Selasa, 21 November 2023

Esaay 4 Melakukan Eksperimen_RIFKY BACHTIAR LISANDRA & MUHAMMAD BAHRORI ROHZA_SJ

 

KEGIATAN, MANFAAT DAN KEBERSIHAN

DALAM MENGELOLA SAMPAH ORGANIK

“KEGIATAN EKSPERIMEN KOMPOS & ECO ENZYME” 

Psikologi Lingkuny Essay 4 Melakukan Eksperimen

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA

 

RIFKY BACHTIAR LISANDRA 22310410011

MUHAMMAD BAHRORI ROHZA 21310410201 


FAKULTAS PSIKOLOGI 

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA



   Lingkungan memiliki peran penting dalam mempengaruhi kesejahteraan psikologis individu dan kesadaran lingkungan. Melalui kegiatan eksperimen yang melibatkan kompos dan eco enzyme, kita dapat mengeksplorasi pengaruh positif yang dapat diberikan oleh kedua faktor tersebut dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesadaran individu terhadap lingkungan sekitarnya secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fakta bahwa kegiatan eksperimen kompos dan eco enzyme dapat memiliki dampak psikologis yang bermanfaat serta meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya menjaga lingkungan. Kegiatan eksperimen memainkan peran penting dalam pendidikan dan pembelajaran di berbagai tingkat sekolah. Eksperimen membantu mahasiswa memahami konsep-konsep ilmiah dan meningkatkan minat mereka dalam belajar. Dalam tulisan ini, akan dibahas tentang eksperimen kompos dan Eco enzyme serta dampak psikologi lingkungan yang terkait.

Eksperimen kompos dan Eco Enzyme adalah kegiatan yang melibatkan pengujian berbagai bahan organik dan anorganik untuk menciptakan kompos yang berguna dan membandingkan efektivitas berbagai merek sabun cair dalam membersihkan tangan. Eksperimen ini mempromosikan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya pengelolaan limbah organik dan kebersihan pribadi.

Pada hari Minggu tanggal 22 Oktober 2023 pukul 09.00 WIB kemarin kami berkunjung ke rumah Ibu Dosen Dr., Dra. Arundati Shinta MA untuk belajar bagaimana cara mendaur ulang sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna yakni membuat kompos dan sabun cair. Mulanya kami disuguhkan banyak makanan baik dari Ibu Dosen maupun dari yang kami bawa sendiri. Ada buah-buahan seperti pisang, anggur, semangka, jambu dan jeruk, lalu ada juga kepalan nasi yang dibungkus dengan daun pisang dan makanan yang dibungkus plastik serta tidak lupa juga es teh sebagai pelengkap pesta kebun kami. Sembari memakan makanan yang ada, kami juga diberikan informasi terkait dengan sampah itu sendiri. Hal tersebut dilakukan bukan tanpa tujuan semata, karena dari pesta kebun kami yang meninggalkan banyak sampah tersebut digunakan untuk menjadi bahan utama dari eksperimen kami. Kami menghasilkan Sampah, mengumpulkan sampah, memilah sampah dan mendaur ulang sampah. Sampah plastik digunting menjadi lembaran dan dicuci lalu dikeringkan. Pilah-pilah sampah mana yang harus disatukan mana yang tidak sesuai dengan kategorinya. Dan sampah dari kulit-kulit buah seperti kulit semangka digunakan untuk bahan utama dari kompos dan Eco enzyme.

 


Kompos adalah bahan organik yang telah mengalami dekomposisi atau pemecahan oleh bakteri dan fungi di lingkungan alami atau melalui pengomposan buatan, sehingga dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk memperbaiki kualitas tanah. Kompos dapat berasal dari sisa-sisa tumbuhan mati, produk limbah dapur, sampah organik, kertas, dan bahan organik lainnya. Proses penguraian bahan organik yang terkandung dalam kompos oleh mikroorganisme relatif lambat sehingga diperlukan waktu yang cukup lama dalam pembuatannya. Selain itu, proses pembuatan kompos juga memerlukan jumlah air dan oksigen yang cukup agar bakteri dan fungi dapat melakukan dekomposisi sempurna. Penggunaan kompos dalam pertanian dan perkebunan dianggap lebih ramah lingkungan dan lebih baik untuk kesehatan tanah dan produk pertanian atau perkebunan yang dihasilkan.

Berikut adalah penjelasan mengenai cara pembuatan kompos secara rinci :

1.      Pilih Lokasi yang Tepat : Pilih area yang sesuai untuk tempat pembuatan kompos. Pastikan area tersebut memiliki aksesibilitas dan drainase yang baik serta juga dapat mempertimbangkan menggunakan bak kompos atau tong kompos untuk membuat kompos dengan lebih teratur.

2.      Pilih Bahan Kompos : Pilih bahan-bahan organik yang dapat diurai untuk membuat kompos. Ini termasuk sisa makanan, dedaunan, jerami, rumput yang dipotong, sisa tanaman, atau sisa-sisa tumbuhan lainnya. Hindari bahan-bahan seperti daging, produk susu, atau lemak, karena mereka cenderung menarik hewan atau menghasilkan bau yang tidak sedap.

3.      Persiapan Bahan : Potong atau hancurkan bahan-bahan organik yang lebih besar menjadi ukuran yang lebih kecil. Hal ini akan mempercepat proses dekomposisi.

4.      Membangun Tumpukan atau Lapisan : Mulailah dengan lapisan dasar bahan-bahan serbaguna, seperti jerami kering atau dedaunan kering, untuk meningkatkan drainase. Kemudian, tambahkan lapisan bahan hijau seperti sisa-sisa makanan atau rumput segar, yang kaya akan nitrogen. Lanjutkan dengan menambahkan lapisan lain secara bergantian, antara bahan hijau dan bahan coklat (seperti daun kering), hingga tinggi tumpukan mencapai sekitar 1-2 meter.

5.      Menjaga Kelembaban yang Tepat : Pastikan tumpukan kompos tetap lembab, tetapi tidak terlalu basah. Jika tumpukan terlalu kering, tambahkan air secukupnya. Jika terlalu basah, tambahkan bahan coklat seperti daun kering untuk meningkatkan sirkulasi udara dan memperbaiki drainase.

6.      Pencampuran dan Pengudapan: Secara teratur (sekitar seminggu sekali), gunakan garpu atau alat lainnya untuk membalik dan mencampur tumpukan kompos. Ini akan membantu mempercepat dekomposisi dan menciptakan kondisi yang lebih merata di seluruh tumpukan. Jika diinginkan juga dapat memperkaya kompos dengan menggunakan pengudapan organik, seperti pupuk kandang, untuk memberikan nutrisi tambahan.

7.      Proses Dekomposisi : Tunggu beberapa bulan hingga kompos selesai terbentuk. Selama proses ini, mikroorganisme dan serangga akan membantu mengurai bahan organik menjadi humus yang kaya nutrisi.

8.      Penggunaan Kompos : Setelah kompos selesai terbentuk dapat menggunakannya untuk memperbaiki atau memperkaya tanah di kebun, taman, atau area pertanian. Anda juga dapat menggunakannya sebagai lapisan penutup untuk tanaman dan sebagai pupuk organik.

 


Untuk selanjutnya adalah pembuatan Eco enzyme. Langkah awal siapkan bahan-bahan yang digunakan sebagai perbandingan. Dimulai dari gula merah yang diiris kecil lalu dipanaskan bersama 450 ml air diatas kompor. Sembari menunggu gula merah larut dengan air, kulit semangka dipotong menjadi bagian-bagian lebih kecil lagi agar lebih cepat dalam proses fermentasi nanti, 3 buah larak di iris kecil-kecil nanti di masukan kedalam botol/wadah yang sudah di isi air larutan gula merah dan lainnya, serta siapkan botol/wadah untuk tempat fermentasi. Saat gula merah sudah larut dengan air telah dingin, pertama kita tuang kedalam botol/wadah dari yang sudah disiapkan. Lalu masukan potongan-potongan kecil kulit semangka tadi sesuai takaran. Setelah itu tambahkan air 450 ml. Jangan lupa tutup rapat botol/wadah dari bakal sabun cair dan jangan lupa untuk beri tanggal dimulai sampai berakhirnya proses fermentasi. Pada pembuatan sabun cair ini terdapat 2 kali masa fermentasi, yang pertama difermentasi selama 3 bulan dan kedua difermentasi selama 1 bulan.

Kesimpulan :

Eksperimen kompos dan eco enzyme dapat memberikan manfaat psikologis yang signifikan serta meningkatkan kesadaran individu terhadap lingkungan. Melalui pengalaman langsung dalam membuat kompos dan menggunakan sabun cair yang ramah lingkungan, individu dapat merasakan dampak positif pada kesejahteraan psikologis mereka sendiri, termasuk peningkatan suasana hati dan mengurangi stres. Selain itu, ini juga dapat meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap perlindungan dan keberlanjutan lingkungan. Dengan mempromosikan kegiatan eksperimen ini, kita dapat mendorong perubahan positif dan menginspirasi tindakan berkelanjutan dalam menjaga ekosistem dan planet kita.

 

0 komentar:

Posting Komentar