Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Kamis, 30 November 2023

Esai 6 Psikologi Lingkungan "Nasabah Bank Sampah" Puji Astutik

 

Bertanggung Jawab Terhadap Sampah Dengan Menjadi Nasabah Bank Sampah

Esai 6 – Nasabah Bank Sampah

Puji Astutik - 21310410164

Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA


Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari bahan-bahan non hayati yang sifatnya sulit terurai dan sukar membusuk. Sampah ini biasanya dihasilkan oleh pabrik. Sifat sulit terurai inilah yang menyebabkan banyak permasalahan lingkungan. Dampak bagi lingkungan diantaranya pencemaran air dan udara,  rusaknya ekosistem tanah, potensi kebakaran, menyebabkan banjir dan berefek negatif pada keanekaragaman hayati. Permasalahan-permasalahan ini yang akhirnya memicu kondisi sosial masyarakat yang kurang menyenangkan.

Salah satu program pengelolaan sampah individu atau rumah tangga adalah melalui program bank sampah.  Bank sampah merupakan suatu program pengelolaan sampah dengan prinsip daur ulang. Program ini mendidik masyarakat untuk berperilaku memilah sampah dari rumah dan tidak membuang sampah rumah tangga secara sembarangan lagi. Keberadaan bank sampah cukup mudah ditemukan karena program ini sudah tersebar di berbagai wilayah tanah air.

Bank Sampah “GUYUB RUKUN” merupakan bank sampah yang berlokasi di Nglempongsari, Sleman. Bank sampah ini buka setiap hari minggu di pekan pertama pada tiap-tiap bulan dari pukul 08.00-12.00. Pengelola bank sampah ini adalah warga sekitar yang berdomisili di sekitaran lokasi bank sampah berada. Berbagai jenis sampah anorganik seperti sampah plastik, kaca, ataupun kertas/kardus bisa disetorkan ke sini. Keberadan bank sampah ini tampaknya cukup efektif merubah perilaku masyarakat sekitar terkait pengelolaan sampah. Hal ini bisa terlihat dari kondisi sungai yang tepat berada di samping bank sampah yang tampak bersih.

Saya menjadi nasabah bank sampah ini dimulai setelah kegiatan plogging pada akhir September lalu. Minggu, 1 Oktober 2023 adalah kali pertama saya menyetorkan sampah anorganik yang  saya kumpulkan dari kegiatan plogging. Sewaktu saya datang, saya langsung disambut petugas yang dengan sigap menimbang sampah yang saya bawa. Selanjutnya saya dibuatkan buku tabungan sampah yang berisi data identitas saya dan rincian sampah yang saya setor beserta saldonya. Rincian untuk sampah yang saya setorkan pada kegiatan menabung yang pertama ini adalah  0,5 kg sampah bodong  senilai Rp 1.000 dan 1 buah botol sirup kaca/beling senilai Rp 50. Total nilai tabungan Rp 1.050.

Kondisi sungai di samping bank sampah & Proses penimbangan sampah

Kali kedua saya menyetorkan sampah ke Bank Sampah “GUYUB RUKUN” pada Minggu, 5 November 2023. Sampah yang saya setorkan seberat 1 kg yang berisi sampah campuran plastik atau disebut  sampah bodong dan dihargai Rp 2.000. Total saldo sementara saya adalah Rp 3.050. Memang tidak besar namun rasanya tentu menyenangkan karena dari sampah saya mampu menghasilkan rupiah sekaligus berperan aktif dalam upaya pengelolaan sampah.


   Buku tabungan sampah

Dari kegiatan menabung di bank sampah selama 2 bulanan ini, membuat saya sadar untuk lebih menghargai sampah. Bank sampah merupakan solusi bagi masyarakat dalam memberdayakan sampah. Lewat program ini, masyarakat bisa merasakan manfaat langsung secara ekonomi. Pengepul pun terbantu terkait efisiensi sampah yang sudah dipilah. Untuk lingkungan dampaknya tentu saja adalah kondisi lingkungan yang bersih dan nyaman. Dan yang terpenting lewat program bank sampah ini terjadi perubahan perilaku nyata masyarakat dalam masalah sampah. Masyarakat teredukasi untuk lebih bertanggung jawab terhadap sampah-sampah yang mereka hasilkan.

Essay 6 Psikologi Lingkungan "Bank Sampah" Bima Mahardika

Manfaat Indah Menjadi Nasabah Bank Sampah 

Psikologi Lingkungan Essay 6 Nasabah Bank Sampah 

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA

Disusun Oleh:
Bima Mahardika
 21310410189

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

 Yogyakarta


Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Pada tanggal 30 November 2023 kali pertama saya mengunjungi bank sampah gemah ripah yang pada mulanya saya mencoba mencari bank sampah terdekat dari tempat saya tinggal. Ketika sampai disana saya pun mendaftarkan diri diruanh administrasi nasabah bank sampah. Sembari menunggu saya melihat beberapa karya seni dan kerajinan yang terpajang serta dijual disamping ruang administrasi, tidak hanya kesan bersih dan rapi saat berada di bank sampah gemah ripah, tetapi juga keindahan karya yang disuguhkan pun membuat mata terpana seperti tas yang terbuat dari bungkus makanan kucing dan anjing dengan tampilan gambar kucing didepan setelah di lihat ternyata terbuat dari bungkus cat food, sangat inovatif sekali. Bank sampah Gemah Ripah Bantul berlokasi di Jl. Urip Sumoharjo Dk, Jl. Badegan No.RT 12, Bejen, Bantul, Kec. Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55711.



Bank sampah ini mulai beroperasi sejak 2008 lalu. Kesadaran untuk dapat mengelola sampah rumah tangga secara mandiri, membuat pak Bambang Suwerda mendirikan pengelolaan sampah secara terstruktur. Melalui Bank Sampah Gemah Ripah inilah, sampah rumah tangga khususnya di Bantul kota dikelola. Cara kerja bank sampah ini cukup sederhana. Bank Sampah Gemah Ripah menerima segala macam jenis sampah rumah tangga, baik organik, non-organik, hingga minyak jelantah. Masyarakat umum dapat menjadi nasabah dengan menyetor sampah jenis apa pun, kemudian berdasarkan jenis sampah dan berat sampah yang disetorkan, kemudian mendapatkan nilai harga yang sesuai dalam buku tabungan yang dapat dicairkan ataupun ditabung kembali. Sampah-sampah yang diterima oleh Bank Sampah Gemah Ripah ini kemudian dipilah kembali.

Selanjutnya saya pun telah menabung dua kali disana yaitu menabung botol plastik dan menabung kertas karung semen, setelah memberikan barang tersebut pada petugas bank sampah selanjutnya kami diberikan struck harga hasil dari sampah tersebut yang bisa dicairkan setelah terkumpul banyak sembari menabung melalui sampah. Kami juga akan mendapat buku tabungan apabila telah mencapai 5000 rupiah penjualan dari sampah yang kita salurkan. Dari kesan asing berubah menjadi kesan menarik untuk menyalurkan sampah ke bank sampah yang saling memberi manfaat. Nasabah jadi open terhadap sampah sekaligus mendapatkan feedback dari hasil pengumpulan sampah yang sudah disalurkan di bank sampah gemah ripah Bantul.

Bank sampah gemah ripah pun mengelola sampah yang terkumpul menjadi batamg yang memiliki nilai jual kembali seperti Sampah non-organik akan diolah menjadi aneka kreasi hiasan, sampah organik akan diolah menjadi pupuk kompos. Sedangkan, untuk sampah minyak jelantah, bank sampah menggandeng pihak ketiga untuk mengubah minyak jelantah menjadi biodiesel. pengelolaan bank sampah ini dapat menjadi solusi jangka panjang mengenai permasalahan sampah, terutama sampah di daerah Yogyakarta. Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri terbukti ampuh untuk mengurangi beban sampah yang harus dibuang di tempat pembuangan sampah terpadu (TPST), sehingga umur TPST dapat lebih panjang.

Banyak manfaat yang kita dapat ketika berkunjung dan berkontribusi dalam bank sampahsampah. Menjadi lebih sadar lagi untuk mengelola sampah mandiri serta berkontribusi kepada lingkungan untuk lebih tanggungjawab terhadap sampah yang kita ciptakan serta menyalurkannya bukan untuk membuang sampah sembarangan yang ternyata dari sampah juga bisa mendpatkan manfaat yang indah disamping rasa cinta lingkungan yang tertanam juga ada peluang penghasilan yang bisa didapatkan. tujuan bank sampah selanjutnya adalah untuk menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang sehat, rapi, dan bersih. Dalam menjalankan program bank sampah ini, ada beberapa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat yakni membuat lingkungan menjadi bersih, menambah pendapatan sehingga masyarakat bisa menabung dan dapat membiayai pendidikan anak serta masyarakat aktif dalam mengikuti organisasi/kegiatan sosial.

Selasa, 28 November 2023

Essay 6 Nasabah Bank Sampah - Austaniva

 MENGHASILKAN UANG DARI SAMPAH MELALUI BANK SAMPAH

Psikologi Lingkungan Essay 6 Nasabah Bank Sampah

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA

 

AUSTANIVA

22310410060

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

Bank sampah merupakan sebuah konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan, tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung disebut sebagai nasabah, setiap nasabah bank sampah memiliki buku tabungan yang berisi transaksi penjualan barang bekas/sampah yang nantinya bisa diambil sewaktu-waktu. Sampah yang ditabung ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang nantinya akan dijual di pabrik uang sudah bekerja sama. Sedangkan plastik kemasan dibeli oleh pelaku bisnis dengan dimanfaatkan menjadi barang-barang kerajinan. Pembangunan bank sampah serupakan sebuah strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat berkawan dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah. Jadi, bank sampah tidak bisa berdiri sendiri tetapi harus diintegrasikan dengan gerakan 3R sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang bersih, hijau dan sehat.

Di desa Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah terdapat bank sampah yang bernama “BANK SAMPAH JATI DIRI”, bank sampah ini merupakan salah satu bank sampah binaan dari program CSR PT Tirta Investama Aqua Klaten dan Lembaga Studi dan Tata Mandiri (LESTARI) dan telah terbentuk sejak tahun 2014, hingga saat ini Bank Sampah Jati Diri telah memiliki 210 nasabah aktif dan menerima 22 kategori sampah. Keberadaan bank sampah ini memberikan perubahan positif terhadap lingkungan karena masyarakat tidak membuang sampah di sungai dan dari segi ekonomi juga memberikan manfaat karena masyarakat bisa mendapatkan tambahan penghasilan melalui sampah dan barang bekas yang disetorkan ke bank sampah. Namun, bank sampah sendiri juga memiliki permasalahan terkait SDM, karena pengelola bank sampah kebanyakan adalah pekerja/karyawan maka bank sampah tidak bisa buka setiap hari dan jam operasional juga terbatas.

Penulis sendiri telah menjadi nasabah bank sampah Jati Diri sejak bulan Agustus 2023 dan sudah 2x menabung sampah di Bank Sampah Jati Diri. Pertama kali penulis menabung sampah pada tanggal 31 Agustus 2023, barang yang penulis setorkan berupa:

  •          Minyak jelantah 5kg dengan harga Rp. 1.700/kg
  •          Besi bekas renovasi rumah seberat 10kg dengan harga Rp. 1.500/kg
  •          Baja bekas renovasi rumah seberat 15kg dengan harga Rp. 1.750/kg

Total penghasilan dari penjualan di bank sampah:  Rp. 49.750.

Pada tanggal 22 November, penulis kembali menabung di bank sampah Jati Diri. Barang yang penulis setorkan berupa:

  •         Aqua gelas bersih seberat 1kg dengan harga Rp. 2.200/kg
  •         Ember & gayung rusak seberat 0,5kg dengan harga Rp. 1.200/kg
  •         Koran seberat 11kg dengan harga Rp. 1.400/kg
  •         Aki bekas 2 unit seberat 16kg dengan harga Rp. 5.000/kg
  •         Minyak jelantah 7kg dengan harga Rp. 1.700/kg
  •         Buku bekas bekas 25kg dengan harga Rp. 800/kg

Total penghasilan dari penjualan di bank sampah:  Rp. 130.100

Dari 2x menabung sampah, penulis memiliki tabungan sebesar Rp. 179.850.

Banyak sekali manfaat yang penulis dapatkan dari menabung di bank sampah karena barang-barang bekas yang masih bernilai guna dapat disalurkan dan penulis bisa mendapatkan benefit berupa uang hasil penjualan barang bekas tersebut. Disamping itu, rumah menjadi lebih rapi dan bersih karena tidak ada lagi penumpukan barang bekas terlalu banyak di rumah.

Essay 5 Belajar Di TPST Randu Alas ,Afni ambar sari 22310410124 oleh Ibu Arundati Shinta Psikologi Lingkungan.

Pendahuluan

Belajar ke tempat pembuangan sampah terpadu randu alas, oleh Bapak tojono selaku wakil ketua TPST randu alas dan juga 6 orang tenaga kerja yang mengolah sampah di TPST randu alas, TPS randu alas dibangun pada 2016 dan sebelum 2016 TPS tersebut adalah tempat pembuangan liar yang digunakan masyarakat untuk membuang bahan limbah yang tidak terpakai lagi, setelah 2016 diberi fasilitas berupa tempat dan juga pembangunan yang dilakukan oleh warga setempat atau pemerintah daerah randu alas.

Pembahasan 

TPS Randu Alas ada bank sampah oleh dua RW selama 2 minggu bedanya bank sampah itu berupa tunai atau bisa diuangkan sedangkan TPS sesuai dengan iuran yang sudah disepakati oleh masyarakat setempat khususnya di TPS randu alas, sampai saat ini TPS randu alas berjumlah 370 pelanggan dari 5 padukuhan. Adapun kesulitan-kesulitan dalam mencari sumber daya manusia untuk mengelola sampah di TPS Randu Alas karena pekerja atau tenaga kerja yang ada di TPS randualas hanya berjumlah 6 orang dan itu termasuk ketua dan juga wakil, TPS tersebut ada sampah reduce 2 minggu sekali dulu diambil dan sekarang tidak bisa lagi ditampung dan juga eksperimen yang digunakan oleh TPS Randu Alas adalah tungku pembakaran untuk memusnahkan sampah yang tidak bisa didaur ulang, jenis sampah yang digunakan oleh TPS Randu Alas adalah organik dan anorganik adapun yang dilakukan oleh TPS Randu Alas adalah masalah sampah yang membludak, butuh inovasi sebagai tujuan pada pengurangan sampah,TPST ini mengolah sampah organik dan anorganik, Pengambilan oleh pelanggan setiap hari,lalu sampah organik dibuat kompos dengan bantuan bakteri, lalu melakukan proses pemilihan sampah lalu sistem kompos,windrow tatakura dan gas metan yang digunakan oleh TPS Randu Alas dan hasilnya diangkat setiap 1 bulan sekali dari TPS tersebut.

Penutup 

Hasil dari TPST Randu Alas yaitu memanfaatkan sisa makanan sebagai pakan hewan atau maggot selain itu kelompok ikan juga dihasilkan dari anorganik atau resto serta mengambil dua hari sekali sampai di resto dan menghasilkan tepung dan minyak maggot, selain menghasilkan hal tersebut TPST Randu Alas juga membuat kompos ,Sehingga TPST Randu Alas sudah mencapai 370 pelanggan dari 5 padukuhan dan juga untuk kesulitan dalam mencari tenaga kerja yang hanya berjumlah 6 orang sampai dengan sekarang.








Essay 5 Belajar di TPS Randu Alas - Rosita

 

BELAJAR PENGELOLAAN SAMPAH DI TPS 3R RANDU ALAS

Psikologi Lingkungan

Essay 4 Kunjungan ke TPS Randu Alas

Dosen Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA 

 

Oleh :

Rosita

22310410108


Fakultas Psikologi

UNiversitas Proklamasi 45

  

Mahasiswa semester tiga fakultas psikologi Universitas Proklamasi 45 kunjungi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 3R Randu Alas yang berlokasi di RW.09 Dusun Candi Karang, Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Minggu (04/11/2023). Selain mahasiswa dari Universitas Proklamasi 45 (UP45)  yang telah melakukan kunjungan, sebelumnya ada juga mahasiswa dari kampus Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mengadakan kunjungan di TPS 3R Randu Alas ini. 

Tempat pengelolaan sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) Randu Alas adalah salah salah satu TPS 3R yang diselenggarakan oleh Satuan Kerja Penyehatan Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat (Satker PLPBM), Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Dit.PPLP), Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum. 

Sebelum berdirinya TPS 3R Randu alas, lahan TPS merupakan lokasi pembuangan sampah liar. Melihat kondisi tersebut pengurus RT dan RW tergerak untuk mengajukan proposal pembuatan TPS ke DInas Lingkungan Hidup pada tahun 2015. Setahun kemudian yaitu pada tanggal 16 Februari tahun 2016 TPS mulai beroperasi. sebelumnya pengurus RT dan RW yaitu Bapak Tujono dan Bapak Joko Tri Waluyo telah mengelola bank sampah di dusun Candi Karang. Pada awalnya, warga setempat sebenarnya belum siap untuk pendirian TPS dan masih terpaku pada sistem bank sampah, karena pengelolaan TPS harus terus berjalan sehingga dibentuklah pengurus tetap TPS. Adapun Visi dan Misi TPS 3R Randu Alas yaitu seperti pada tabel dibawah ini. 

VISI

MISI

Terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat diikuti dengan peningkatan taraf ekonomi masyarakat di sekitar TPS 3R Randu Alas.

Mengelola sampah secara efektif dan efisien untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.

Membuka lapangan kerja baru untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.

Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki TPS Randu Alas saat ini  ada enam orang yaitu tiga orang bertugas dalam pengambilan sampah dan tiga orang bertugas memilah sampah. Proses pengolahan sampah di TPS Randu Alas diawali dengan pengumpulan sampah rumah tangga. Sampah dikumpulkan dari warga, setelah itu sampah akan diolah di TPS Randu Alas dilakukan dengan memilah sampah sesuai dengan jenisnya. 


Jenis-jenis sampah yang dikelompokkan dalam kategori sampah organik, anorganik, bahan berbahaya dan beracun (B3), dan limbah residu. adapun sampah organik di TPS Randu Alas sebanyak 20% sampai 30% yang diolah menjadi kompos, pupuk organik cair (POC), dan digunakan sebagai pakan. Sampah anorganik yang masih layak dijual kepada pengepul untuk didaur ulang, hasil penjualannya digunakan untuk operasional TPS Randu Alas. jenis sampah B3 ditampung oleh TPS dalam tempat khusus. sedangkan limbah residu yang sudah tidak dapat diolah akan dibawa ke TPST Piyungan. 

TPS 3R Randu Alas memiliki jejaring dan kerjasama yaitu dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Bremen Overseas Research dan Development Association (BORDA), Dinas lingkungan hidup kabupaten Sleman, pemerintah desa Sardonoharjo, paguyuban TPS Sleman, warga sekitar, dan Mahasiswa. 

Seiring perkembangannya dari awal didirikan, TPS 3R Randu Alas kini telah mengembangkan berbagai aktivitas untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki. Aktivitas tersebut mencakup pengelolaan sampah, pembuatan pupuk organik cair, pembuatan kompos, budidaya belatung/maggots , dan pembuatan Eco Lindi (hasil temuan salah satu mahasiswi UGM).

Essay 5 Belajar di TPS 3R Mandiri Makmur - Indriyani

 

Pengelolaan Sampah di TPS 3R Mandiri Makmur

 Psikologi Lingkungan Essay 5 Belajar di TPS 3R KSM Mandiri Makmur

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA



INDRIYANI

22310410035

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

Yogyakarta, salah satu kota wisata favorit di Indonesia, juga menghadapi masalah sampah yang serius. Setiap hari, kota ini menghasilkan sekitar 1.300 ton sampah. Masalah sampah di Jogja dapat berdampak negatif pada lingkungan, kesehatan masyarakat, dan perekonomian. Sampah yang menumpuk dapat menimbulkan pencemaran air, udara, dan tanah. Selain itu, sampah juga dapat menjadi sarang penyakit dan tempat berkembang biak nyamuk. Sampah yang menumpuk juga dapat menimbulkan bau tidak sedap yang mengganggu kenyamanan masyarakat.

Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan pengelolaan sampah secara terpadu. Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) adalah fasilitas yang digunakan untuk mengelola sampah secara terpadu. TPST meliputi kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pembuangan sampah.

TPS 3R Mandiri Makmur adalah salah satu TPST yang berada di Kalurahan Sendangtirto, Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. TPST ini dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Mandiri Makmur. TPS 3R Mandiri Makmur mengelola sampah dengan menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). TPST ini menerima sampah dari masyarakat sekitar, baik sampah organik maupun anorganik.

Sampah organik yang diterima oleh TPS 3R Mandiri Makmur diolah menjadi kompos. Proses pengolahan sampah organik di TPS 3R Mandiri Makmur dilakukan dengan menggunakan metode budidaya maggot.

Maggot adalah larva dari lalat BSF (Black Soldier Fly). Maggot memiliki kemampuan untuk mengurai sampah organik dengan cepat dan efisien. Proses budidaya maggot di TPS 3R Mandiri Makmur dilakukan dengan menggunakan lahan kosong lalu dibuat kotak-kotak, kemudian diisi dengan sampah organik, seperti sisa makanan, sayuran, dan buah-buahan. Maggot akan memakan sampah organik tersebut dan menghasilkan kompos. Kompos yang dihasilkan dari TPS 3R Mandiri Makmur nantinya akan digunakan sebagai pupuk organik.

Sampah anorganik yang diterima oleh TPS 3R Mandiri Makmur diolah menjadi dua, yaitu sampah anorganik yang masih bisa digunakan dan sampah anorganik yang sudah tidak bisa digunakan lagi. Sampah anorganik yang masih bisa digunakan akan di daur ulang. Sampah anorganik yang bisa didaur ulang, seperti plastik, kertas, dan logam, akan diolah menjadi barang-barang baru. Sampah anorganik yang sudah tidak bisa digunakan lagi akan dibakar di tempat pembakaran sampah.

Pengelolaan sampah di TPS 3R Mandiri Makmur memiliki beberapa keunggulan, salah satunya adalah dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA. Namun, pengelolaan sampah di TPS 3R Mandiri Makmur juga menghadapi beberapa tantangan.

Penumpukan kompos di TPS 3R Mandiri Makmur merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh TPST ini. Masalah ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya SDM. Menurut Bapak Maryanto, pengelola TPS 3R Makmur Mandiri, kurangnya SDM menyebabkan proses budidaya maggot menjadi terhambat. Hal ini karena proses budidaya maggot membutuhkan tenaga kerja untuk mengurusi maggot, seperti memberi makan, membersihkan kandang, dan panen kompos. Akibatnya kompos pun menumpuk dan tidak terpakai.

Untuk mengatasi penumpukan kompos, TPS 3R Mandiri Makmur dapat melakukan beberapa hal, yaitu:

·                     Menambah jumlah SDM, misalnya dengan memberdayakan masyarakat sekitar.

·                     Meningkatkan efisiensi proses pengolahan kompos, misalnya dengan menggunakan teknologi.

·                     Meningkatkan promosi dan pemasaran kompos, misalnya dengan memanfaatkan media sosial dan media massa.

Dengan mengatasi penumpukan kompos, TPS 3R Mandiri Makmur dapat berjalan lebih lancar dan efektif. Kompos yang dihasilkan dapat dimanfaatkan secara optimal, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan.

Pembangunan TPST merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah sampah di Indonesia. Dengan pembangunan TPST, diharapkan jumlah sampah yang dibuang ke TPA dapat dikurangi, sehingga dapat mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan.

 

Essay 5 Belajar ke TPS 3R Poncosari - Yosy Tri Aprian

 

KUNJUNGAN BERTUJUAN EDUKASI TENTANG

PENGOLAHAN SAMPAH DI TPS 3R PONCOSARI

Psikologi Lingkungan Essay 5

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A.  


Disusun oleh :

Yosy Tri Aprian

21310410188

Psikologi SJ

 

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

 

Kunjungan saya ke Tempat Pembuangan Sampah 3R PONCOSARI pada Hari Sabtu, 25 November 2023, menjadi salah satu pengalaman saya yang penuh wawasan tentang bagaimana suatu daerah dapat mengimplementasikan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam memanajemen sampah didaerahnya. Dengan tujuan memahami lebih dalam sejarah, manajemen pengelolaan, dan permasalahan yang mungkin dihadapi TPS tersebut, kunjungan saya ini membuka jendela ke dalam dunia pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Tempat Pembuangan Sampah 3R PONCOSARI bukan hanya tempat pembuangan konvensional. Sejak pendiriannya pada awal tahun 2000-an, PONCOSARI memiliki fokus kuat pada prinsip 3R. Awalnya, tempat ini hanyalah lahan terbuka yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah konvensional. Namun, dengan meningkatnya kesadaran akan dampak buruk sampah terhadap lingkungan, PONCOSARI bertransformasi menjadi tempat yang menerapkan konsep 3R. Seiring berjalannya waktu, PONCOSARI bekerja sama dengan pemerintah setempat dan komunitas untuk mengembangkan infrastruktur dan sistem pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan. Program edukasi diadakan untuk melibatkan masyarakat dalam prinsip 3R, dan hasilnya, TPS 3R PONCOSARI menjadi model bagi daerah sekitar dalam mengelola sampah secara berkelanjutan.

Pada hari kunjungan, tim pengelola PONCOSARI memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana konsep 3R diaplikasikan dalam manajemen sampah. Proses pengelolaan sampah dimulai dengan tahap Reduce, di mana masyarakat didorong untuk mengurangi penggunaan barang-barang sekali pakai dan memilah sampah di sumbernya. Pemilahan sampah di rumah tangga menjadi kunci dalam menerapkan konsep Reuse. Barang yang masih dapat digunakan diidentifikasi dan dipilah untuk kemudian diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Ini menciptakan lingkaran ekonomi lokal dan mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan. Tahap Recycle diwujudkan melalui fasilitas daur ulang yang canggih di PONCOSARI. Sampah-sampah tertentu, terutama kertas, plastik, dan logam, diproses untuk diubah menjadi produk yang dapat digunakan kembali. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi beban sampah di tempat pembuangan tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi.



Meskipun TPS 3R PONCOSARI menjadi inspirasi bagi banyak daerah, tidak dapat dipungkiri bahwa tempat pembuangan sampah ini juga menghadapi beberapa permasalahan. Beberapa diantaranya adalah peningkatan konsumsi barang elektronik yang menyebabkan volume sampah elektronik yang tinggi, pengelola TPS 3R PONCOSARI harus mencari solusi yang inovatif untuk mengelola dan mendaur ulang limbah elektronik dengan aman. Meskipun ada upaya edukasi, masih ada tantangan dalam membentuk kebiasaan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga. Beberapa masyarakat mungkin masih kurang aware atau kesulitan untuk memilah sampah dengan benar. Pengelolaan sampah berkelanjutan membutuhkan investasi finansial yang signifikan. TPS 3R PONCOSARI menghadapi keterbatasan sumber daya finansial untuk memperluas infrastruktur dan meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah.

Kunjungan ke Tempat Pembuangan Sampah 3R PONCOSARI pada Hari Sabtu, 25 November 2023 ini tidak hanya memberikan wawasan tentang konsep 3R yang diterapkan secara sukses tetapi juga menyoroti tantangan dan permasalahan yang masih dihadapi dalam upaya mengelola sampah secara berkelanjutan. TPS 3R PONCOSARI menunjukkan bahwa dengan komitmen, kolaborasi, dan pendekatan yang inovatif, masyarakat dapat menciptakan perubahan yang positif dalam mengelola sampah dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Melalui upaya bersama dan terus-menerus, TPS 3R PONCOSARI tetap menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah berbasis 3R, memberikan inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk mengikuti jejak pengolahan sampah yang berkelanjutan.

 

Essay 5 Belajar di TPST Randu Alas - M Bahrori Rohza

 

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

DI TPST RANDU ALAS

 

Psikologi Lingkungan Essay 5 Belajar di TPST Randu Alas

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA

“KEGIATAN KUNJUNGAN DI TPST RANDU ALAS”

 


 MUHAMMAD BAHRORI ROHZA

21310410201

 

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

 

Pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) merupakan salah satu aspek penting dalam lingkungan hidup. Manajemen pengelolaan sampah di TPST memiliki banyak permasalahan yang harus diatasi untuk dapat memastikan keberlangsungan lingkungan hidup yang sehat dan berkelanjutan, salah satunya di TPST Randu Alas Ngaglik Sleman.

Pertama-tama, Pada tanggal 28 Oktober 2023 jam 08.00 WIB kami dari Universitas Proklamasi 45 melaksanakan kunjungan ke TPST Randu Alas yang beralamat Candi Karang Sardonoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta. Kami bertemu dengan bapak Sudjono selaku pengelola di TPST Randu Alas dalam pertemuan tersebut kami di dampingi oleh dosen kami Dr.,Dra Arundati Shinta MA  .dalam kesempatan tersebut banyak sekali motivasi dan pengalaman yang kami dapat.

TPST Randu Alas pertama kali di rilis pada tanggal 16 Februari 2016,sebelumnya beberapa relawan setempat telah mengajukan proposal untuk pengelolaan sampah ke Dinas Lingkungan Hidup setempat pada tahun 2015, setelah mendapat persetujuan para pengelola melaksanakan sosialisasi terhadap masyarakat setempat.setelah melaksanakan sosialisai mulailah para warga mulai bergabung untuk menjadi konsumen tpst randu alas sekitar 25 KK.berjalannya waktu sekarang tpst randu alas mengelola sekitar 370 KK sampah rumah tangga dan ada juga sampah industri.

Dalam pengelolaan sampah yang dilakukan TPST Randu Alas sangat terbatas karena kurangnya tenaga kerja yang ada, untuk saat ini Tpst Randu Alas hanya memiliki 6 orang anggota yang berperan aktif dalam pengelolaan tersebut.beberapa upya telah dilakukan untuk menambah tenga kerja namun banyak orang yang tidak mau karena memandang rendah pekerjaan tersebut,kendala lain yang dialami adalah belum adanya teknologi ysng mampu mengelola sampah secara efisien dan ekonomis untuk di terapkan di TPS. kurangnya kesadaran masyarakat dan campur tangan pemerintah dalam pengelolaan sampah.

Aspek sosial juga menjadi permasalahan dalam manajemen pengelolaan sampah di TPST. Terkadang, masyarakat sekitar tidak terlibat dalam pengelolaan sampah secara berkelanjutan, sehingga membuang sampah sembarangan dan mengabaikan pentingnya daur ulang dan pengelolaan sampah yang benar.

Permasalahan dalam Manajemen Pengelolaan Sampah di TPST :

1.     Sikap dan Kepedulian Masyarakat : Masalah utama dalam manajemen pengelolaan sampah di TPST adalah sikap dan keprihatinan masyarakat terhadap sampah. Terkadang, kurangnya pemahaman tentang dampak negatif sampah terhadap lingkungan, kurangnya motivasi individu untuk berpartisipasi, atau kesadaran yang rendah tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik, dapat menyulitkan upaya manajemen pengelolaan sampah di TPST.

2.  Keterbatasan Sumber Daya dan Infrastruktur : Manajemen pengelolaan sampah di TPST juga dihadapkan pada permasalahan terkait dengan keterbatasan sumber daya dan infrastruktur. Pembiayaan yang tidak memadai, kurangnya fasilitas dan peralatan yang memadai, serta keterbatasan personel yang terlatih dapat menghambat efisiensi dan efektivitas pengelolaan sampah di TPST.

3.  Perubahan Perilaku dan Adopsi Kebiasaan Baru : Menciptakan perubahan perilaku dan adopsi kebiasaan baru dalam pengelolaan sampah merupakan tantangan dalam manajemen pengelolaan sampah di TPST. Mengubah pola perilaku lama menjadi cara baru yang lebih berkelanjutan dalam membuang dan mengelola sampah memerlukan upaya psikologis yang signifikan untuk mendorong adopsi kebiasaan baru yang lebih baik.

Peran individu juga sangat penting dalam mengatasi permasalahan pengelolaan sampah di TPST. Dengan mengurangi penggunaan bahan-bahan sekali pakai dan mendukung program daur ulang, kita dapat membantu mengurangi beban sampah di TPST.

 

 

 

Kesimpulan :

Psikologi lingkungan memainkan peran penting dalam manajemen pengelolaan sampah di TPST, terutama di TPST Randu Alas Ngaglik Sleman. Dalam konteks ini, pemahaman tentang persepsi individu terhadap sampah, efektivitas program pendidikan dan kampanye, serta pemahaman tentang permasalahan psikologis yang terkait dengan sikap dan keprihatinan masyarakat sangat penting. Untuk mengatasi permasalahan dalam manajemen pengelolaan sampah di TPST, pentingnya pengelolaan TPST yang baik, pemantauan yang ketat, partisipasi masyarakat, dan pendekatan berkelanjutan. Dengan mengambil langkah-langkah ini, dapat diharapkan bahwa dampak negatif dari TPST dapat dikurangi atau dihilangkan, sehingga melindungi lingkungan dan kesehatan masyarakat. diperlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan aspek psikologi lingkungan, infrastruktur yang memadai, sumber daya yang cukup, serta upaya yang berkelanjutan untuk mengubah perilaku dan adopsi kebiasaan baru dalam pengelolaan sampah. Dengan demikian, dapat dicapai pengelolaan sampah yang lebih efisien dan berkelanjutan di TPST.

 

Essay 5 Belajar di TPST Randu Alas - Risky Nanda Himawan

 Psikologi Lingkungan Essay 5 Belajar di TPST Randu Alas

Dosen Pengampu : Dr.,Dra. Arundati Shinta, MA

 


Risky Nanda Himawan

21310410196

 

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Randu Alas adalah salah satu lokasi penting dalam pengelolaan limbah di daerah sleman. Kegiatan di TPST Randu Alas melibatkan serangkaian proses mulai dari penerimaan sampah hingga pengelolaan dan pemrosesan akhir. Namun, manajemen pengelolaan sampah di TPST ini juga dihadapkan pada sejumlah permasalahan yang perlu mendapat perhatian serius.

Salah satu aspek utama dalam kegiatan di TPST Randu Alas adalah penerimaan sampah. Berbagai jenis sampah dari rumah tangga, industri, dan komersial dikumpulkan di sini. Namun, pengelolaan awal sampah ini menjadi tantangan karena perlu dipilah secara efisien agar proses selanjutnya dapat berjalan lancar. Diperlukan pemilahan sampah yang lebih baik untuk memastikan bahan yang bisa didaur ulang terpisah dari yang tidak bisa.

Setelah tahap pemilahan, pengelolaan sampah di TPST Randu Alas melibatkan proses pemrosesan. Namun, infrastruktur dan teknologi pemrosesan seringkali menjadi permasalahan utama. Meskipun ada beberapa metode seperti kompos, daur ulang, dan pengolahan sampah lainnya, seringkali fasilitas yang kurang memadai menyebabkan proses ini tidak optimal. Pembaruan teknologi dan investasi dalam fasilitas pemrosesan yang lebih modern dan ramah lingkungan perlu dilakukan.


Selain itu, pengelolaan limbah cair dan bahaya juga menjadi masalah serius di TPST Randu Alas. Penanganan yang tidak tepat terhadap limbah jenis ini dapat mencemari lingkungan sekitar, mengancam kesehatan masyarakat, dan merusak ekosistem lokal. Pengaturan yang lebih ketat, pemantauan secara berkala, dan investasi dalam teknologi untuk mengolah limbah ini menjadi sangat penting.

Permasalahan lain yang perlu diperhatikan adalah kesadaran masyarakat akan pentingnya membuang sampah dengan benar. Pendidikan dan sosialisasi yang lebih baik tentang pentingnya memilah sampah sejak dari rumah tangga serta melakukan reduksi penggunaan bahan-bahan sekali pakai menjadi kunci untuk mengurangi beban sampah di TPST Randu Alas.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, diperlukan upaya kolaboratif dari pemerintah, lembaga terkait, industri, dan masyarakat. Penyuluhan, pembangunan infrastruktur yang lebih baik, penerapan teknologi modern, serta peraturan yang lebih ketat dalam pengelolaan sampah perlu menjadi prioritas bersama.

Kesimpulannya, kegiatan di TPST Randu Alas adalah bagian penting dari manajemen sampah suatu daerah. Namun, permasalahan seperti pemilahan sampah yang tidak optimal, infrastruktur pemrosesan yang kurang memadai, penanganan limbah cair dan berbahaya yang tidak tepat, serta kurangnya kesadaran masyarakat masih menjadi hambatan utama. Solusi jangka panjang membutuhkan kolaborasi yang kuat dan komitmen untuk memperbaiki manajemen pengelolaan sampah di TPST Randu Alas agar dapat berkontribusi secara positif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.