Kamis, 20 April 2023

MERINGKAS JURNAL 3

 

Tugas Mata Kuliah Teknik Penyusunan Skripsi

Dosen Pengampu: Dr. Arudati Shinta, M.A.

 

Rifa Rufianti (20310410053)

Prodi Psikologi Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 


Topik

Motivasi belajar, kecemasan, ujian nasional.

Sumber

Suardana, A. A. P. C. P., & Simarta, N. Hubungan antara motivasi belajar dan kecemasan pada siswa kelas vi sekolah dasar di Denpasar menjelang ujian nasional.

Permasalahan

Kecemasan siswa sekolah dasar saat menghadapi evaluasi atau ujian meningkat berdasarkan tingkatan kelas. Ujian merupakan sumber kecemasan bagi siswa yang ditandai dengan ketakutan, kekhawatiran, dan kegelisahan akan hal-hal yang tidak diinginkan dalam ujian nasional. Pada dasarnya ujian nasional dapat mejadi penentu kelulusan siswa. Kecemasan yang berlebihan akan mengganggu psikis dan mental siswa. Soal yang seharusnya bisa dijawab oleh siswa justru tidak bisa dijawab karena rasa cemas yang menyertai.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan kecemasan pada siswa kelas VI sekolah dasar di Denpasar menjelang Ujian Nasional.

 

Isi

·       Kecemasan adalah suatu pengalaman subjektif terkait ketegangan mental yang membuat penderitanya merasa gelisah dan tidak mampu menghadapi masalah. Gejala fisiologis yang muncul yaitu gemetar, berkeringat, dan detak jantung meningkat. Sedangkan gejala psikologisnya yaitu panik, tegang, bingung, dan sulit berkonsentrasi. Kecemasan ini juga akan terjadi saat seseorang mengalami konflik dan dihadapkan dengan situasi yang membuatnya tidak nyaman.

·       Pelaksanaan Ujian Nasional menimbulkan kecemasan bagi siswa karena ujian ini menjadi penentu kelulusan siswa. Perubahan standarisasi nilai rata-rata yang semakin tinggi dan bertambahnya jumlah mata kuliah yang diujikan membuat siswa menjadi takut, tertekan, dan depresi saat menghadapi ujian. Kecemasan dirasakan oleh siswa kelas VI karena mereka dituntut untuk lulus sebagai syarat keberhasilan belajar setelah menempuh pendidikan di bangku SD.

·       Siswa wajib mempersiapkan diri sebelum menghadapi ujian. Persiapan ini tidak hanya dengan mempelajari materi soal, tetapi juga harus mempersiapkan mental secara fisik ataupun psikis agar tidak menghambat pelaksanaan ujian nasional.

·        Motivasi belajar merupakan daya penggerak dari dalam diri siswa yang berhubungan dengan kegiatan belajar dan berpengaruh kelangsungan belajar siswa baik dari dimensi intrinsik maupun ekstrinsik. Dimensi intrinsik merupakan hasrat dan keinginan untuk berhasil ditandai dengan adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, penghargaan dan cita-cita masa depan juga mendorong seseorang untuk giat dalam belajar. Sedangkan dimensi ekstrinsik merupakan penghargaan dalam belajar. Lingkungan yang kondusif memungkinka seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Metode

·        Penelitian ini menggunakan kuantitatif korelasional.

·       Subjek dalam penelitian ini merupakan 100 siswa kelas VI di salah satu sekolah dasar di Denpasar. Pemilihan subjek menggunakan metode cluster random sampling. Peneliti mengumpulkan nama-nama sekolah dasar di Denpasar, kemudian diundi untuk menentukan sekolah mana yang terpilih.

·       Responden yang ditetapkan yaitu dengan kriteria usia 11-12 tahun, laki-laki dan perempuan, sehat jasmani dan rohani, meampu berkomunikasi secara lisan maupun tulisan, dan bersedia menjadi responden.

·       Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tulangampiang Denpasar dan dilaksanakan pada bulan Februari saat siswa menjalani masa try out dalam rangka menjelang ujian nasional.

·       Pengumpulan data menggunakan skala dengan menyebarkan daftar pernyataan secara tertulis, kemudian subjek menjawab pernyataan tersebut. Adapun skalanya yaitu skala untuk mengukur motivasi belajar dan skala untuk mengukur kecemasan.

·       Teknik analisa data menggunakan metode teknik korelasi Karl Pearson.

Hasil

·       Melalui hasil pengolahan secara komputasi diperoleh nilai koefisien korelasi ( r ) sebesar -0,303. Menunjukkan adanya hubungan antara motivasi belajar dan variabel kecemasan, sedangkan tanda ( - ) menunjukkan bahwa semakin rendah motivasi belajar maka semakin tinggi kecemasan. Begitu pula sebaliknya, semakin tinggi motivasi belajar maka semakin rendah kecemasan.

·       Dari korelasi motivasi belajar dan variabel kecemasan, diperoleh angka probabilitas (p) 0,001 yang mencerminkan p < 0,05. Hipotesis alternatifnya diterima, ada hubungan negatif antara motivasi belajar dan kecemasan siswa kelas VI Sekolah dasar di Denpasar.

·       Sumbangan variabel motivasi belajar terhadap kecemasan dapat dilihat dari koefisien determinasi (r2) yaitu 0,092 yang memiliki arti bahwa sumbangan variabel motivasi belajar terhadap variabel kecemasan sebesar 9,2%, sedangkan 90,8% dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel motivasi belajar.

Diskusi

·       Siswa kelas VI yang memiliki motivasi belajar tinggi mampu menghadapi situasi secara baik dan mampu mengatasi kecemasan menjelang ujian nasional. Mereka akan memiliki banyak energi untuk belajar. Sehingga mereka lebih siap dalam mengikuti ujian nasional.

·       Sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah akan cenderung mengalami kecemasan saat menjelang ujian nasional. Jika kecemasan ini tidak diatasi maka akan membuat siswa tidak bisa mengendalikan diri dan menjadikan ujian nasional sebagai beban yang menakutkan.

·       Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan siswa selain motivasi belajar yaitu lingkungan, kondisi kesehatan, kondisi psikologis, sarana, dan fasilitas.

 

0 komentar:

Posting Komentar