Minggu, 30 April 2023

MERINGKAS JURNAL

 

RESPONS MASYARAKAT INDONESIA MENGHADAPI PANDEMI COVID-19

Chelsea Oktavia Anjani

22310410027

Dosen Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Topik

Adaptasi, Individual, Kolektif, Pandemi COVID-19

Sumber

Minza, W.M., Faturochman., Muhiddin, S. & Anggoro, W.J. (2022). Adaptasi individual dan kolektif: Respons masyarakat Indonesia menghadapi pandemi COVID-19. Jurnal Psikologi Sosial. 20(1), Februari (2022), 01-15.

Permasalahan

·       Adaptasi aktif terhadap pandemi dapat dilakukan baik secara kognitif maupun emosional yang lebih lanjut dapat dibedakan menjadi dua. Adaptasi aktif konstruktif dilakukan secara intensional dan dimanifestasikan dalam bentuk perilaku yang memiliki konsekuensi positif. Sebaliknya, adaptasi bersifat aktif-destruktif dapat diwujudkan dalam perilaku yang memiliki konsekuensi negatif bagi pelakunya.

 

·       Adaptasi pasif yang berupa suatu proses pasif yang mana individu secara intensional menerima situasi dan pasrah; ditandai dengan pengharapan atas hal eksternal di luar diri mereka. Hasil riset menunjukkan bahwa Pandemi telah membuat orang-orang di Indonesia menjadi lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan mempercayai rencana Tuhan.

 

·       Adaptasi secara berkelompok (kolektif) ketika berada dalam kondisi terancam. Dalam situasi penyebaran wabah di Indonesia, individu juga dapat menunjukkan pola pikir zero-sum yaitu pola pikir dalam konteks kompetisi yang mana keuntungan bagi seorang individu merupakan kerugian bagi individu lain. Jadi, individu akan cenderung memikirkan keselamatan diri dan keluarganya daripada harus bekerjasama dalam skala yang lebih besar.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi proses adaptasi masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19 di Indonesia.

Isi

·       Pandemi COVID-19 yang menimbulkan kecemasan dan stres dapat direspon oleh individu sebagai bentuk strategi koping , mekanisme koping merujuk pada adaptasi psikologis. Strategi koping dapat diartikan sebagai upaya kognitif dan perilaku untuk memodulasi tuntutan internal dan eksternal yang dinilai melebihi sumber daya pribadi.

 

·       Secara umum, pandemi telah memberikan efek yang besar pada ekonomi dan infrastruktur masyarakat secara lebih luas. Dimulai dari masyarakat yang terinfeksi virus, kemudian dapat mengalami sakit fisik maupun psikologis dan tidak dapat melakukan pekerjaanpekerjaan mereka sehingga memengaruhi pelayanan esensial secara luas.

 

·       Beberapa penelitian di Indonesia telah menunjukkan proses adaptasi menghadapi COVID19. Proses adaptasi tersebut terutama merupakan proses adaptasi psikologis dalam hal ini strategi koping. Dari temuan yang ada, strategi koping yang diadopsi di Indonesia berfokus pada emosi seperti penilaian diri, kontrol diri dan berdoa, maupun dengan menitikberatkan pada penyelesaian masalah, seperti pemecahan masalah yang terencana dan pencarian dukungan social

 

·       Penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut umumnya menekankan pada adaptasi psikologis yang dilakukan pada level individu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi proses adaptasi masyarakat Indonesia terhadap Pandemi COVID-19 secara umum pada masa-masa awal kemunculannya di Indonesia, tidak saja pada level individu, tetapi juga pada level kelompok. Hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman tentang cara ataupun pola masyarakat Indonesia merespon kondisi ketidakpastian dari perspektif adaptasi psikologis.

Metode

·       Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Responden merupakan masyarakat Indonesia tanpa adanya kriteria khusus, yang dipilih dengan teknik convenience sampling. Sebanyak 544 responden mengisi survei melalui Google Form.

 

·       Sebanyak 63% responden adalah perempuan (lakilaki = 37%). Sebagian besar responden berusia 21 hingga 40 tahun (66%), sebanyak 20% responden berusia diatas 40 tahun, sementara itu hanya sekitar 14% yang berusia di bawah 20 tahun. Sejalan dengan variabel usia, sebagian besar responden menempuh pendidikan S1 ataupun Diploma (60%). Responden yang menjalani pendidikan pascasarjana menempati urutan kedua (31%). Hanya sebanyak 9% responden yang merupakan pelajar, dalam hal ini siswa SMA.

 

·       Berdasarkan wilayah tempat tinggalnya, sebanyak 43% responden tinggal di kota menengah; 39% berada di kota besar. Hanya 6% responden yang hidup di kota kecil dan 3% responden di kota terisolasi. Selanjutnya, responden juga dibedakan berdasarkan risiko wilayah yang mana sebagian besar responden (71%) berada di wilayah berisiko terkait penyebaran COVID-19 (ditinjau dari penderita yang meninggal karena terkonfirmasi6,1% meninggal dari yang terkonfirmasi), sisanya berada di wilayah tidak berisiko

Hasil

Responden merasakan kecemasan tinggi terkait dengan kemungkinan jatuh sakit dan ketidakmampuan membantu orang-orang dekat yang dicintai. Kecemasan pada level sedang cenderung dikaitkan dengan ketidakpastian dan kejadian-kejadian yang akan datang. Sementara itu, kecemasan rendah berkaitan dengan kecemasan akan kehilangan kontrol. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa mereka yang memiliki kecemasan tinggi dan sedang kemungkinan merasa tidak memiliki kontrol akan kejadian pandemi ini. Sebaliknya, mereka yang memiliki kecemasan rendah kemungkinan merasa memiliki kontrol yang lebih besar.

Diskusi

Individu akan melakukan mekanisme adaptasi apabila menghadapi stimulus-stimulus ancaman dari lingkungan, termasuk pandemik COVID-19, yang mengakibatkan perubahan terhadap tatanan kehidupannya. Seperti halnya tinjauan psikologis terhadap adaptasi, penelitian ini menunjukkan berbagai bentuk adaptasi individual yang dilakukan, baik berupa adaptasi aktif yang bersifat konstruktif maupun yang bersifat destruktif. Penelitian ini juga menemukan bahwa pola adaptasi pasif tidak selalu bersifat destruktif, tapi justu dapat bersifat konstruktif, seperti berbagai bentuk doa yang dapat mendukung optimisme menghadapi dampak COVID-19 di Indonesia. Temuan menarik lainnya adalah bahwa adaptasi individual bukan satu-satunya bentuk adaptasi yang dilakukan, melainkan juga berkembangnya adaptasi kolektif atau komunal yang cukup menonjol; dengan solidaritas, terutama solidaritas reflektif, sebagai esensi dari upaya bersama. Pengembangan adaptasi kolektif juga didukung nilai-nilai kolektif masyarakat Indonesia.



0 komentar:

Posting Komentar