Teknik
Penyusunan Skripsi
Meringkas
Jurnal 3
Shafadita
Putri Trisdianty (20310410042)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA.
Topik |
Perilaku
Asertif, Remaja, Asrama |
Sumber |
Rohyati, E., & Purwandari, Y. H. (2017).
Perilaku asertif pada remaja. Jurnal psikologi, 11(1). |
Permasalahan |
Kehidupan
remaja yang biasanya mengandalkan teman sebaya dan juga dituntut untuk
mandiri dan asertif, tentu membingungkan bagi remaja. Dibandingkan dengan
orang dewasa, teman sebaya merupakan pengaruh yang paling penting bagi masa
remaja. Oleh karena itu, berperilaku asertif dan mandiri dalam berpendapat
merupakan resiko bagi remaja.. |
Tujuan
Penelitian |
Untuk
menjelaskan tentang factor-faktor yang menjadi berbagai penyebab rendahnya
perilaku asertif pada remaja. |
Isi |
·
Remaja merupakan masa yang mana seseorang sedang
mencari identitas dirinya. Cara mencari identitas adalah dengan mencari
informasi dan nilai-nilai melalui sekolah, teman sebaya, keluarga,
masyarakat, dan media massa (Arnett, 1995). Untuk menilai informasi tersebut
terutama tentang risiko buruk dari informasi, maka remaja lebih banyak
bergantung pada pendapat teman-teman sebayanya, daripada orang dewasa lainnya
(Arnett, 2000; Gardner & Steinberg, 2005). ·
Penelitian pada 106 remaja usia 13-16 tahun, etnis
kulit putih, hitam, Latin, Asia, menunjukkan bahwa mereka berani melakukan
perilaku berisiko yaitu merokok, karena pengaruh teman sebaya (Gardner &
Steinberg, 2005). Pengaruh teman sebaya yang kuat ini menyebabkan remaja
kurang berani untuk berterus terang.Sulit bagi remaja untuk berperilaku
asertif, bila ia berada dalam kelompok teman sebaya yang mempunyai minat
sama. · Kemandirian dan otonomi adalah tujuan dari sosialisasi pada masa remaja. Sosialisasi pada remaja ada dua macam yaitu sosialisasi secara luas dan sempit (Arnett, 1995).Pada sosialisasi secara luas, remaja dihadapkan pada berbagai situasi yang mana pengawasan orangtua menjadi semakin longgar.Dalam situasi seperti itu, ketrampilan untuk mengemukakan pendapat secara asertif sangat diperlukan. Perilaku asertif adalah kemampuan seseorang dalam. mengekspresikan pendapat, perasaan, sikap dan hak-haknya tanpa menyakiti orang lain (Romas, 2010).Bila remaja kurang mampu berkomunikasi secara asertif, maka ia hanya akan menjadi ekor atau pengikut bagi teman-temannya. Bahkan mungkin saja la menjadi korban perundungan (bullying) dari teman-temannya (Kelliat, Tololiu, Daulima & Erawati, 2015). |
Metode |
|
Hasil |
·
Subjek cenderung rendah keterampilan sosialnya
dalam beropini. Hal ini terlihat dari sedikitnya jumlah teman dekat yang
biasanya untuk saling berbagi kesedihan. ·
Saat mendapat masalah subjek cenderung diam dan
tidak berusaha menjelaskan tentang masalahnya. Subjek pernah memiliki masalah
dengan orang-orang terdekatnya salah satunya adalah guru sekolahnya. Masalah
dengan gurunya adalah tentang tidak terselesaikannya tugas sekolah. ·
Kurang asertifnya subjek juga terlihat dari kurang
beraninya subjek dalam mengemukakan pendapatnya secara langsung pada orang
yang membuatnya sedih. Subjek kurang asertif karena merasa takut, sungkan,
untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain dan kurang pergaulan. Subjek
juga kurang percaya diri untuk memulai suatu hubungan sosial. Bila la akan
memulai suatu hubungan sosial maka hal yang paling diutamakan adalah kesamaan
daerah asal. Prinsip kesamaan ini menenangkannya. ·
Subjek Juga sudah mengetahui bahwa perilaku kurang
asertif telah menyebabkan la menjadi sedih. Cara subjek untuk mengatasi
kebiasaan kurang asertif itu adalah mengadu pada teman dekatnya. Hasilnya
adalah subjek menjadi lebih lega. |
Diskusi |
|
0 komentar:
Posting Komentar