All Quiet On The Western Front (1979)
Tugas 2
Psikologi Sosial
Alfiyan Hidayat
22310410030
Dosen Pengampu : Dr.,
Dra. ARUNDATI SHINTA, MA
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Topik |
All Quiet on the
Western Front mengambil latar waktu di tahun 1917. Ketika seorang
prajurit muda Jerman berusaha untuk menghindar dari peperangan. Dia bernama
Paul Bäumer yang diperankan Richard Thomas , terdaftar menjadi anggota prajurit perang
Kekaisaran Jerman pada usia 17 tahun. |
Sumber |
All Quiet on the Western Front (1979)
.Durasi : 2.30.07.Pemeran utama Paul (Richard Thomas).link : https://youtu.be/p0t3IvJwdMo |
Ringkasan |
All Quiet on the Western Front diriwayatkan
oleh Paul Bäumer, seorang pemuda berusia sembilan belas tahun yang bertempur
sebagai tentara Jerman di front Prancis dalam Perang Dunia I. Paul dan
beberapa temannya dari sekolah bergabung dengan tentara secara sukarela
setelah mendengarkan semangat patriotik pidato guru mereka, Kantorek namanya.
Tetapi setelah mengalami sepuluh minggu pelatihan brutal di tangan Kopral
Himmelstoss yang picik dan kejam serta kebrutalan hidup yang tak terbayangkan
di garis depan, Paul dan teman-temannya menyadari bahwa cita-cita nasionalisme
dan patriotisme yang mereka daftarkan hanyalah klise omong kosong belaka .
Mereka tidak lagi percaya bahwa perang itu mulia atau terhormat, dan mereka
terus hidup dalam teror fisik dan mental. Ketika kompi Paul menerima penangguhan
hukuman singkat setelah dua minggu pertempuran, hanya delapan puluh orang
dari 150 orang anggota kompi yang dapat kembali dari garis depan.Setelah pertempuran
itu si juru masak tidak ingin
memberikan jatah yang dimaksudkan untuk orang mati kepada orang yang selamat
tetapi akhirnya setuju untuk melakukannya; para pria dengan demikian
menikmati makanan besar. Paul dan teman-temannya mengunjungi Kemmerich,
mantan teman sekelasnya yang kakinya baru saja diamputasi setelah tertular
gangren. Kemmerich perlahan-lahan sekarat, dan Müller, mantan teman sekelas
lainnya, menginginkan sepatu bot Kemmerich untuk dirinya sendiri. Paul tidak
menganggap Müller tidak peka; seperti tentara lainnya, Müller menyadari
secara pragmatis bahwa Kemerich tidak lagi membutuhkan sepatu botnya.
Bertahan dari penderitaan perang, Paul mengamati, memaksa seseorang untuk
belajar melepaskan diri dari emosi seperti kesedihan, simpati, dan ketakutan.
Tidak lama setelah pertemuan ini, Paul kembali ke samping tempat tidur
Kemmerich saat pemuda itu meninggal. Atas permintaan Kemmerich, Paul membawa
sepatu botnya ke Müller. Sekelompok rekrutan baru datang untuk
memperkuat pasukan, dan teman Paul, Kat, membuat sup daging sapi dan kacang
yang membuat mereka terkesan. Kat berkata bahwa jika semua orang dalam
pasukan, termasuk para perwira, dibayar dengan upah yang sama dan diberi
makanan yang sama, perang akan segera berakhir. Kropp, mantan teman sekelas
Paul lainnya, mengatakan bahwa tidak boleh ada tentara; dia berpendapat bahwa
para pemimpin negara seharusnya melawan perbedaan pendapat mereka dengan
partai. Mereka membahas fakta bahwa orang-orang kecil dan tidak penting
menjadi kuat dan sombong selama perang, dan Tjaden, seorang anggota kompi
Paul, mengumumkan bahwa Kopral Himmelstoss yang kejam telah datang untuk
bertempur di garis depan. Pada malam hari, para pria melakukan
misi mengerikan untuk meletakkan kawat berduri di depan. Dihantam oleh
artileri, mereka bersembunyi di kuburan, di mana rentetan tembakan menyebabkan
mayat yang terkubur terburai dari kuburan mereka, sementara sekelompok orang
yang masih hidup tewas seketika di sekitar mereka. Setelah peristiwa
mengerikan ini, para prajurit yang selamat kembali ke kamp mereka, di mana
mereka membersihkan kutu dan memikirkan apa yang akan mereka lakukan di akhir
perang. Beberapa pria memiliki rencana tentatif, tetapi semuanya tampaknya merasa
bahwa perang tidak akan pernah berakhir. Paul khawatir jika perang
benar-benar berakhir, dia tidak tahu harus berbuat apa dengan dirinya
sendiri. Himmelstoss tiba di depan; ketika para pria melihatnya, Tjaden
menghinanya. Letnan memberi mereka hukuman ringan tetapi juga menguliahi
Himmelstoss tentang kesia-siaan memberi hormat di depan. Paul dan Kat
menemukan rumah dengan angsa dan memanggang angsa untuk makan malam,
menikmati makanan enak yang langka. Kompi terjebak dalam pertempuran
berdarah dengan sekelompok pasukan infanteri Sekutu. Laki-laki hancur
berkeping-keping, anggota badan terpotong-potong dan tikus raksasa memakan
yang mati dan yang terluka. Paul merasa bahwa dia harus menjadi binatang
dalam pertempuran, hanya mempercayai instingnya untuk membuatnya tetap hidup.
Setelah pertempuran, hanya tiga puluh dua dari delapan puluh orang yang masih
hidup. Orang-orang itu diberi penangguhan hukuman singkat di depot lapangan.
Paul dan beberapa temannya pergi berenang, yang berakhir dengan pertemuan
dengan sekelompok gadis Prancis. Paul sangat ingin mendapatkan kembali masa
mudanya dengan seorang gadis, tetapi dia merasa itu tidak mungkin terjadi. Paul menerima cuti tujuh belas hari dan
pulang untuk melihat keluarganya. Dia merasa canggung dan tertindas di
kampung halamannya, tidak bisa membicarakan pengalaman traumatisnya dengan
siapa pun. Dia mengetahui bahwa ibunya sedang sekarat karena kanker dan bahwa
Kantorek telah wajib militer sebagai tentara, dari mana dia mendapatkan
kepuasan. Dia mengunjungi ibu Kemmerich dan memberitahunya, dengan tidak
jujur, bahwa kematian putranya terjadi seketika dan tanpa rasa sakit. Di
akhir masa cutinya, Paul menghabiskan beberapa waktu di kamp pelatihan di
dekat sekelompok tawanan perang Rusia. Paul merasa bahwa orang Rusia adalah
orang-orang seperti dia, bukan musuh yang tidak manusiawi, dan bertanya-tanya
bagaimana perang dapat membuat orang-orang yang tidak memiliki dendam
terhadap satu sama lain menjadi musuh. Paul dikirim kembali ke kesatuanya dan
dipertemukan kembali dengan teman-temannya. Kaiser, kaisar Jerman, berkunjung
ke depan, dan orang-orang itu kecewa melihat bahwa dia hanyalah seorang pria
pendek dengan suara lemah. Dalam pertempuran, Paul dipisahkan dari kesatuanya
dan dipaksa bersembunyi di lubang peluru. Seorang tentara Prancis melompat ke
lubang peluru bersamanya, dan Paul secara naluriah menikamnya. Saat pria itu
meninggal dengan lambat, kematian yang menyakitkan, Paul diliputi penyesalan
karena telah menyakitinya. Dia merasa bahwa prajurit musuh ini bukanlah musuh
sama sekali melainkan korban perang seperti dirinya. Paul memeriksa
barang-barang prajurit itu dan menemukan bahwa namanya adalah Gérard Duval
dan mengetahui bahwa Duval memiliki seorang istri dan anak di rumah. Saat
kembali ke kesatuanya, Paul menceritakan kejadian tersebut kepada
teman-temannya, yang mencoba menghiburnya. Paul dan teman-temannya diberi tugas
yang mudah: selama tiga minggu, mereka harus menjaga depot perbekalan dari
pertempuran. Saat pertempuran berikutnya terjadi, Paul dan Kropp terluka dan
dipaksa menyuap sersan mayor dengan cerutu agar bisa ditempatkan di kereta
rumah sakit bersama. Di rumah sakit, Paul menjalani operasi. Kaki Kropp
diamputasi, dan dia menjadi sangat tertekan. Setelah operasinya, Paul
mendapat cuti singkat di rumah sebelum dia kembali ke kesatuannya. Saat tentara Jerman mulai menyerah pada
tekanan tak henti-hentinya dari pasukan Sekutu, teman-teman Paul terbunuh
dalam pertempuran satu per satu. Detering, salah satu teman dekat Paul,
mencoba untuk meninggalkan tetapi tertangkap dan diadili. Kat terbunuh ketika
pecahan peluru membelah kepalanya saat Paul membawanya ke tempat aman. Pada
musim gugur tahun 1918, Paul adalah satu-satunya dari lingkaran pertemanannya
yang masih hidup. Tentara di mana-mana membisikkan bahwa Jerman akan segera
menyerah dan perdamaian akan datang. Paul diracuni dalam serangan gas dan
diberi cuti singkat. Dia merenungkan bahwa, ketika perang berakhir, dia akan
dihancurkan pada masa damai; yang dia tahu hanyalah perang. Pada bulan
Oktober 1918, pada hari dengan sedikit pertempuran, Paul terbunuh. Laporan
tentara untuk hari itu hanya berbunyi: "Semua tenang di Front
Barat." Mayat Paul menunjukkan ekspresi tenang, seolah lega bahwa
akhirnya telah tiba.
|
Permasalahan |
Dalam film All Quiet on the Western Front
(1979) menceritakan pemuda remaja Jerman yang banyak terproganda untuk ikut
perang ,mereka dijanjikan kehormatan ,penghargaan dan kebanggan oleh para
guru ,pejabat tinggi partai dengan dijanjikan akan dijadikan sebagai pahlawan
bangsa dan diberikan gelar patriotik namun ketika mereka tahu bahwa
peperangan begitu menyedihkan karena mereka harus melihat setiap detik di
depan mereka teman ,kawan bahkan saudara mereka mati terbunuh tak berdaya dan
desingan mortir ,peluru dan ledakan menghujani mereka setiap hari ,serta
mereka harus saling membunuh atau dibunuh ,mereka yang berusaha mundur untuk
pulang pun akan di hukum dan di eksekusi ,sehingga tidak ada pilihan untuk
mundur sama sekali.
|
Opini Saya |
A.
Film ini memperlihatkan sisi lain dan dampak buruk dari sebuah propaganda perang
yang digaungkan massive oleh para pemimpin.Paul dan teman-temannya
terpengaruh oleh propaganda-proganda dari Kekaisaran Jerman bahwa mereka
semua akan menyambut kemenangan di Paris Perancis. Mereka tertipu oleh slogan
patriotisme dan kehormatan, ketika mereka ikut serta Perang Dunia I tanpa mengetahui realita yang
sebenarnya terjadi. B.
Aspek penting yang ditampilkan di film
ini adalah betapa brutalnya Perang Dunia I. All Quiet on the Western Front bertujuan untuk menggambarkan
perang seperti yang sebenarnya dialami dan dirasakan sebagian besar prajurit
yang turun di medan perang, menggantikan gambaran romantisasi perang seperti
kejayaan,kehormatan,kepahlawanan dengan ketakutan, ketidakberartian hidup,
pembantaian, dan brutalnya Perang Dunia I. Paul melihat sendiri brutalnya
medan perang, ladang parit yang dipenuhi oleh tentara yang telah mati,
melihat teman-temannya mati satu per satu, sadisnya dan horornya Perang Dunia
I, dan berusaha untuk mempertahankan hidup dari keadaan seperti itu. C.
Trauma Salah satu pesan dari film ini adalah
dampak perang terhadap mental psikologis dari seorang tentara atau biasa
disebut dengan post-traumatic stress disorder (PTSD). Paul yang tadi awalnya
antusias untuk ikut serta dalam Perang Dunia I menjadi tidak semangat, begitu
takutnya, dan pasrah akan keadaan dirinya setelah melihat kebrutalan Perang
Dunia I dan mempengaruhi kesehatan mentalnya dia sudah tidak dapat berpikir
jernih dan selalu murung setiap hari makna untuk bertahan hidupnya semakin
memudar hari waktu ke waktu dan berusaha pasrah untuk menghadapi waktu
giliranya mati di medan perang. D.
Kesmipulan Hal yang
dapat dapat kita ambil dari film All Quiet on the Western Front menjadi sebuah pengingat bagi kita semua mengenai besarnya dampak buruk dan brutalnya dari perang
kerugian dari material dan non material. Tentara yang berperang juga menjadi
korban. Rasa patriotisme dan kehormatan tidak sebanding dengan jutaan nyawa
yang melayang. Mereka hanya mengikuti perintah dari pemimpin mereka yang sama
sekali tidak peduli dengan korban jiwa ,mereka hanya di perintah untuk saling
membunuh menghilangkan sisi kemanusiaan tentaranya ,dan pada akhirnya para
tentara yang berjatuhan dan mati dengan sia-sia. Film ini tidak hanya berhasil menampilkan
kekejian dan juga brutalnya perang, namun juga berhasil menampilkan
perspektif para pemuda yang dikirim untuk berperang oleh pemimpin mereka yang
sama sekali tidak peduli dengan nasib mereka.
|
Footage pertempuran front tepi barat pada tahun 1917 :
1.Gambar Seorang tentara yang berada dalam parit.2. Gambar para tentara yang bersiap dengan pertempuran di malam hari.
0 komentar:
Posting Komentar