Jumat, 21 April 2023

MERINGKAS JURNAL 3

 

Review Jurnal

Pengalaman Psikologis Kehamilan Pranikah Pada Usia Remaja di Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen

Essay III

Mata kuliah Teknik Penyususnan Skripsi

Siti Harnisa Taonu

20310410016

Prodi Psikologi

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Topik

Pengalaman Psikologis Kehamilan Pranikah Pada Usia Remaja di Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen

Sumber

Wulandari, P., Fihastutik, P., & Arifianto, A. (2019). Pengalaman Psikologis Kehamilan Pranikah Pada Usia Remaja Di Keluarahan Purwosari Kecamatan Mijen. Journal of Holistic Nursing Science6(2), 64-73.

Permasalahan

Kehamilan remaja merupakan salah satu permasalahan yang dialami oleh remaja akibat  dari  seks  bebas.Angka  kejadian  kehamilan  remaja  didunia  pada  kalangan wanita  yang  berusia  15 sampai19  tahun  adalah  49/1000  perempuan  (world  health statistics, 2014). Angka kehamilan remaja menerun sebanyak 1% dari semua kelahiran diseluruh    dunia,    sebagian    kelahiran    ini    95%    terjadi    di    negara-negara    yang berpendapatan rendah dan sedang (WHO, 2014).

Pada  tahun  2015 prevalensi Pasangan  Usia  Subur  (PUS)  di  Kecamatan  Mijen sebanyak 10895 dan pada tahun 2016 meningkat sebanyak 11122, jumlah penduduk di Kecamatan Mijen menurut Badan Pusat Statistik Kota Semarang (BPS) pada tahun 2014 sejumlah 58708 jiwa dan meningkat pada tahun 2015sejumlah 59950 jiwa. Ditemukan data penduduk yang menikah di usia kurang dari 20 tahun di Kelu rarahan Purwosari Kecamatan  Mijen  pada  tahun  2015  sebanyak  9  pasangan,  tahun  2016  sebanyak  19 pasangan  dan  pada  tahun  2017  sampai  bulan  maret  sebanyak  4  pasangan,  dari  data tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  terjadi  kenaikan  pernikahan  usia  kurang  dari  20 tahun,  sementara  itu  di  bidan  setempat  remaja  yang  hamil  melakukan  ANC  pada tahun  2015  sebanyak  11  orang,  pada  tahun  2016  meningkat  menjadi  13  orang,  dan pada  tahun  2017  sampai  bulan  April  sebanyak  3  orang,  dan  jumlah  remaja  yang melahirkan  pada  tahun  2015  sebanyak  13  orang,  tahun  2016  sebanyak  9  orang  serta pada  tahun  2017  sampai  bulan  April  sebanyak  2  orang,  dari  data  tersebut  data disimpulkan  bahwa  terjadi  peningkatan  tiap  tahunnya  baik  angka  pasangan  usia subur, perkawinan dini ataupun ANC ada remaja.Berdasarkan  studi  pendahuluan  yang  dilakukan  peneliti  pada  2  Januari  2017 melalui wawancara secara   langsung   di   Kelurahan   Purwosari   Kecamatan   Mijen terhadap 2 remaja, mengatakan malu dengan kehamilannya karena hamil diluar nikah, takut   untuk   keluar   rumah   karena   menjadi   perbincangan   tetangga   serta   merasa canggung  dengan  keluarga  saat  berkumpul  karena  telah  melakukan  kesalahan  selain itu juga merasa takut apabila nanti bayinya mengalami kecacatan dan merasa bingung dengan  perubahan  bentuk  tubuh  saat  hamil  seperti payudara  terasa  kencang  perut terasa  sakit  dipagi  hari  mual  dan  muntah  hingga  lemas,  selain  itu  satu  diantaranya mengatakan   ingin   menggugurkan   kandungannya   karena   sang   pacar   tidak   mau bertanggung  jawab  dan  merasa  malu,  serta  masih  ingin  melanjutkan  sekolahnya.

Tujuan Penelitian

Untuk menggali fonomema tentang Pengalaman Psikologis Kehamilan Pranikah Pada Usia Remaja di Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen

Metode

Penelitian     ini menggunakan     metode     deskriptif kualitatif, pendekatan fenomenologi  dengan  menggali  fenomena  tentang  pengalaman  psikologis  kehamilan pranikah pada  usia  remaja  di  Kelurahan  Purwosari  Kecamatan  Mijen.  Partisipan dalam  penelitian  ini  sebanyak  3  orang,  peneliti menggunakan  teknik  wawancara mendalam,  dengan  teknik  pengambilan  sampel purposive  sampling,  peneliti  dalam memvalidasi data dengan partisipan menggunakan member check.

Isi

Kenakalan  remaja  merupakan  suatu  perilaku  yang  menyimpang  yang  sering dilakukan  oleh  remaja  masa  ini,  karena  terdapat  penyimpangan  pada  aturan-aturan sosial,  nilai  norma  sosial  yang  berlaku  dan  bahkan  hingga  melanggar  aturan  hukum yang berlaku. Eraglobalisasi ini banyak remaja yang melakukan penyimpangan sosial hingga  menimbulkan  kerugian  bagi  keluarga,  masyarakat  ataupun  fasilitas  umum yang  ada. Tidak  sedikit  kenakalan  remaja  ini  menimbulkan  beban  fisik  pada orang lain,   remaja   berani   untuk   merampok,   membunuh,   tawuran,   bahkan   melakukan pemerkosaan terhadap anak kecil dan melakukan seks bebas.

Seks  pranikah  banyak  terjadi  dikalangan  remaja,  seks  bebas  pada  awalnya  bisa  terjadi  karena  seseorang mengalami pemaksaan  ataupun  pemerkosaan  dan  dampak dari  pacaran. Akibat  yang  akan  ditanggung  jika  terus-terusan  melakukan  seks  bebas adalah penularan seks bebas, kehamilan tak diinginkan, aborsi, tekanan psikologis dan pernikahan secara dadakan atau married by accidental (Dion, 2010)

Menurut   Badan   Kependudukan   dan   Keluarga   Berencana   (BKKBN,   2013), menyatakan bahwa angka fertilitas remaja pada kelompok usia 15-19 tahun mencapai 48   dari   1000   kehamilan.   Terdapat   kehamilan   pada   umur   kurang   dari   15   tahun sebanyak  0,02%  dan  kehamilan  pada  umur  15-19  tahun  sebesar  1,97%  (Riskesdas, 2013).Kesiapan  seorang  perempuan  untuk  hamil  dan  melahirkan  atau  mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan dalam 3 hal,  yaitu kesiapan fisik,  kesiapan mental dan kesiapan  ekonomi.

Hasil

Identifikasi tanda- tanda kehamilan : Berdasarkan hasil  penelitian  didapatkan  gambaran bahwa  seluruh  partisipan mengalami tanda -tanda kehamilan, seperti keterlambatan haid, payudara kencang, sering  Buang  Air  Kecil,  mual  muntah,  perubahan  uterus,  dan  juga  perubahan psikologi, perubahan ini meliputi kaget, takut dan juga menerima.

Identifikasi dampak psikologis :  Berdasarkan  hasil  wawancara  dengan  partisipan, mereka mengaku kaget dengan kehamilannya, baik dari  keluarga maupun pasangan. Partisipan mengaku belum  siap  dengan  kehamilannya  dan  tidak  siap  untuk  menjadi  ibu  selain  itu mereka juga merasakan masalah psikologis berupa takut,marah, kecewa, khawatir, serta stress dan depresi.

Identifikasi meknisme koping : Hasil wawancara    yang    telah    dilakukan didapatkan ketiga partisipan menggunakan   mekanisme   koping   adatip,   pada   partisipan   pertama   dirinya mengungkapkan  bahwa  “kasihan  dengan  yang  didalam  jika  stress”  sehingga partisipan  pertama  lebih  memilih  bersenang- senang  untuk menghilangkan  stress  yang   dialaminya   dan   berfikir   positif   dengan   selalu   mengingat   keluarga   dan agamanya,   serta   bersikap   pasrah   dan   menerima   terhadap   kenyataan yang dialaminya, pada partisipan kedua   mengungkapkan   bahwa   akan   mengambil hikmah dari setiap kejadian yang dialaminya dan berfikir positif, sementara untuk

partisipan  ke  tiga  mengatakan  lebih  baik  dibuat  tidur  terus  dan  sholat,  namun ketiga  partisipan  kadang  masih  menunjukkan  koping  yang  maladaftip  sebagai pelarian  dengan  menangis  dan  merasa  cemas  terhadap  kejadian  yang  dialaminya selain  itu  ketiga   partisipan    mempunyai    keinginan    untuk    menggugurkan kandungan    dan    mencoba    bunuh    diri,    namun    dievaluasi    kembali    dan mengurungkan   niatnya,   dalam   hal   ini   bentuk   mekanisme   koping   seluruh partisipan  adalah,  EFC  dimana  berfokus  dalam  mengatasi  emosi  akan  menjadi lebih baik.

Diskusi

Bagi Mayarakat : Masyarakat harus berpartisispasi membantu mengawasi dan mengontrol pergaulan warganya agar tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat yang telah mengalami hamil di luar nikah serta mengadakan penyuluhan tentang seks bebas bagi remaja desa. Diharapkan kejadian tersebut dapat memberikan pelajaran bagi masyarakat supaya tidak mengalami hal yang sama.

Bagi Orang Tua :  Orang tua harus lebih mengontrol dan mengawasi pergaulan anak terkait dengan pergaulannya agar tidak mengalami hamil di luar nikah dan orang tua diharapkan menanamkan pendidikan agama kepada anak dalam kehidupan seharihari serta memberikan pendidikan seks sejak dini agar anak tidak terjerumus dalam pergaulan bebas.

 


0 komentar:

Posting Komentar