaya enjoy dalam melakukannya dan menjadi kebiasaan baik untuk seterusnya.

Dalam konteks ini, kegiatan olahraga berkaitan dengan readiness for change (kesiapan individu untuk berubah). Readiness for change menggambarkan seberapa besar individu atau sekelompok individu cenderung menyetujui, menerima dan mengadopsi mengubah sementara sikap dan perilakunya supaya sesuai dengan harapan perubahan (Holt, dkk., dalam Selviani, dkk., 2019). Kenapa berkaitan? Karena dalam melakukan perubahan diri terutama dalam olahraga, dibutuhkan kesiapan dari individu tersebut untuk melaksanakan kegiatan perubahan itu, mulai dari karakter individu itu sendiri, apa yang akan dilakukan, bagaimana prosesnya, tempat untuk melaksanakan kegiatan tersebut dimana, harus keluar dari zona nyaman, adaptasi dengan hal baru yang dilakukan, dan lain sebagainya. Hal itu disebut juga dengan sikap komprehensif, dimana kesiapan individu untuk berubah yang secara simultan dipengaruhi oleh isi (apa yang berubah), proses (bagaimana perubahan diimplementasikan), konteks (lingkungan dimana perubahan terjadi), dan individu (karakter individu yang diminta untuk berubah) (Holt, dkk., dalam Selviani, dkk., 2019). Perubahan bisa dilakukan oleh siapa saja asalkan individu tersebut memiliki niat yang kuat dan konsistensi dalam pelaksanaannya.




Daftar Pustaka

Selviani, S., Widawati, L., Dwarawati, D. 2019. Studi deskriptif readiness for change pada karyawan perusahaan manufaktur di PT. “X” Bandung. Prosiding Psikologi. 5(2), hal. 715-722.