Senin, 24 April 2023

Essay 3 Review Jurnal : KONFLIK SOSIAL REMAJA AKHIR(STUDI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MASYARAKAT NEGERI MAMALA DAN MORELLA KECAMATAN LEIHITU KABUPATEN MALUKU TENGAH)

 KONFLIK SOSIAL REMAJA AKHIR(STUDI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MASYARAKAT NEGERI MAMALA DAN MORELLA KECAMATAN LEIHITU KABUPATEN MALUKU TENGAH)

Luthfiyyah ( 22310410025 )
Dosen pengampu: Dr.,Dra.ARUNDATI SHINTA,MA
Fakultas psikologi
Universitas proklamasi 45 Yogyakarta

Topik

Dampak dari peristiwa kekerasan yang terjadi dalam konflik sosial sehingga membuat remaja sering menjadi sasarannya.hal ini sangat berpengaruh interaksi sosial dan perkembangan sosial remaja dimana mereka harus menanggung resiko dari peristiwa tersebut.

Sumber

Ainun Diana Lating(2018). Konflik Sosial Remaja Akhir(Studi Psikologi Perkembangan Masyarakat Negeri Malala Dan Morella Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah).Jrnal Fikrituna Volume 8 Nomor 1,2016

Permasalahan 

Dari tahun ke tahun perkelahian,pengancaman bahkan percekcokan terus meningkat di Ambon hal ini mengakibatkan timbulnya kekerasan moral akhlak anak bangsa dan merugikan baik secara fisik dan non fisik dalam jumlah yang besar dan banyak korban yang meninggal akibat dari dampak terjadinya sebuah konflik.

Tujuan

Untuk mengetahui serta menjelaskan bagaimana proses perkembangan interaksi sosial dan dampak dari konflik terhadap perkembangan sosial remaja dengan sekolah serta lingkungan tempat tinggalnya.

Isi

Menurut George simmel konflik merupakan gejala yang tidak mungkin dapat dihindari oleh masyarakat.struktur sosial tersebut sebagai gejala yang mencakup berbagai proses asosiatif dan disasosiatif yang tidak mungkin dapat dipisah-pisahkan,namun dapat dibedakan dalam analisis. 

Tindakan-tindakan yang sering muncul ketika terjadinya konflik sosial dalam kekerasan seperti:

  1. Mengancam seseorang dengan maksud untuk menakut-nakuti

  2. Memprovokasi dengan tujuan untuk membuat onar atau kegaduhan

  3. Membakar fasilitas hidup seperti rumah,halte, kendaraan dll

  4. Mengintimidasi kelompok masyarakat lain.

  5. Melukai secara fisik

  6. Melakukan pemalakan.

Remaja yang dibesarkan dalam keluarga yang sering bertikai dan berkonflik maka remaja tersebut cenderung akan mengikuti atau meniru perilaku kekerasan dan berperilaku agresif.jika ia tinggal dan bertumbuh kembang di dalam lingkungan yang sering terjadi konflik sosial maka remaja tersebut akan mengalami  hambatan dalam berkembang sosialnya. Dalam keluarga dan kekerasan pada lingkungan tempat tumbuh dan berkembang maupun pada lingkungan sekolah pengalaman yang dirasakan oleh para remaja membuat mereka memiliki naluri kekerasan yang kuat yang membuat menurunnya hubungan interaksi sosial.hal ini terlihat pada remaja Mamala dan Morella dalam konteks pergaulan yang mencerminkan perilaku agresi/kekerasan.

Metode

Jenis data yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah metode wawancara yaitu menjelaskan bagaimana proses perkembangan interaksi sosial meliputi hubungan interpersonal, komunikasi interaksi,dan cara menyelesaikan masalah serta dampak dari konflik tersebut pada perkembangan sosialnya.

 observasi dan dokumentasi.

Hasil dan pembahasan 

Remaja usia akhir di Mamala dan Morella mengalami hambatan pada perkembangan interaksi sosialnya, proses mereka berkomunikasi sangat rendah,tutur kata yang tidak sopan,penuh dengan kebencian,dendam,bahkan mereka mudah berprasangka buruk terhadap orang yang baru mereka kenal.dampak dari konflik tersebut membuat prestasi akademis mereka menjadi rendah,susah untuk percaya diri, agresif,susah bekerja sama,tidak mandiri, penerimaan sosial yang rendah, antisosial,kurangnya komunikasi dalam melakukan interaksi,tidak sportif serta selalu menyelesaikan masalah dengan cara kekerasan.

Kesimpulan 

Remaja akhir adalah seseorang yang tumbuh menjadi dewasa dimana ia diberikan pilihan untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan sosialnya sesuai dengan kemampuannya.lingkungan tempat tinggalnya juga dapat mempengaruhi baik atau buruknya perkembangan sosial remaja tersebut.apa bila dia tinggal dan tumbuh di lingkungan yang baik ia pun akan mengikuti apa saja yang ada di tempat tinggal.apa bila ia tinggal dan tumbuh di lingkungan yang buruk ia pun akan ikut melakukan kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh lingkungan tempat tinggalnya.

Menurut hasil penelitian remaja di Mamala dan Morella mereka hidup dengan penuh konflik kekerasan sosial selama 7 tahun.peristiwa tersebut berperan sangat penting bagi respon mereka terhadap kekerasan seperti apa yang mereka lihat dan saksikan, dirasakan bahkan menjadi korban dari konflik kekerasan sosial tersebut berkaitan erat dengan aspek-aspek perkembangan sosial mereka seperti kemampuan komunikasi yang sangat rendah (perilaku/ucapan yang kurang baik dan sopan), mempunyai sifat yang pendendam,pemarah,cepat tersinggung,susah untuk bekerjasama dengan remaja lain yang berasal dari wilayah/daerah lain,serta sulit untuk menyelesaikan masalah dengan jalan damai atau secara kekeluargaan.


0 komentar:

Posting Komentar