Selasa, 21 November 2023

Essay 5 " Belajar di TPS Randu Alas- Bastian Jan Bona Tua Siringoringo

 

BERKUNJUNG KE TPST RANDU ALAS

Psikologi Lingkungan Essay 5 Belajar di TPST Randu Alas

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA

Nama : Bastian Jan Bona Tua Siringoringo

Nim : 22310410069

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta 

TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) adalah tempat berlangsungnya kegiatan pengumpulan, pemisahan, penggunaan kembali, daur ulang, pengolahan, dan penyelesaian sampah. TPST lebih kompleks dibandingkan  TPS 3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduced-Reuse-Recycle) karena  mengelola hingga pengolahan akhir. TPST berperan penting dalam pengelolaan sampah, termasuk  mengurangi jumlah sampah yang  dibuang di tempat pengolahan akhir (TPA). Selain itu, setelah dihancurkan dan dikeringkan, TPST juga dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar  yang dikenal dengan nama TPST RDF (Refused Derived Fuel). Fungsi TPST ditentukan oleh peranannya dalam pengelolaan sampah, jenis komponen yang diolah, dan peranannya dalam penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan dalam pengolahan sampah MSW dan sampah sejenis MSW 5.

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) mempunyai fungsi  penting dalam pengelolaan sampah. Fungsi TPST ditentukan oleh peranannya dalam pengelolaan sampah, jenis komponen yang diolah, dan peranannya dalam penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan dalam pengelolaan sampah MSW dan sampah sejenis sampah MSW. TPST melaksanakan kegiatan pengumpulan, pemisahan, penggunaan kembali, daur ulang, pengolahan, dan finishing sampah. Pengelolaan sampah di tingkat TPST mencakup pengelolaan aset secara komprehensif mulai dari  pengadaan, penggunaan, hingga pembuangan. Selain itu, peningkatan kinerja TPST memerlukan keterlibatan pemerintah dalam penganggaran, perolehan aset, revitalisasi struktur organisasi, dan peningkatan operasional dan pemeliharaan.

Dalam hal ini, penulis mengunjungi fasilitas pengolahan limbah di Candi Karan, Sardonoharjo, provinsi Kechi. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581, disebut TPS Randu. Sayangnya, ada banyak jenis sampah yang dibuang. Umumnya sampah ini diolah menjadi kompos yang juga menumbuhkan belatung. Namun yang sangat disayangkan adalah masih kekurangan tenaga kerja di sana. Tidak mungkin sampah kota sebanyak itu diolah hanya oleh enam orang. Tak heran, karena di sini masih  kekurangan talenta, dan mungkin karena masyarakat kurang peduli terhadap sampah, atau karena pekerjaan tersebut dianggap tidak keren dan tidak menarik, serta membutuhkan tenaga ekstra.Ada yang mencoba bekerja di sana, namun yang ketiga bulan biasanya dihabiskan sendirian. Pendapatan pada TPS ini masih di bawah upah minimum. Eco-enzim dan eco-infusion bekerjasama dengan mahasiswa UGM.

Banyak mahasiswa yang pernah mengikuti KKN atau baru mengenal TPS. Pemerintah kota berpendapat bahwa mereka tidak perlu terlalu khawatir mengenai pemilihan sampah karena mereka sudah membayar biayanya. Namun, mereka yakin pendidikan mengenai pemilahan sampah masih kurang untuk menghindari kebingungan. Namun di balik layar, TPS ini menghasilkan kompos dalam jumlah besar, yang kemudian diproduksi ke masyarakat atau dijual ke LH. Cara pembuatan kompos yang dilakukan TPS Randu Alas adalah dengan mencampurkan daun kering dan rumput  lalu dicampur dengan malt. Jika cocok untuk sup dalam seminggu, maka akan matang dalam sebulan dan dapat digunakan hanya dalam 10 hari. Yang terbaik adalah menggunakannya dalam bentuk cincang terlebih dahulu. PS ini juga memberikan gambaran dampak lingkungan jika sampah dikelola dengan baik. Hingga 50% sampah dapat dibuang sebelum dikirim ke tempat pembuangan sampah.

 

 



0 komentar:

Posting Komentar