Selasa, 21 November 2023

ESSAY 4 MELAKUKAN EKSPERIMEN - ANIS NUR L & INDRIYANI

 

“Solusi Praktis untuk Mengurangi Limbah dan Menghasilkan Produk Ramah Lingkungan di Rumah

Psikologi Lingkungan Essay 4 Melakukan Eksperimen

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA

 

Oleh:

Anis Nur Latifah

22310410042

Indriyani

22310410035


 Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup seperti hewan dan manusia. Sampah organik mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia. Pada hari minggu tanggal 22 Oktober pukul 09.00 WIB, kami berkesempatan untuk membuat eksperimen kompos dan sabun cair dirumah Ibu Shinta. Ketika kami datang, kami sudah disuguhkan banyak sekali makanan, buah-buahan, jajanan pasar dan minuman oleh Bu Shinta. Sembari kami menyantap makanan, kami mendengarkan penjelasan Ibu Shinta mengenai eksperimen yang akan kami buat pada hari itu. Kami belajar mencuci sampah dan memilah sampah sesuai dengan jenisnya. Sampah sisa dari makanan-makanan yang kami makan itulah yang akan kami gunakan untuk membuat eksperimen.

Kompos

Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang sudah ada sejak lama. Pengertian kompos adalah bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja di dalam bahan organik tersebut. Bahan organik yang dapat diolah menjadi kompos meliputi rumput, jerami, sisa ranting dan dahan, kotoran hewan, bunga yang rontok, air kencing hewan ternak, dan bahan organik lainnya. Dirumah Ibu Shinta, kami membuat 2 adonan kompos.

Adonan pertama terdiri dari arang, abu, daun-daun yang sudah difermentasi, dan kulit telur yang sudah ditumbuk. Mula-mula siapkan wadah untuk mengolah adonan kompos, bisa menggunakan baskom besar atau bisa menyesuaikan dengan jumlah kompos yang akan dibuat. Langkah yang pertama, abu dan arang kita saring terlebih dahulu. Abu dan arang yang disaring memiliki manfaat penting dalam pembuatan kompos karena dapat meningkatkan kualitas tanah. Kemudian masukkan daun-daun yang sudah difermentasi, dan kulit telur yang sudah ditumbuk. Semua bahan-bahan tersebud dicampur dan diaduk sampai rata.

Untuk adonan kompos yang kedua terdiri dari kulit buah diris kecil-kecil, kompos lawas, ampas kopi, kulit buah yang difermentasi, eco enzyme, daun sirih sebanyak 50 lembar yang diiris lembut, molase (tetes tebu), EM4, tri codherma (anti jamur), kulit bawang yang difermentasi, dedak, dolomit, garam, grajen ( serbuk kayu), dan air. Jangan lupa untuk menyiapkan wadah ya teman-teman. Langkah yang pertama kita bisa mulai dengan memasukan kulit buah yang diiris kecil-kecil, kompos lawas, dan ampas kopi kedalam wadah. Masukan 50 lembar daun sirih yang sudah diiris lembut. Campur semua bahan tersebut dan aduk sampai merata. Wadah yang kedua berisi kulit buah yang difermentasi dicampur dengan eco enzyme, molase, EM4, dan tri codherma secukupnya. Ke-empat bahan tersebut digunakan untuk mempercepat proses pengomposan, mengurangi bau tidak sedap selama proses pengomposan, dan meningkatkan kualitas kompos. Kemudian masukan juga kulit bawang yang sudah difermentasi. Fermentasi kulit bawang ini digunakan untuk mengindarkan serangga. Semua bahan yang sudah dicampur diwadah ke-dua, kemudian dituang pada wadah yang pertama. Setelah itu aduk dan tambahkan air. Masukan dedak, dolomit secukupnya. Dolomit adalah sejenis kapur pertanian yang mengandung magnesium dan kalsium karbonat, digunakan untuk menetralkan pH tanah. Kemudian diberi garam biasa untuk pestisida alami. Masukan grajen, grajen ini bisa membuat hasil kompos menjadi lebih optimal. Aduk terus dan tambahkan air sampai tidak terlalu kering.

Kemarin kami menemukan permasalahan dalam proses pembuatan kompos ini, yakni kami terlalu banyak memasukan air kedalam adonan kompos tersebut sehingga kompos terlalu basah. Dan kompos yang terlalu basah dapat menghasilkan lendir yang tidak diinginkan. Mendapati hal tersebut ibu Shinta mengarahkan kami untuk menambahkan sampah daun kering yang sudah diolah sebelumnya kedalam adonan kompos, agar kompos menjadi tidak terlalu basah.

Setelah itu, kami menyiapkan gentong tanah liat, dan juga bantal. Kenapa menggunakan gentong tanah liat ? karena terdapat pori-pori pada gentong tanah liat tersebut, sehingga mempercepat proses terjadinya kompos. Bantal tersebut terbuat dari potongan kardus yang kemudian dimasukan kedalam jaring-jaring yang dijahit membentuk sebuah bantal. Bantal tersebut dimasukan kedalam gentong sebagai alas, kemudian kami memasukan adonan kompos yang sudah kami buat sebelumnya dan ditambah dengan kompos lawas dan ditutup selama 14 hari. Setelahnya barulah kompos siap untuk digunakan untuk menyuburkan tanaman.

Sabun Cair

Yang kedua kami membuat Sabun cair untuk cuci piring, sabun cuci piring adalah salah satu produk kebersihan yang wajib ada di setiap dapur. Namun, sabun cuci piring yang dijual di pasaran seringkali mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk membuat sabun cuci piring sendiri di rumah. Berikut adalah cara membuat sabun cuci piring sendiri di rumah:

Bahan-banhannya yaitu, Mes 200 gr, Garam Industri 150 gr (tidak ada Yodium), Air, Etda 20 gr (pengawet), Aminon 90 gr, Glycerin 27 gr, Pewarna (kuning dan biru) (opsional)

Cara membuatnya adalah sebagai berikut:

Siapkan wadah dan kayu pengaduk, rebus air sebanyak 1 liter sampai mendidih, lalu pindahkan ke dalam wadah. Ambil MES (metil etil sulfunat) timbang 200 gr, MES berfungsi untuk mengangkat lemak dan kotoran, lalu campurkan ke dalam air yang sudah mendidih di wadah aduk selama 20 menit/lebih sampai hancur/merata tanpa ada gumpalan. Kemudian larutkan etda 20 gr dengan air panas dan juga larutkan garam 150 gr dengan air panas, lalu campurkan ke dalam MES yang sudah larut, aduk rata, lalu masukan Aminon 90 gr, glycerin 27gr ke dalam campuran MES dan Etda. Garam berfungsi sebagai pengental sabun cuci piring. Edta berfungsi sebagai pengawet. Aminon berfungsi sebagai penambah busa. Glycerin berfungsi untuk melembutkan tangan dan memberikan rasa licin pada sabun cuci piring. Kemudian masukan eco Enzym lalu aduk rata dan yang terakhir beri pewarna, lalu aduk. Kemudian tutup rapat dan diamkan semalaman.



Kesimpulan

Dalam membuat kompos, penting untuk memperhatikan proporsi bahan-bahan yang digunakan dan menjaga kelembapan adonan agar tidak terlalu basah. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman secara alami dan ramah lingkungan.

Sabun cair yang dihasilkan ini aman digunakan untuk mencuci piring dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya bagi kesehatan.

0 komentar:

Posting Komentar