Sabtu, 29 April 2023

Essay 3 Review Jurnal : Pengaruh Pendidikan Formal, Pelatihan, Dan Intensitas Pertemuan Terhadap Kompetensi Penyuluh Pertanian

 Pengaruh Pendidikan Formal, Pelatihan, Dan  Intensitas Pertemuan Terhadap Kompetensi  Penyuluh Pertanian

Essay 3

ANDIKA SATRIA SURYA PAMUNGKAS (22310410068)
Dosen Pengampu : Dr.,Dra.ARUNDATI SHINTA,MA
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Topik

Pengaruh Pendidikan Formal, Pelatihan, Dan  Intensitas Pertemuan Terhadap Kompetensi  Penyuluh Pertanian

Sumber

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 19, Nomor 1, Hal. 50 – 62

Permasalahan

Penyuluh pertanian Pegawai Negeri Sipil  garapan padi di Kabupaten Karawang dan  penyuluh garapan sayuran di Kabupaten  Garut Provinsi Jawa Barat kurang diperhatikan.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengidentifikasi tingkat pendidikan  formal, intensitas pelatihan, intensitas  pertemuan antarpenyuluh, dan kompetensi  penyuluh pertanian.  

2. Untuk mengidentifikasi pengaruh tingkat  pendidikan formal, intensitas pelatihan, dan  intensitas pertemuan antarpenyuluh  terhadap peningkatan kompetensi penyuluh  pertanian.

Isi

1. Tingkat pendidikan formal yang diikuti penyuluh setelah menjadi penyuluh PNS tidak cukup signifikan berpengaruh dalam membentuk kompetensi penyuluh pertanian.

2. Intensitas mengikuti pertemuan antarpenyuluh yang tinggi berpengaruh signifikan terhadap kompetensi penyuluh pertanian.

3. Intensitas mengikuti pelatihan yang sangat rendah berpengaruh signifikan terhadap kompetensi penyuluh pertanian yang juga rendah.

4. Kontribusi variabel intensitas mengikuti pertemuan antarpenyuluh dan intensitas mengikuti pelatihan terhadap kompetensi penyuluh pertanian sebesar 30,9%. Ini berarti masih terdapat sekitar 69.1%

Metode Penelitian

1. Menggunakan metode survei, yaitu cross  sectional survey.  

2. Variabel yang diteliti yaitu :

•Tingkat pendidikan formal (X1)

•Intensitas pelatihan (X2)

•Intensitas pertemuan antarpenyuluh (X3) – Kompetensi penyuluh pertanian (Y)



3. Sampel diambil secara random  

menggunakan teknik random sampling  dengan menggunakan rumus Slovin

4. Jumlah sampel sebanyak 170 orang, yang  terdiri dari 80 orang penyuluh yang bertugas  di pertanian padi dan 90 orang penyuluh  yang bertugas di pertanian sayuran.

5. Instrumen penelitian :

– Uji validitas : validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construct validity).

– Reliabilitas : data diolah dengan  

menggunakan teknik Alpha Cronbach.

6. Pengumpulan data : menggunakan  beberapa cara, yaitu: pengamatan  

(observation), kuesioner (questioner), dan  wawancara (interview).

7. Pengolahan data digunakan analisis


Hasil

1. Tingkat pendidikan formal yang dilakukan  penyuluh cukup menyebar yaitu 34% dalam  katagori sedang, 28% dalam katagori rendah,

21% sangat rendah, dan hanya 17% dalam  katagori tinggi. Namun dari rata-rata skor  sebesar 50, berada dalam katagori rendah  (skor 26 s.d. 50).  

2. Intensitas pertemuan antarpenyuluh  sebagian besar (78%) dalam katagori tinggi.  Begitupun rata-rata skor (sebesar 93) yaitu  ada dalam katagori tinggi (skor 76 s.d. 100).  Pertemuan antarpenyuluh ini rutin dilakukan  sebulan dua kali. Tempat pertemuan  dilaksanakan di tingkat kecamatan masing masing atau kadang-kadang ditingkat  kabupaten.

3. Intensitas pelatihan yang diikuti penyuluh  dalam lima tahun terakhir menunjukkan

sebagian besar (71%) sangat rendah. Begitu  pula rata-rata skor sebesar 20, berada dalam  katagori sangat rendah (skor 0 s.d. 25).

4. Kompetensi penyuluh menunjukkan lebih  dari setengahnya (64%) dalam katagori  rendah. Begitu pula rata-rata skor berada  dalam katagori rendah (skor 26 s.d. 50).

5. Hasil uji regresi berganda diketahui bahwa  yang berpengaruh signifikan dan positif  terhadap kompetensi penyuluh yaitu:

1) Intensitas pertemuan antarpenyuluh  (p=0,000)

2) Intensitas pelatihan (p=0,000)

3) Tingkat pendidikan formal lanjutan  terbukti tidak berpengaruhsecara signifikan  (p=0,680)

6. Nilai R Square diketahui sebesar 0,309.  Artinya, kontribusi varaibel intensitas  pertemuan dan intensitas pelatihan terhadap kompetensi penyuluh sebesar 30,9%. Ini  berarti masih terdapat sekitar 69.1% variabel lain yang mempengaruhi kompetensi  penyuluh di luar kedua variabel tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar