Perkembangan Teknologi Menjadikan Manusia Individualistim dan Aptis
Nurul Khasanah
22310410033
Dosen Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Topik | Perkembangan teknologi tidak hanya mempermudah dalam penggunaan keseharian, tetapi juga menjadikan manusia individualistik dan apatis |
Sumber | Azka, I. (2023). Transformasi ‘Homosapiens’ ke ‘Homodigitalis’. Kedaulatan Rakyat. 4 April,Hal. 11 |
Ringkasan | • Perkembangan teknologi dan informasi memaksa manusia di abad ini membongkar kehusyukan dalam menjalankan aktivitas sosial yang menitikberatkan pada perjumpaan, saling menyapa dan berjabat tangan satu sama Kebiasaan-kebiasaan interaksi yang lain. Memang benar bahwa media sosial dan kemajuan teknologi telah membawa pengaruh besar terutama pada pola interaksi manusia dalam berkomunikasi lebih mudah. • Penelitian terbaru Collins dan Wellman, menunjukkan argumentasi kuat bahwa perkembangan teknologi komunikasi, terutama penemuan media sosial, tidak serta merta menggantikan atau menghilangkan pola interaksi tradisional berbasis tatap muka secara fisik. Justru semakin melengkapi pola interaksi yang sudah ada. Namun, argumentasi itu telah menafikkan realitas di kehidupan manusia di era ini. Karena banyak kebiasaan-kebiasaan kita yang begitu radikal menjadikan kita sebagai manusia yang individualistik dan apatis terhadap situasi disekitar kita. • Ketika bertemu orang dan berkumpul bersama nampaknya memegang ponsel dan ketawa terbahak-bahak tanpa melibatkan orang disekitar lebih mengasyikkan. Nongkrong ditongkrongan kampus, sekolah bahkan sekretariat organisasi sudah tak menawarkan kehangatan persekongkolan diskursus kemanusiaan, justru kaku dan beku seraya menatap handphone dengan teriakan-teriakan tanpa henti (main game). Dan masih banyak yang lain. Sebut saja rasa empati kita kepada manusia lain kini, hanya tersimpan rapi dikolom-kolom komentar media sosial, kehangatan pelukan orang tua sebatas dinding layar video call. Pada akhirnya kita semua menyadari bahwa kehadiran media sosial telah membuat sebagian manusia menjadi anti-sosial. Era ini telah menyebabkan manusia kehilangan realitas masa lalu beserta kearifan yang tersimpan dibaliknya. Yang justru lebih baik dan berharga bagi perkembangan diri kita sebagai manusia. |
Permasalahan | Perkembangan teknologi mengubah manusia yang cenderung senang berkumpul dan berinteraksi secara nyata menjadi berkumpul tetapi asyik dengan dunianya sendiri yakni dunia maya, sehingga interaksi yang terjalin menjadikan yang jauh menjadi dekat dan yang dekat menjadi jauh. |
Opini Saya | Dengan semakin berkembangnya teknologi merupakan hal yang bagus. Tidak ada salahnya kita mempelajari teknologi yang ada tetapi kita juga harus bisa membatasi penggunan internet dan sosial media dengan wajar. Perlu adanya batasan waktu yang kita habiskan dalam bersosial media. Kita bisa mencari kegiatan lain yang menyenangkan di luar sosial media seperti mencoba hobi baru, membaca buku, atau berolahraga sehingga perhatian kita teralihkan dari sosial media. Mengikuti akun sosial media yang positif dan bermanfaat yang bisa membuat kita mempelajari wawasan baru dan memblokir akun sosial media yang negatif dan tidak bermanfaat. Hal tersebut saya yakini dapat membuat kita terhindar dari ketergantungan dalam bersosial media dengan |
Lampiran
0 komentar:
Posting Komentar