Selasa, 25 April 2023

Meringkas Jurnal II

                                             Tugas Mata Kuliah Teknik Penyusunan Skripsi

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A

Rahayu (20310410061)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Topik

Alexithymia, Agresivitas, Remaja

Sumber

Siti Nurfitria & Iin Inayatul Machsunah. (2019). Keterkaitan Alexithymia dengan Perilaku Agresif pada Remaja Laki-Laki. June | Volume xx | Issue xx.

Permasalahan

Permasalahan pada penelitian ini adalah berkaitan dengan penelitian terlebih dahulu mengenai agresi merupakan bentuk luapan emosi negatif yang tidak dapat dikontrol, seperti rasa frustrasi dan amarah disertai rasa tidak suka yang kuat. Akan tetapi, penelitian selanjutnya menyatakan adanya masalah dalam fungsi emosional juga dapat menyebabkan munculnya agresivitas, seperti rendahnya kesadaran emosi.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Jannah (2018) terhadap remaja awal di SMPN A Surabaya dapat diketahui bahwa, terdapat 88% remaja yang pernah melakukan perilaku mengumpat, 68% pernah memaki, 86% pernah menghina, 62% pernah mengancam, 92% pernah mengejek, 76% pernah memukul, 66% pernah berkelahi, 46% pernah merusak barang saat marah, 90% pernah bermusuhan, 84% mudah marah. Dari hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMPN A Surabaya tersebut menunjukkan bahwa remaja cenderung rentan melakukan perilaku agresif.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ialah untuk menguji hubungan antara alexithymia dan agresivitas pada remaja sehingga tipe penelitian yang digunakan adalah menggunakan kajian teoritis atau dengan membandingkan dengan penelitian terlebih dahulu .

Isi

·         Berkowitz mendefinisikan agresi sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang baik secara fisik maupun mental Sobur(2013). Secara umum agresi menurut Sarason dapat diartikan sebagai suatu serangan yang dilakukan oleh suatu organisme terhadap organisme lain, obyek lain atau bahkan pada dirinya sendiri.

·         Perilaku agresif erat kaitannya dengan tindakan diluar kontrol diri manusia. Individu bisa saja tiba-tiba memberikan respon negatif atas sebuah stimulus kejadian yang menimpanya tanpa berpikir akibat yang akan ditimbulkan. Hal ini dijelaskan dalam Susantyo (2016) menyatakan, perilaku agresif bisa juga diartikan sebagai luapan emosi atas reaksi terhadap kegagalan individu yang ditunjukkan dalam bentuk “perusakan” terhadap orang atau benda dengan disertai unsur kesengajaan yang bisa diekspresikan melalui kata-kata (verbal) dan perilaku nonverbal.

·         Berdasarkan penelitian Konrath et al. (2012) orang dengan level alexithymia tinggi tidak memiliki kemampuan untuk menafsirkan perasaan mereka secara benar, namun mereka tidak membenarkan bahwa tenggapan perasaa itu salah sehingga meningkatkan kemarahan individu yang menjadikan mereka lebih agresif. Orang yang level alexithymia nya rendah, lebih selaras respon emosinal, tidak melihat mereka sebagai lebih agresif

Metode

·         Teknik pengumpulan data atau metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan kajian teoritis dan melanjutkan dari penelitian terlebih dahulu yang menggunakan metode penelitian kuesioner, oleh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai topik atau judul penelitian ini.

Hasil

Berdasarkan kajian teoritis di atas terdapat keterkaitan antara alexithymia dengan perilaku agresif pada remaja laki-laki. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara alexithymia dengan perilaku agresif pada remaja laki-laki. Sosialisasi mengenai alexithymia dibutuhkan oleh guru dan orang tua sehingga nantinya siswa dengan perilaku agresif yang ternyata mempunyai level alexithymia tinggi tidak terlambat untuk mendapat bantuan profesional.

Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Teten et al.(2008) yang membahas keterkaitan antara empati dan alexithymia dengan agresi impulsif. Penelitian ini menggabungkan penelitian neurobiologis dengan faktor bahasa sebagai emulasi agresi. Hasil penelitian secara kuantitatif menunjukkan adanya hubungan positif yang menujukkan bahwa empati dikaitkan dengan agresif verbal secara umum dan alexithymia dikaitkan dengan agresi impulsif sehingga alexithymia dalam agresi impulsif memiliki implikasi sebagai etiologi, pencegahan dan pengobatan. Hasil tes tersebut membenarkan hipotesis bahwa proses emosional yang bergantung pada bahasa terlibat dalam pengembangan agresi impulsif. Hasil menunjukkan bahwa secara khusus, defisit dalam empati terkait dengan tingkat agresi verbal yang lebih tinggi dan alexithymia sebagai defisit kesadaran emosional dengan karakteristik pemrosesan emosional dan bahasa, secara unik di kaitkan dengan agresi impulsif.

0 komentar:

Posting Komentar