Analisis Persepsi dan Perilaku Terkait Sampah di
Masyarakat di Kota Yogyakarta
Essay untuk memenuhi Tugas Ujian Tengah
Semester Psikologi Lingkungan
Dosen pengampu : Dr.,Dra Arundati Shinta MA
Irfan
Kusuma Wardani
21310410187
Fakultas
Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
UJIAN TENGAH SEMESTER
Hubungan
antara persepsi dan perilaku orang-orang yang berkenaan dengan sampah sangat
erat. Persepsi memengaruhi perilaku individu dan masyarakat terkait dengan
sampah dalam berbagai cara. Berikut adalah beberapa aspek hubungan tersebut:
Kesadaran Lingkungan: Persepsi individu tentang
pentingnya menjaga lingkungan dan masalah sampah berperan dalam tingkat
kesadaran mereka. Orang yang memiliki persepsi positif terhadap pentingnya
lingkungan cenderung lebih peduli terhadap masalah sampah dan lebih mungkin
untuk mengambil tindakan yang berkelanjutan.
Pengetahuan: Persepsi individu tentang pengetahuan
mereka tentang manajemen sampah, daur ulang, dan dampak lingkungan memengaruhi
perilaku mereka. Orang yang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang masalah
sampah cenderung mengambil tindakan yang lebih baik dalam hal pemilahan sampah,
pengurangan, atau penggunaan metode pembuangan yang ramah lingkungan.
Norma Sosial: Persepsi individu tentang norma sosial
dalam masyarakat mereka juga berdampak besar. Jika individu merasa bahwa norma
sosial mendukung perilaku yang ramah lingkungan terkait sampah, mereka lebih
cenderung untuk mengikuti norma-norma tersebut.
Sikap: Persepsi juga membentuk sikap seseorang
terhadap masalah sampah. Sikap yang positif terhadap pengelolaan sampah akan
mendorong perilaku yang lebih baik, seperti mengurangi pemborosan dan mendaur
ulang.
Motivasi: Persepsi terhadap manfaat yang dapat
diperoleh dari perilaku ramah lingkungan juga memengaruhi motivasi individu
untuk mengubah perilaku mereka. Jika seseorang percaya bahwa tindakan mereka
dapat memberikan dampak positif pada lingkungan, mereka lebih termotivasi untuk
bertindak.
Persepsi Terhadap Kendala: Persepsi individu tentang
hambatan atau kendala yang mungkin dihadapi dalam mengubah perilaku mereka juga
memengaruhi keberhasilan perubahan perilaku terkait sampah. Jika seseorang
merasa bahwa mengurangi sampah akan sulit atau mahal, mereka mungkin enggan
untuk melakukannya.
Informasi dan Edukasi: Persepsi dapat berubah melalui
informasi dan pendidikan. Kampanye pendidikan dan kesadaran lingkungan dapat
merubah persepsi negatif menjadi lebih positif dan mendorong tindakan yang
lebih berkelanjutan.
Dalam
hal pengelolaan sampah, upaya untuk mengubah perilaku seringkali melibatkan
perubahan persepsi individu dan masyarakat. Kampanye kesadaran lingkungan,
program edukasi, regulasi yang ketat, dan promosi perilaku ramah lingkungan
merupakan beberapa metode yang digunakan untuk memengaruhi persepsi dan
tindakan terkait sampah.
Persepsi adalah tahap awal dalam proses pengambilan keputusan manusia.
Dalam konteks pengelolaan sampah,
persepsi masyarakat tentang
sampah melibatkan cara mereka melihat,
memahami, dan mengevaluasi
sampah. Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi tentang sampah meliputi pendidikan, budaya, pengalaman pribadi,
dan informasi yang mereka
terima dari berbagai sumber.
Misalnya, jika
masyarakat melihat sampah sebagai sesuatu yang tidak berharga atau tidak
berbahaya, mereka mungkin cenderung
mengabaikannya atau membuangnya sembarangan. Sebaliknya, jika mereka memiliki pemahaman yang baik tentang
dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan kesehatan, mereka mungkin akan lebih cenderung untuk berperilaku secara bertanggung jawab
terkait sampah.
Dalam konteks
pengelolaan sampah, konsep 3R Behaviors sangat relevan. 3R Behaviors mengacu
pada Reducing (Mengurangi), Reusing
(Menggunakan Ulang), dan Recycling (Mendaur Ulang) sampah (Arisona, 2018). Ketiga perilaku ini
memiliki dampak positif dalam mengurangi jumlah sampah yang tidak terkelola secara ramah lingkungan.
Mari kita bahas masingmasing perilaku ini dalam konteks persepsi masyarakat.
Pertama, "Reducing" (Mengurangi) mengacu pada upaya mengurangi
sampah yang dihasilkan. Persepsi yang
kuat tentang kebutuhan untuk mengurangi sampah dapat mendorong masyarakat untuk mengadopsi perilaku seperti membeli produk
dengan sedikit kemasan, menggunakan kantong belanja yang dapat digunakan kembali, atau menghindari produk sekali
pakai. Persepsi bahwa pengurangan sampah
memiliki manfaat bagi lingkungan dan masyarakat secara keseluruhan dapat
menjadi pendorong yang kuat untuk
mengubah perilaku konsumsi. Kedua, "Reusing" (Menggunakan Ulang)
melibatkan upaya untuk memanfaatkan
kembali barang-barang dan material yang sebelumnya dianggap sebagai sampah. Persepsi tentang nilai barang
bekas dan potensi kreatif dalam menggunakannya kembali dapat memotivasi masyarakat untuk mengambil
tindakan ini. Edukasi dan kesadaran tentang
cara mengubah barang bekas menjadi barang
yang berguna, seperti upcycling atau mendaur ulang pakaian bekas, dapat merangsang penggunaan kembali dan mengurangi limbah.
Ketiga, "Recycling" (Mendaur
Ulang) adalah proses mengubah sampah menjadi bahan baku
baru. Persepsi masyarakat tentang pentingnya daur ulang dalam mengurangi tekanan pada sumber daya alam dan lingkungan
adalah faktor utama dalam mendorong
perilaku ini. Melalui pendidikan dan promosi yang tepat, masyarakat dapat lebih
menyadari manfaat mendaur ulang dan
mungkin lebih termotivasi untuk memisahkan sampah mereka untuk proses daur ulang (Atmajayanti, Risna Dwi
Hermawanto, 2020; Ernyasih et al., 2020; Trisnawati & Khasanah, 2020)
Arisona, R. D. (2018).
Pengelolaan Sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Pada Pembelajaran IPS Untuk Menumbuhkan Karakter Peduli LingkunganAl
Ulya: Jurnal Pendidikan Islam,
3(1), 39-51
Atmajayanti, Risna Dwi Hermawanto, T. (2020) Sosialisasi Pengelolaan
Sampah Berbasis 3R Pada Siswa SD Ariyojeding II Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungangung. JPPNu (Jurnal
Pengabdian Dan Pemberdayaan Nusantara), 2(1), 5-24.
0 komentar:
Posting Komentar