Kamis, 02 November 2023

Essay UTS Psikologi Lingkungan_Irfan Kusuma Wardani _21310410187_SJ

Analisis Persepsi dan Perilaku Terkait Sampah di Masyarakat di Kota Yogyakarta 

Essay untuk memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Psikologi Lingkungan

    Dosen pengampu : Dr.,Dra Arundati Shinta MA

Irfan Kusuma Wardani

21310410187 

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

 

UJIAN TENGAH SEMESTER

Hubungan antara persepsi dan perilaku orang-orang yang berkenaan dengan sampah sangat erat. Persepsi memengaruhi perilaku individu dan masyarakat terkait dengan sampah dalam berbagai cara. Berikut adalah beberapa aspek hubungan tersebut:

Kesadaran Lingkungan: Persepsi individu tentang pentingnya menjaga lingkungan dan masalah sampah berperan dalam tingkat kesadaran mereka. Orang yang memiliki persepsi positif terhadap pentingnya lingkungan cenderung lebih peduli terhadap masalah sampah dan lebih mungkin untuk mengambil tindakan yang berkelanjutan.

Pengetahuan: Persepsi individu tentang pengetahuan mereka tentang manajemen sampah, daur ulang, dan dampak lingkungan memengaruhi perilaku mereka. Orang yang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang masalah sampah cenderung mengambil tindakan yang lebih baik dalam hal pemilahan sampah, pengurangan, atau penggunaan metode pembuangan yang ramah lingkungan.

Norma Sosial: Persepsi individu tentang norma sosial dalam masyarakat mereka juga berdampak besar. Jika individu merasa bahwa norma sosial mendukung perilaku yang ramah lingkungan terkait sampah, mereka lebih cenderung untuk mengikuti norma-norma tersebut.

Sikap: Persepsi juga membentuk sikap seseorang terhadap masalah sampah. Sikap yang positif terhadap pengelolaan sampah akan mendorong perilaku yang lebih baik, seperti mengurangi pemborosan dan mendaur ulang.

Motivasi: Persepsi terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari perilaku ramah lingkungan juga memengaruhi motivasi individu untuk mengubah perilaku mereka. Jika seseorang percaya bahwa tindakan mereka dapat memberikan dampak positif pada lingkungan, mereka lebih termotivasi untuk bertindak.

Persepsi Terhadap Kendala: Persepsi individu tentang hambatan atau kendala yang mungkin dihadapi dalam mengubah perilaku mereka juga memengaruhi keberhasilan perubahan perilaku terkait sampah. Jika seseorang merasa bahwa mengurangi sampah akan sulit atau mahal, mereka mungkin enggan untuk melakukannya.

Informasi dan Edukasi: Persepsi dapat berubah melalui informasi dan pendidikan. Kampanye pendidikan dan kesadaran lingkungan dapat merubah persepsi negatif menjadi lebih positif dan mendorong tindakan yang lebih berkelanjutan.

 

Dalam hal pengelolaan sampah, upaya untuk mengubah perilaku seringkali melibatkan perubahan persepsi individu dan masyarakat. Kampanye kesadaran lingkungan, program edukasi, regulasi yang ketat, dan promosi perilaku ramah lingkungan merupakan beberapa metode yang digunakan untuk memengaruhi persepsi dan tindakan terkait sampah.

Persepsi adalah tahap awal dalam proses pengambilan keputusan manusia. Dalam konteks pengelolaan sampah, persepsi masyarakat tentang sampah melibatkan cara mereka melihat, memahami, dan mengevaluasi sampah. Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi tentang sampah meliputi pendidikan, budaya, pengalaman pribadi, dan informasi yang mereka terima dari berbagai sumber.

Misalnya, jika masyarakat melihat sampah sebagai sesuatu yang tidak berharga atau tidak berbahaya, mereka mungkin cenderung mengabaikannya atau membuangnya sembarangan. Sebaliknya, jika mereka memiliki pemahaman yang baik tentang dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan kesehatan, mereka mungkin akan lebih cenderung untuk berperilaku secara bertanggung jawab terkait sampah.

Dalam konteks pengelolaan sampah, konsep 3R Behaviors sangat relevan. 3R Behaviors mengacu pada Reducing (Mengurangi), Reusing (Menggunakan Ulang), dan Recycling (Mendaur Ulang) sampah (Arisona, 2018). Ketiga perilaku ini memiliki dampak positif dalam mengurangi jumlah sampah yang tidak terkelola secara ramah lingkungan. Mari kita bahas masingmasing perilaku ini dalam konteks persepsi masyarakat.

Pertama, "Reducing" (Mengurangi) mengacu pada upaya mengurangi sampah yang dihasilkan. Persepsi yang kuat tentang kebutuhan untuk mengurangi sampah dapat mendorong masyarakat untuk mengadopsi perilaku seperti membeli produk dengan sedikit kemasan, menggunakan kantong belanja yang dapat digunakan kembali, atau menghindari produk sekali pakai. Persepsi bahwa pengurangan sampah memiliki manfaat bagi lingkungan dan masyarakat secara keseluruhan dapat menjadi pendorong yang kuat untuk mengubah perilaku konsumsi. Kedua, "Reusing" (Menggunakan Ulang) melibatkan upaya untuk memanfaatkan kembali barang-barang dan material yang sebelumnya dianggap sebagai sampah. Persepsi tentang nilai barang bekas dan potensi kreatif dalam menggunakannya kembali dapat memotivasi masyarakat untuk mengambil tindakan ini. Edukasi dan kesadaran tentang cara mengubah barang bekas menjadi barang yang berguna, seperti upcycling atau mendaur ulang pakaian bekas, dapat merangsang penggunaan kembali dan mengurangi limbah. Ketiga, "Recycling" (Mendaur Ulang) adalah proses mengubah sampah menjadi bahan baku baru. Persepsi masyarakat tentang pentingnya daur ulang dalam mengurangi tekanan pada sumber daya alam dan lingkungan adalah faktor utama dalam mendorong perilaku ini. Melalui pendidikan dan promosi yang tepat, masyarakat dapat lebih menyadari manfaat mendaur ulang dan mungkin lebih termotivasi untuk memisahkan sampah mereka untuk proses daur ulang (Atmajayanti, Risna Dwi Hermawanto, 2020; Ernyasih et al., 2020; Trisnawati & Khasanah, 2020)


    Dafrat Pustaka

Arisona, R. D. (2018). Pengelolaan Sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Pada Pembelajaran IPS Untuk Menumbuhkan Karakter Peduli LingkunganAl Ulya: Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 39-51

Atmajayanti, Risna Dwi Hermawanto, T. (2020) Sosialisasi Pengelolaan Sampah Berbasis 3R Pada Siswa SD Ariyojeding II Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungangung. JPPNu (Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Nusantara), 2(1), 5-24.

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar