Jumat, 17 November 2023

Esai 4 Eksperimen Sampah Ike Prasetyani & Puji Astutik Psikologi Lingkungan SP

 

Praktek Mengolah Sampah Organik Menjadi Kompos dan Eco Enzyme

Psikologi Lingkungan

Esai 4 – Eksperimen Tentang Sampah

Ike Prasetyani - 22310420127

Puji Astutik – 21310410164

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA

Penumpukan sampah organik menyebabkan berbagai permasalahan baru bagi masyarakat sekitar. Namun masyarakat masih abai karena beranggapan sampah organik tidak berbahaya untuk lingkungan, padahal rembesan dari sampah organik dapat mencemari air tanah. Selain itu sampah organik juga menghasilkan pelepasan gas metana ke atmosfer yang berbahaya untuk makhluk hidup dan lingkungan. Oleh karena itu pengelolaan sampah  yang benar sangat diperlukan dalam upaya mengurangi dampak pencemaran lingkungan ini.

Pada sabtu, 21 Oktober lalu kami mahasiswa psikologi kelas SP Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta  berkesempatan untuk belajar dan melakukan eksperimen sampah di kediaman dosen kami, Ibu Arundati Shinta. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan metode kreatif inovatif dalam pengelolaan sampah agar menjadi barang daur ulang yang bermanfaat. Ada beberapa eksperimen yang kami lakukan diantaranya proses pembuatan kompos, eco enzyme (produk yang dibuat ibu sudah SNI), dan pembuatan tas parcel dari kertas bekas. Selain itu Ibu Shinta juga memperkenalkan kami metode mengolah sisa jelantah minyak menjadi sabun cuci piring.

Untuk kegiatan eksperimen yang pertama adalah pembuatan kompos. Pupuk kompos adalah pupuk organik yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme secara alami. Prosesnya disebut pengomposan. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan kompos yaitu : sampah dedaunan, tetes tebu (molase), kapur tani, dedak, EM4 makanan bakteri, anti jamur, air, abu, cangkang telur yang ditumbuk lalu disaring dan sampah dapur.

Untuk langkah pembuatan kompos adalah sebagai berikut :

1.   Bahan sampah dedaunan dirajang sampai halus

2.   Setelahnya dedaunan yang sudah halus dicampur bahan kapur tani, dedak, abu, dan bubuk cangkang telur lalu dimasukkan ke wadah besar dan diaduk hingga tercampur rata

3.    Tambahkan molase, anti jamur, serta cairan EM4 dan air sesuai takaran lalu aduk rata kembali

4.   Siapkan potongan kardus yang dibalut dengan jaring yang sudah dianyam, kemudian bahan-bahan tadi dimasukkan ke dalamnya.

5.    Tuangkan campuran kompos dan tutup rapat.

Untuk proses inkubasi sampai kompos siap digunakan estimasinya sekitar 2 mingguan. Setelahnya kompos siap digunakan untuk memupuk dan menyuburkan tanaman.

Gambar : Merajang sampah dedaunan untuk kompos

Untuk kegiatan kedua adalah pembuatan eco enzyme. Eco enzyme atau biasa disebut cairan serbaguna organik adalah cairan alami hasil dari fermentasi limbah dapur organik. Sampah organik yang digunakan bisa dari sisa sayuran atau buah ataupun kulitnya. Untuk menghasilkan eco enzyme yang baik, sampah sayur ataupun buah yang digunakan haruslah sampah organik yang masih segar. Untuk bahan yang digunakan adalah gula, ampas atau sisa sampah sayur/buah dan air. Untuk hasil yang optimal air yang digunakan adalah air matang. Perbandingan bahannya  adalah 1:3:10. Untuk kegiatan eksperimen yang kami lakukan kami memakai takaran 90 gram gula : 270 gram ampas kulit buah (yang sudah diiris halus) : 900 gram air matang.

Untuk proses pembutannya sendiri cukup mudah kita tinggal menyiapkan wadah bersih untuk mencampur gula yang sudah direbus, irisan sampah kulit buah (jeruk, apel, dsb) lalu ditambahkan air matang. Bahan-bahan tersebut kita campur lalu kita masukkan ke wadah yang kedap udara dan diletakkan di tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari selama kurang lebih 3 bulan. Setelah 3 bulan eco enzyme ini bisa dipanen dan hasilnya berwarna kecoklatan dan berbau asam khas fermentasi. Eco enzyme yang dipanen bisa disaring untuk memisahkan air sari dan ampasnya. Setelahnya bisa digunakan sebagai pembersih lantai, penghilang bau, campuran cairan cuci piring,  pupuk tanaman dan masih banyak manfaat  lainnya lagi.

Gambar : Proses pembuatan eco enzyme

Dua kegiatan eksperimen di atas sungguh pengalaman yang sangat berharga untuk kami. Berkesempatan belajar langsung dari Ibu Shinta yang memang sudah  lama bergelut dengan dunia pengelolaan sampah. Bekal ilmu tentang pengelolaan sampah organik yang bisa kami sebarkan pada masyarakat sekitar. Pulangnya pun kami  masih mendapat bonus buah tangan kompos dan sabun cair dengan tas parcel buatan sendiri.

 





0 komentar:

Posting Komentar