Selasa, 21 November 2023

Meningkatkan Produksi Kompos: Panduan Praktis untuk Psikologi Lingkungan

Meningkatkan Produksi Kompos: Panduan Praktis untuk Psikologi Lingkungan

David Michael Tulaseket (20310410073)

Dosen Pengampu : Arundati Shinta

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta





Proses pengomposan bukan hanya cara berkelanjutan untuk mengelola limbah dapur dan kebun, tetapi juga merupakan suatu proses yang sejalan dengan praktik hidup berkelanjutan secara lingkungan. Sebagai seorang mahasiswa psikologi lingkungan, saya memulai perjalanan membuat kompos sendiri melalui tutorial YouTube, dengan tujuan untuk mengeksplorasi aspek psikologis dari gaya hidup berkelanjutan dan dampaknya terhadap kesejahteraan pribadi. Esai berikut memberikan gambaran umum tentang langkah-langkah kunci dan wawasan yang diperoleh dari tutorial tersebut, dengan menekankan manfaat psikologis dari pengomposan.

Tutorial YouTube menyoroti empat elemen dasar dalam pengomposan: Bahan Hijau, Bahan Cokelat, Udara, dan Air. Mencapai keseimbangan di antara komponen-komponen ini sangat penting untuk mempercepat proses pengomposan. Aspek psikologis dari keseimbangan ini terletak pada kepuasan yang diperoleh dari transformasi limbah menjadi sumber daya berharga untuk pertumbuhan tanaman.

Bahan hijau, yang ditandai dengan kandungan nitrogen yang lebih tinggi, mencakup serbuk rumput, sisa dapur, dan ampas kopi. Barang-barang ini berkontribusi pada kekayaan dan kesuburan kompos. Koneksi psikologis di sini adalah mengakui potensi limbah yang tampaknya biasa untuk menutrisi dan mendukung kehidupan, membentuk rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.

Sebaliknya, bahan cokelat, dengan kandungan karbon yang lebih tinggi, melibatkan daun, jerami, dan kertas koran yang digunting. Bahan-bahan ini memberikan struktur pada kompos, mencegahnya menjadi lumpur basah. Secara psikologis, keseimbangan ini menandakan pentingnya harmoni dan keseimbangan dalam hidup seseorang, mencerminkan kebutuhan akan keseimbangan dalam bahan kompos.

Wawasan psikologis menarik dari tutorial tersebut adalah penggunaan aktivator alami, seperti kotoran hewan atau ampas kopi, untuk mempercepat proses pengomposan. Ini menegaskan ide bahwa terkadang, elemen yang tidak konvensional atau terlupakan dapat memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pribadi.

Memutar kompos secara teratur muncul sebagai tugas yang membutuhkan usaha fisik namun bermanfaat, mencerminkan ide bahwa usaha konsisten dan refleksi diri berkala berkontribusi pada pertumbuhan pribadi. Tindakan memutar kompos memberikan oksigen kepada mikroorganisme di dalamnya, melambangkan pentingnya pandangan yang segar dalam membentuk kesejahteraan psikologis.

Tutorial juga membahas implikasi psikologis dari penutupan tumpukan kompos. Menginsulasi kompos selama musim dingin tidak hanya memastikan keefektifannya tetapi juga mencerminkan pentingnya self-care dan perlindungan selama masa-masa sulit. Analogi menutup tumpukan kompos sejalan dengan konsep melindungi diri dari tekanan eksternal.

Sebagai mahasiswa psikologi, tutorial tersebut memungkinkan saya untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam kegiatan praktis yang ramah lingkungan. Manfaat psikologis dari pengomposan meluas di luar pengurangan limbah; termasuk perasaan pencapaian, tanggung jawab, dan koneksi yang lebih dalam dengan dunia alam. Pada akhirnya, membuat kompos menjadi pengalaman terapeutik dan transformatif, berkontribusi pada kesejahteraan pribadi dan lingkungan.


0 komentar:

Posting Komentar