TURNING RED
ESSAY 2
PSIKOLOGI SOSIAL
Ike Prasetyani
NIM : 22310420127
Dosen Pengampu : Dr.,Dra.ARUNDATI SHINTA,MA
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
|
Topik |
Remaja yang sedang mengalami perkembangan psikologi, terjadi perubahan fisik dan mental emosional, yang dikaitkan dengan fenomena budaya dan sosial. |
|
Sumber |
Turning Red (2021) Full Movie in English - Disney Animation Movie - Latest Animated Movie For Kids- 1:20:03https://youtu.be/PHFFJ7m1kbg |
|
Ringkasan |
Turning Red memiliki tema dinamika hubungan antara orangtua dan anak perempuan remaja yang beranjak dewasa. Keadaan makin komplex karena orang tua yang masih menganggap anak perempuannya masih kecil dengan kenyataan bahwa anaknya sudah mengalami masa pubertas sehingga terjadi perubahan fisik, mental dan emosional. Hal ini menjadi menarik saat dihubungkan dengan budaya dan kepercayaan dari leluhur tentang keterkaitan pengambilan keputusan, tekanan atas harapan orangtua, hingga akhirnya melepas anak untuk menjadi pribadinya sendiri. |
|
Ringkasan Lanjutan |
Di kisahkan seorang anak perempuan bernama Mei-Lin Lee berusai 13 tahun tengah menghadapi masa perubahan psikologis yang sulit. Mei-Lin adalah seorang keturunan China-Kanada dengan tradisi budaya keluarganya yang kaku dan serba menuntut perfeksionis. Dia adalah anak perempuan tunggal dari keluarga Lee yang hidup di Kota Toronto Kanada,di tengah kehidupan era modernisasi dengan lingkungan pertemanan yang cukup bebas. Mei-Lin adalah anak perempuan yang cerdas selalu berprestasi, pandai bergaul dan patuh pada orang tua. Selama ini Mei-Lin ikut membantu menjaga dan merawat kuil tempat sembahyang milik leluhur keluarganya bersama dengan sang ibu, Ming Lee. Ibu Mei-Lin berkarakter sangat protektif dan perfeksionis, sehingga selalu mengawasi apapun dan dimanapun putrinya berada. Hal ini terkadang membuat Mei-Lin merasa tidak bebas mengeksplor minat dan mengekspresikan dirinya.Dalam fase tumbuh dewasa tersebut, Mei Lee terkadang menjadi tak terkontrol dan sering bertengkar dengan ibunya karena perbedaan pendapat.
Pada suatu hari saat Mei-Lin mengalami menstruasi pertama kali, karena terjadi perubahan secara fisik dan emosional dalam dirinya, tiba-tiba dia bertransformasi menjadi monster panda merah berbulu halus. Mei-Lin langsung masuk ke kamar mandi dengan perasaan yang panik, takut dan malu saat dia melihat di cermin wajahnya berubah menjadi monster panda merah dengan badan yang membesar seperti postur panda raksasa . Mengetahui hal aneh terjadi pada putrinya, kedua orangtua Mei-Lin sangat khawatir, terutama ibuknya. Tanpa Mei-Lin ketahui,kemampuan berubah menjadi panda merah ternyata adalah warisan turun temurun dari leluhurnya. Kekuatan itu dulunya dipandang sebagai berkah, tetapi kini dianggap menjadi kutukan. Apalagi kekuatan ini muncul setiap kali Mei-Lin tengah merasakan emosi yang berlebihan.Salah satu cara mengubah fisik Mei-Lin saat berubah menjadi Red Panda agar kembali menjadi anak remaja perempuan normal adalah dengan menarik nafas, mencoba lebih tenang, dan mengontrol emosinya. Ibu Mei-Lin tahu betul risiko kekuatan ini, dan langsung protektif terhadap putrinya. Cara pamungkas untuk menangkal "berkah" ini,dan membuat Mei-Lin menjadi normal kembali adalah dengan melakukan suatu prosesi ritual melepas Red Panda dari tubuh Mei-Lin, dan itu hanya bisa dilakukan sekali saja saat bulan purnama. Syaratnya, Mei-Lin tidak boleh sering-sering berubah menjadi Red Panda, agar upacara ini bisa berlangsung dengan mudah. Artinya, Mei-Lin harus menjaga betul emosinya.Padahal tanpa ibunya ketahui, ketenangan Mei-lin bukan berada pada ibuknya, melainkan dari para sahabatnya di sekolah. Mei-Lin menceritakan hal apapun pada sahabatnya,begitu pula dengan rahasia menjadi panda merah.Sahabatnya kaget dan awalnya tidak bisa menerima, tetapi akhirnya mereka bisa menerima keadaan Mei-Lin dan sekaligus mereka menemukan ide jitu untuk memanfaatkan kekuatan Red Panda Mei-Lin secara sembunyi-sembunyi untuk mencari uang guna membeli tiket konser boysband favorit mereka. Sejak Mei-Lin bisa berubah menjadi panda merah, kepribadiannya pun berubah. Ia menjadi sosok yang lebih periang, pemberani, kreatif, dan inisiatif. Teman-temannya sangat menyukai sisi baru dari Mei ini. Ibu Mei-Lin mencari solusi untuk mengatasi masalah putrinya ini dengan mendatangkan nenek dan tante-tante Mei-Lin dari luar kota, karena mereka meyakini bahwa hubungan leluhur mereka ada hubungannya dengan kutukan Panda Merah. Satu-satunya cara agar Mei-Lin kembali normal seutuhnya ia harus menjalani ritual di malam bulan purnama. Tiba saat waktu Ritual Bulan Purnama, membuat Mei-Lin merasa kebingungan dan dilema harus kembali menjadi manusia normal atau tetap membiarkan panda merah tetap berada dalam dirinya.Karena dia merasakan ada sisi baik juga ketika dia menjadi Panda Merah.Tak hanya itu saja, di hari dan waktu yang sama degan ritual tersebut,grup idola boysband 4Town favoritnya melaksanakan konser di kota tempat tinggalnya. Akhir cerita,di malam ritual tersebut setelah dilakukan upacara untuk menghilangkan Red Panda yang ada didiri Mei-Lin, terjadi kekacauan yang luar biasa. Ternyata Red Panda tidak mau lepas dari diri Mei-Lin ,karena Mei-Lin memang tidak mau melepaskan Red Panda yang dimikinya. Mei Lin merasa mempunyai dualitas ada sisi baiknya ketika dirinya menjadi Red Panda. Keluarganya begitu kecewa, tetapi akhirnya bisa menerima dan mengerti bahwa tidak bisa memaksakan kehendak, dogma atau warisan kutukan leluhur yang sudah turun temurun ketika orang yang bersangkutan tidak mau menerimanya. Disini terjadi pemutusan mata rantai histori dan pola pikir lama antara generasi lama dengan generasi baru, yang memang semua harus disikapi dengan lapang dada, saling menerima, menyadari dan mengambil hikmah baik dari semua kejadian yang ada. Hikmah dari Film Red Panda ini adalah kita tidak harus memaksakan kehendak dan menghakimi peristiwa baik atau buruk yang sudah menjadi konsekuensi dualitas dunia. Sebaiknya kita menerima semua yang terjadi dan memandang dari sudut pandang persepsi positif, sehingga kita bisa menemukan solusi terbaik dan kekuatan positif dibalik peristiwa yang tidak menyenangkan tersebut. |
|
Permasalahan |
Orangtua yang terlalu sayang kepada anak terkadang tanpa sadar bersikap protektif dan mengekang yang menghambat kreatifitas anak dan membuat anak merasa tidak nyaman yang akhirnya anak lebih dekat dan percaya dengan orang lain/sahabatnya. Adanya pola pikir, tradisi, budaya dan dogma leluhur yang mempengaruhi kehidupan generasi selanjutnya. Emosi yang tidak stabil menimbulkan seseorang menjadi berubah secara fisik dan kepribdian yang berdampak pada kehidupan sosianya. Perubahan fisik, karakter dan mental yang unik sehingga sulit diterima oleh kehidupan sosial secara umumnya. |
|
Opini Saya |
Anak remaja yang beranjak ke fase perkembangan dewasa, baru mengalami emosi yang labil dalam masa pencarian jati dirinya. Dalam hal ini hubungan parenting orang tua dan anak sebaiknya saling komunikasi dan koordinasi tentang role yang boleh dan tidak boleh dilakukan anak, agar tidak terjadi kesan memaksa dan salah paham pada anak, sehingga terjadi suasana kondusif dan nyaman. Orangtua hendaknya memahami perkembangan emosional anak, karena setiap anak memiliki caranya sendiri untuk tumbuh dan berkembang. Orang tua bisa memberikan pengarahan secara konsisten dan penjelasan yang sederhana memakai bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh anak remaja. Orang tua bisa melibatkan anak remaja dalam kegiatan sosial, agar anak tumbuh rasa empati sosial pada sesama, dan hal itu bisa mendidik anak untuk melakukan kegiatan positif dan terarah. Anak yang beranjak dewasa sebaiknya tidak terlalu dibantu atau dimanja agar tumbuh pola kemandiriannya, tetapi tidak pula terlalu dibebaskan karena mereka belum punya kendali diri yang matang dan mempunyai insting mencoba-coba setiap hal baru pada kehidupan transisi menjadi orang dewasa. Dalam pola pengawasan Mei-Ling seharusnya ibuknya tidak perlu terlalu protektif, mengawasi dan mau tahu semua hal yang dilakukan anaknya, karena anak remaja seharusnya mempunyai privacy juga. Memberikan reward dan punishment yang tepat, misal anak berprestasi diberikan penghargaan pujian atau hadiah atas pencapaian pretasinya agar anak merasa disupport dan bersemangat. Sebaliknya jika anak melakukan kesalahan, maka diberikan punnishment yang mendidik dan tidak berlebihan, misal hasil nilai test tidak baik maka diberi punnishment dikurangi uang jajannya, ini akan menjadikan efek jera dan tidak akan mengulangi kesalahannya. Berkaca dari film Red Panda,ibu dan keluarga Mei-Lin selalu menuntutnya menjadi putri yang patuh, cerdas,penurut dan harus mau dididik dengan pola asuh jaman warisan leluhurnya.Pola tersebut di era modern ini sudah tidak pas dan tepat, karena sudah berbeda zaman dimana semua banyak perubahan dan harus flexibel. Orang tua hendaknya memberikan contoh yang mana baik dan buruk dalam aplikasi kehidupan sehari-hari, misal dalam film Red Panda diatas sebaiknya orangtua menceritakan apa adanya sejak awal kepada anak, agar anak tahu dan tidak kaget/shock ketika hal itu menimpa dirinya. Kultur warisan dan budaya dalam film Red Panda ini sangat kental karena keluarga Mei-Lin diberi amanat mengurus kuil leluhur yang sarat dengan kepercayaan, dogma dan aturan yang ketat, sehingga jika tidak dipatuhi bisa menyebabkan terkena kutukan. Hal ini menyebabkan Mei-Lin yang tumbuh di zaman milenial ini menjadi susah untuk beradaptasi antara perkembangan psikologi sosialnya sebagai remaja kota dengan tuntutan leluhur yang penuh batasan dan larangan. Sehingga puncaknya Mei-Lin menjadi Panda Merah saat dirinya keluar emosinya. Jika dikaitkan dengan budaya dan dogma ini adalah kutukan, tetapi jika dilihat dari kacamata psikologis ini adalah ketidakstabilan emosi yang memunculkan hormon tertentu pada tubuh manusia, yang akhirnya bisa merubah karakter orang tersebut. Mei-Lin yang dulunya pendiam,penurut, pemalu dan kurang percaya diri, pada saat dirinya menjadi Panda Merah bisa menjadikan dirinya berubah karakter pemberani, periang, percaya diri, dan bisa mengibur orang.Ini merupakan dualisme karakter yang sangat bertolak belakang. Menurut saya Red Panda hanyalah simbol karakter atau sisi lain dari setiap orang. Setiap orang punya Red Panda dalam dirinya masing-masing, yang akan timbul saat orang tersebut berada dalam kondisi ketidakstabilan emosinya.Hal ini bisa diredam atau dinormalkan kembali dengan relaksasi atur napas atau berdiam sejenak agar kondisi fisik dan emosinya stabil, sehingga bisa menjadikan keseimbangan kehidupan yang nyaman dan harmonis. |
Lampiran :
0 komentar:
Posting Komentar