Psikologi Lingkungan
Essay Ujian Tengah
Semester
Oleh: Ahmad Ghozali
(19310410031)
Dosen pengampu: Dr.
Arundati Shinta, M.A.
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
![]() |
Image generated by AI |
Sampah
merupakan salah satu masalah lingkungan yang serius di Indonesia. Menurut data
dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2020,
Indonesia menghasilkan sekitar 67,8 juta ton sampah per tahun, dengan tingkat
penanganan sampah yang hanya mencapai 55,87% pada tahun tersebut (Rizaty, Juli 2021).
Keberadaan sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai
dampak negatif, terutama terkait dengan kebersihan dan kesehatan. Dari segi
kebersihan, tumpukan sampah yang tidak teratur dan tidak terkelola dapat
menciptakan lingkungan yang kotor dan berantakan. Sampah yang berserakan di
jalan-jalan, taman, dan tempat umum lainnya menciptakan pemandangan yang tidak
menyenangkan dan mengurangi kualitas visual lingkungan. Selain itu, limbah
organik yang terbuang dapat menghasilkan bau tidak sedap dan menjadi sarang
bagi serangga, tikus, dan hewan lainnya, yang berpotensi menyebarkan penyakit
(Fakihuddin, dkk., 2020)
Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk menyikapi sampah adalah dengan menerapkan
prinsip 3R (reuse, reduce, recycle), yaitu mengurangi produksi sampah,
menggunakan kembali barang-barang layak pakai, dan mendaur ulang sampah.
Prinsip 3R ini dapat membantu menghemat sumber daya alam, mengurangi biaya
pengelolaan sampah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Erikania,
Desember 2017). Namun, untuk menerapkan prinsip 3R ini, diperlukan perubahan perilaku
dari masyarakat yang didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya
pengelolaan sampah yang baik.
Perilaku
adalah tindakan atau reaksi yang ditunjukkan oleh individu atau kelompok
terhadap suatu rangsangan atau situasi (Notoatmojo, 2010). Perilaku dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor
internal yang berpengaruh adalah persepsi. Persepsi adalah proses mental yang
melibatkan pengenalan, interpretasi, dan pemaknaan terhadap informasi sensorik
yang diterima oleh individu (Walgito, 2004). Persepsi dapat membentuk sikap dan
keyakinan individu terhadap suatu objek atau fenomena.
Hubungan
antara persepsi dengan perilaku orang-orang yang berkenaan dengan sampah dapat
dianalisis dengan menggunakan teori perilaku terencana (theory of planned
behavior/TPB) yang dikemukakan oleh Ajzen (1991). Teori ini menyatakan
bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh niatnya untuk melakukan perilaku
tersebut. Niat ini dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu sikap terhadap perilaku
(attitude toward behavior), norma subjektif (subjective norm),
dan persepsi kontrol perilaku (perceived behavioral control). Sikap
terhadap perilaku adalah evaluasi positif atau negatif seseorang terhadap
melakukan perilaku tersebut. Norma subjektif adalah tekanan sosial yang
dirasakan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tersebut.
Persepsi kontrol perilaku adalah keyakinan seseorang tentang kemampuan dan
kendalinya untuk melakukan perilaku tersebut (Ajizen, 1991).
Dengan
menggunakan teori ini, dapat dikatakan bahwa orang-orang yang memiliki persepsi
positif terhadap pengelolaan sampah dengan prinsip 3R akan cenderung memiliki
sikap positif terhadap perilaku tersebut. Mereka akan merasa bahwa pengelolaan
sampah dengan prinsip 3R adalah hal yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri
dan lingkungan. Mereka juga akan merasa bahwa pengelolaan sampah dengan prinsip
3R adalah hal yang diharapkan dan didukung oleh orang-orang di sekitarnya.
Selain itu, mereka akan merasa bahwa mereka memiliki kemampuan dan sumber daya
untuk melakukan pengelolaan sampah dengan prinsip 3R. Hal ini akan meningkatkan
niat untuk melakukan perilaku tersebut, dan akhirnya mempengaruhi perilaku
mereka secara langsung.
Sebaliknya,
orang-orang yang memiliki persepsi negatif terhadap pengelolaan sampah dengan
prinsip 3R akan cenderung memiliki sikap negatif terhadap perilaku tersebut.
Mereka akan merasa bahwa pengelolaan sampah dengan prinsip 3R adalah hal yang
tidak penting dan merepotkan. Selain itu, mereka akan merasa bahwa mereka tidak
memiliki kemampuan dan sumber daya untuk melakukan pengelolaan sampah dengan
prinsip 3R. Hal ini akan menurunkan niat mereka untuk melakukan perilaku
tersebut, dan akhirnya akan mempengaruhi perilaku mereka secara langsung.
Daftar Pustaka
Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational
Behavior and Human Decision Processes, 50(2), 179-211. https://doi.org/10.1016/0749-5978(91)90020-T
Erikania, J. (2017, Desember 12). 10 Alasan mengapa kita
harus lakukan reduce, recycle & reuse. National Geographic Indonesia. https://nationalgeographic.grid.id/read/13308950/10-alasan-mengapa-kita-harus-lakukan-reduce-recycle-reuse-3?page=all
Fakihuddin, F., Suhariyanto, T. T., & Faishal, M. (2020).
Analisis dampak lingkungan dan persepsi masyarakat terhadap industri peternakan
ayam (studi kasus pada peternakan di Jawa Tengah). Jurnal Teknik Industri,
10(2), 191–199. https://doi.org/10.25105/jti.v10i2.8403
Notoatmodjo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Rineka
Cipta.
Rizaty, M. A. (2021, Juli 29). Mayoritas sampah nasional
dari aktivitas rumah tangga pada 2020. Databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/07/29/mayoritas-sampah-nasional-dari-aktivitas-rumah-tangga-pada-2020#:~:text=Indonesia%20menghasilkan%2067%2C8%20juta,9%25%20sampah%20berasal%20dari%20kawasan.
Walgito. (2004). Pengantar psikologis umum. Penerbit
Andi.
0 komentar:
Posting Komentar