Kamis, 20 April 2023

Essay 3. Review Jurnal. Aditya Nur Ihsan. 22310410133

 

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA SEKOLAH BERASRAMA SMP N 3 PETERONGAN JOMBANG

Tugas 3

Psikologi sosial

Aditya Nur Ihsan

NIM: 22310410133

Dosen Pengampu : Dr.,Dra.ARUNDATI SHINTA,MA

                                             Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Topik

Penyesuaian Diri, Penundaan Akademik, Pesantren

Sumber

Zakiyah, N., Hidayati, F. N. R., & Setyawan, I. (2010). Hubungan antara penyesuaian diri dengan prokrastinasi akademik siswa sekolah berasrama SMP N 3 Peterongan Jombang. Jurnal Psikologi Undip, 8(2). 

Perma- salahan

·         SMP N 3 sedang menghadapi perubahan yang serempak dalam diri dan lingkungannya mengalami masalah tersendiri untuk mengikuti jadwal kegiatan yang sangat padat dibandingkan saat siswa masih berada dirumah. Keadaan yang telah diatur dari mulai situasi hingga jadwal kegiatan di asrama dibuat demi kepentingan siswa namun membawa permasalahan tersendiri bagi siswa SMP N 3, diasrama tinggal dengan fasilitas yang berbeda dengan di rumah, siswa SMP 3 diwajibkan mengikuti kegiatan-kegiatan yang berbeda dengan kegiatan sekolah, diasrama siswa mendapatkan pendidikan keagamaan lebih banyak dibandingkan dengan sekolah biasa. Siswa dituntut agar dapat membagi waktu antara belajar materi di sekolah dan asrama dengan suasana yang sangat berbeda dengan dirumah. Siswa SMP N 3 tinggal dengan teman-temannya dalam satu kamar yang berjumlah kurang lebih 20 orang dengan suasana dan situasi yang tidak begitu kondusif untuk belajar. Mereka harus pintar mencari waktu dan tempat sendiri untuk belajar. SMP N 3 menjadi kurang termotivasi untuk belajar atau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, salah satu siswa mengaku terlalu lelah dengan aktivitas diluar sekolah, beberapa siswa mengaku karena banyaknya tugas yang harus diselesaikan membuat siswa merasa memiliki waktu yang sangat terbatas untuk mengerjakan tugas dan sebagian lagi sering remidi karena nilai ujian harian kurang karena sulitnya menemukan keadaan yang kondusif untuk belajar. Keadaan tersebut membutuhkan kemampuan menyesuaikan diri yang baik agar tidak timbul masalah-masalah saat menghadapi perkembangan di asrama.

Tujuan penelitian

·         Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penyesuaian diri dengan prokrastinasi akademik pada siswa SMP N 3 Jombang.

 

Isi

·         Salah satu alternatif pendidikan yang diajukan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah pesantren yang berlokasi di pondok pesantren. Santri pesantren dihadapkan pada situasi yang sangat berbeda dengan di rumah. Padatnya aktivitas membuat para siswa harus bisa membagi waktu untuk sekolah, kos dan kegiatan lainnya. Kelebihan kapasitas di rumah kos memungkinkan untuk menimbulkan situasi pengawasan yang rendah. Kondisi tersebut memungkinkan siswa rentan terhadap perilaku prokrastinasi, khususnya dalam bidang akademik. Prokrastinasi akademik merupakan kebiasaan yang dapat menimbulkan berbagai akibat negatif, seperti pemborosan waktu dan pengabaian tugas sekolah.

Metode

·         Penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling.

 

·         Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala penyesuaian diri dengan dan skala prokrastinasi akademik. Kedua skala tersebut disusun dengan skala mode Likert dan statistik analisisnya

·         menggunakan program komputer SPSS versi 16.0.

Hasil

·         Hubungan yang negatif mengindikasikan bahwa semakin tinggi penyesuaian diri, maka semakin rendah kecenderungan melakukan prokrastinasi akademik. Sebaliknya semakin rendah penyesuaian diri siswa, maka kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi akademik semakin tinggi.

Dikusi

·         SMPN 3 Peterongan adalah SMP N yang memiliki ciri khas sendiri karena merupakan SMP N yang berstandart internasional namun berada dibawah naungan pondok pesantren

·         SMP N 3 memiliki kurikulum yang memadukan kurikulum pendidikan nasional dan kurikulum kepondokan, ditambah lagi kegiatan ekstrakurikuler yang ada disekolah, siswa SMP N 3 juga tinggal di asrama yang disediakan oleh pondok pesantren. Siswa juga harus mematuhi semua peraturan yang ada, bukan hanya peraturan dari sekolah tetapi juga peraturan asrama dan pondok pesantren.

·         Keadaan yang telah diatur dari mulai situasi asrama hingga jadwal kegiatan di asrama dibuat demi kepentingan siswa namun membawa permasalahan tersendiri bagi siswa SMP N 3, siswa diasrama tinggal dengan fasilitas yang berbeda dengan di rumah, siswa SMP N 3 diwajibkan mengikuti kegiatankegiatan asrama yang berbeda dengan kegiatan sekolah, diasrama siswa mendapatkan pendidikan keagamaan lebih banyak dibandingkan dengan sekolah biasa.

·         Keadaan tersebut membuat beberapa siswa SMP N 3 menjadi kurang termotivasi untuk belajar atau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, salah satu siswa mengaku terlalu lelah dengan aktivitas diluar sekolah, beberapa siswa mengaku karena banyaknya tugas yang harus diselesaikan membuat siswa merasa memiliki waktu yang sangat terbatas untuk mengerjakan tugas dan sebagian lagi sering remidi karena nilai ujian harian kurang karena sulitnya menemukan keadaan yang kondusif untuk belajar.

·         Santrock (2003, h. 286) berpendapat bahwa sekolah yang besar, terutama yang mempunyai siswa lebih dari 500-1000 orang murid, kemungkinan tidak menyediakan iklim personal yang memungkinkan sistem kontrol sosial yang efektif.

·         Istilah prokastinasi pertama kali digunakan oleh Brown dan Holtzman (Manual Surveys of Study Habits and Attitude, 1967), Istilah prokrastinasi digunakan untuk menggambarkan sesuatu kecenderungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan sehingga seseorang gagal menyelesaikan tugas-tugas tersebut tepat pada waktunya (Wie, 2008).

·         (Ferrari, 1995, h. 77) mendefinisikan prokrastinasi sebagai suatu penundaan yang sengaja dilakukan pada tugas penting, dilakukan berulang-ulang secara sengaja dan menimbulkan perasaaan tidak nyaman secara subjektif.

·         Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya perilaku prokrastinasi akademik, Ferrari (1995, h.34-45) menyebutkan beberapa faktor yangmempengaruhi prokrastinasi akademik, pertama faktor internal yaitu faktor dalam diri individu yang turut membentuk perilaku prokrastinasi, meliputi faktor fisik seperti kondisi fisiologis seseorang yang mendorong kearah prokrastinasi seperti kelelahan dan faktor psikologis seseorang yang meliputi tipe kepribadian dan motivasi, semakin tinggi motivasi intrinsik yang dimiliki individu ketika menghadapi suatu tugas, akan semakin rendah kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi. Kedua faktor eksternal meliputi banyaknya tugas yang menuntut penyelesaian pada waktu yang hampir bersamaan, kondisi lingkungan dan pengasuhan otoriter ayah.

·         Kondisi lingkungan yang kondusif untuk melakukan prokrastinasi terjadi pada lingkungan yang rendah dalam pengawasan. Apabila tidak diawasi seseorang mungkin telah merencanakan untuk mulai mengerjakan tugas pada waktu yang ditentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya tiba tidak dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sehingga menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan dalam menyelesaikan tugas (Bijou dkk, dikutip Ferrari, 1995, h.32).

·         Di rumah siswa tidak lepas dari pengawasan orang tua, kapan mereka harus belajar dan bermain, namun di asrama siswa sama sekali tidak diawasi secara fokus oleh pengasuh asrama karena banyaknya siswa.

 

0 komentar:

Posting Komentar